Menu

Manusia adalah mahluk sosial. Oleh karena itu manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya. Setinggi apapun kedudukan kita, tetap saja memerlukan sahabat.

Seorang suami bagaimanapun akan mendengarkan pendapat istrinya dalam menentukan sesuatu. Seorang direktur tetap meneliti pandangan para staf sebelum mengambil kebijakan.

Tidak terkecuali komandan peperangan masih membutuhkan prediksi para panglima saat mengatur strategi. Karena manusia memang mahluk sosial, tak ada yang mampu untuk bertindak sendiri. 

Jika memang ada seseorang yang mumpuni dan sanggup bersikap One Man Show, maka satu-satunya yang pantas demikian adalah Rasulullah, manusia terbaik di alam ini. 

Kenyataannya, Allah tetap mengajarkan kepada Sang Rasul agar senantiasa menyimak pandangan para sahabat dalam menentukan suatu sikap.

Bukan karena Rasulullah tidak mampu mengambil keputusan sendiri, melainkan sebagai pelajaran bagi kita bahwa seorang pemimpin mau tidak mau akan dipengaruhi para sahabat di sekitarnya. 

Simaklah sejarah, bagaimana Rasulullah menerima pendapat Sahabat Salman ketika perang Khandaq, mendengar masukan Sahabat Abu Bakar untuk perjanjian Hudaibiyah, mengikuti saran Sahabat Al-Hubbab bin Munzir dalam mengambil posko di Badar. 

Serta masih banyak lagi contoh bahwa Rasulullah meski seorang Nabi sekalipun akan dipengaruhi oleh pendapat sahabat-sahabatnya. 

Oleh karena itu, sebagai muslim kita jangan melupakan pendidikan dari Rasulullah ini, bahwa seorang pemimpin tergantung siapa sahabatnya. 

Masih ada waktu beberapa bulan lagi sampai kita memilih pemimpin negeri ini. Mari manfaatkan untuk mempelajari dengan detail siapa para sahabat di sekitar masing-masing calon presiden tersebut, karena setiap pemimpin akan dipengaruhi oleh pendapat sahabat-sahabatnya. 
0

Betulkah apa yang sering kita dengar bahwa ada harga ada kualitas? Sepertinya benar. Sekarang saya sedang membuktikannya sendiri. Jam weker saya mati! 

Meski belum terlalu lama saya beli, tapi sekarang tidak berfungsi lagi. Saya coba ganti baterai tetap tidak bisa. Jarumnya tidak bergerak dari angka sebelas sejak kemarin. Maklum, saya membeli yang harganya murah. Ada harga ada kualitas.

Melihat keadaan jam saya, jadi teringat sebuah peribahasa bijak yang mengatakan, "Jam rusak sekalipun tetap menunjukkan waktu yang benar dua kali sehari."

Even a broken clock is right twice a day.

Ini juga saya membuktikannya sendiri. Meskipun jam weker saya mati, tetap saja jarumnya menunjuk waktu yang tepat setiap pukul sebelas pagi dan sebelas malam. Betul kan? 

Sebenarnya peribahasa itu justru bukan bermaksud kepada jam, melainkan kepada orang-orang di sekitar kita. Bisa saja kita mengenal orang yang perbuatannya tidak menyenangkan. Atau orang yang selalu saja berbuat kesalahan. 

Maka ingatlah, bahwa sesalah-salahnya orang lain, pasti masih ada hal-hal benar yang mereka lakukan. Tak ada manusia yang seratus persen terus benar. Jangankan manusia, jam rusak saja masih ada benarnya. 

Dengan demikian kita akan lebih bijaksana, dan akan semakin adil dalam menyikapi seseorang. 

Ada sedikit cerita tentang seorang petugas kebersihan yang wajahnya selalu cemberut. Ia tidak bisa membalas senyum orang lain, dan tak nyaman berbincang dengan siapapun. 

Kemudian orang itu pensiun dan digantikan dengan petugas baru yang ramah dan pandai berbasa-basi. Tetapi apa yang terjadi? Lambat laun sang petugas baru pun semakin kehilangan senyumnya. 

Tahulah kami, bahwa bekerja di bidang kebersihan mungkin demikian imbasnya bagi beberapa orang. Setiap hari bergumul dengan bau tidak sedap, serta bergelut dengan limbah rumah tangga.

Wajar saja jika mereka tidak bisa bersikap riang sebagaimana karyawan yang kantornya dilengkapi AC nan dingin dan wangi. 

Jadi, yang kita perlukan adalah berusaha lebih jauh lagi mencari tahu alasan terbaik dari sikap orang lain yang kurang baik, insya Allah hidup kita akan semakin positif. 

Hiduplah dengan penuh makna. Jangan biarkan perbuatan tidak patut dari orang lain jadi menghabiskan usia kita sia-sia. 
0

Bagaimana kabarnya sahabat Yudi's Blog? Masih bakar-bakar sate sore ini? Hehehe. Idul Adha memang tidak lepas dari pelaksanaan kurban. Hampir setiap keluarga pada hari ini menikmati lezatnya daging kambing atau gurihnya daging sapi.

Al-Qur’an menyebutkan bahwa kurban adalah amal ibadah yang dilakukan setiap umat, bahkan sejak zaman Nabi Adam, sebagaimana tersebut dalam Al-Maidah ayat 27.

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka dan tidak diterima dari yang lain. Ia berkata (Qabil), "Aku pasti membunuhmu!". Ia menjawab (Habil), "Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang yang bertakwa."

Rupanya saat itu Allah secara langsung memperlihatkan tanda-tandaNya tentang kurban mana yang diterima. Anehnya, Qabil yang kurbannya tidak diterima justru marah dan mengancam saudaranya. 

Demikianlah sifat dari para pecundang, saat mendapat kekalahan bukannya berusaha memperbaiki diri, justru berpikir untuk menghabisi saja orang-orang yang lebih baik, sehingga akhirnya hanya mereka yang tersisa dan keluar sebagai pemenang. 

Seperti yang dikatakan orang-orang barat, "In the war of ego, The Loser always wins." Jika bersaing demi ego, maka para pecundang yang harus selalu menang. 

Oleh sebab itu, sebagai seorang mukmin pertama kali harus berusaha mengubur ego kita masing-masing terlebih dulu, untuk tampil sebagai pemenang. 

Ketika bersaing dalam hal apapun di dunia ini, kita tidak perlu memiliki hasrat untuk dipuji orang lain, dan dilihat sebagai yang terbaik di mata orang lain, karena justru ego seperti inilah yang menghalangi kemenangan kita. 

Seorang mukmin harusnya berpikir untuk membahagiakan orang lain. Bukankah kurban dilakukan untuk berbagi kebahagiaan kepada saudara-saudara kita?

Inilah spirit sebenarnya yang diajarkan dalam ibadah kurban, bahwa seorang pemenang di kehidupan ini akan lahir dari mereka yang berjiwa melayani dan memuliakan saudaranya. 
0

Merdeka...!!!

Salam kemerdekaan bagi saudara semua. Pada hari proklamasi ini, mari kita mengenang kembali para pahlawan nasional yang telah berjuang di tanah air.

Bung Tomo, Bung Karno, Ki Hajar Dewantara, dan Abdul Muis. Apa perbedaan keempat ksatria bangsa di atas? Mereka masing-masing berbeda dalam jalan, tetapi satu dalam tujuan.

Bung Tomo mengusung senjata, Bung Karno menyelami politik, Ki Hajar Dewantara mendirikan sekolah, dan Abdul Muis mengangkat pena.

Tiga yang pertama sering kita dengar sejarahnya, mari saya ceritakan yang terakhir, di mana namanya diabadikan menjadi nama jalan pada beberapa kota di Indonesia. 

Abdul Muis awalnya bekerja sebagai wartawan dari satu media ke media lain silih berganti, hingga akhirnya ia menjadi pimpinan redaksi sebuah surat kabar bernama Kaoem Moeda.

Tulisan-tulisan beliau tajam dalam mengkritik dan menentang para penjajah, yang menyebabkan beliau dipenjara, kemudian diasingkan ke kota-kota terpencil oleh Belanda. 

Meski begitu semangat beliau pantang surut, pengasingan tetap dimanfaatkannya untuk menulis. Termasuk sebuah novel berjudul Salah Asuhan juga ia hasilkan dalam rangka pemberontakannya terhadap penjajah. 

Abdul Muis dikenal sebagai pahlawan nasional yang melawan Belanda dengan pena. Ia telah membuktikan bahwa tidak ada alasan untuk berhenti berjuang. 

Pena Abdul Muis adalah simbol dari pilihan jalan yang ditempuh seorang pahlawan. Pena itu di tangan Bung Tomo menjadi senjata. Pena itu digenggam Bung Karno menjadi politik. Pena itu dikendalikan Ki Hajar Dewantara menjadi sekolah. 

Apapun bentuknya, setiap pahlawan memiliki pena mereka masing-masing. Kini tiba giliran kita melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa. Dengan pena apa kita akan mensyukuri nikmat kemerdekaan ini? 
0


Dear Sahabatku.....

Senang rasanya mendengar kabarmu baik selalu. Kapan terakhir kita berdiskusi? Rasanya sudah lama sekali. Hari ini akhirnya aku bisa menyapa kembali, teriring jawaban atas pertanyaan darimu.

Engkau bertanya bagaimana pendapatku jika orang seperti dirimu ingin merencanakan memberi nasihat secara rutin melalui media sosial?

Tentu hal itu bagus sekali! Memangnya apa yang salah dengan diri kita? Semua orang memiliki hak yang sama untuk saling menasihati. Bukankah agama adalah nasihat seperti sabda Nabi?

Engkau tidak perlu menunggu sempurna untuk memulai, melainkan justru sesuatu tidak akan pernah sempurna jika tak kunjung dimulai.

Hanya saja, tujukan nasihat itu untuk dirimu sendiri, bukan untuk orang lain. Dahulu ulama soleh berkata, "Jika kami menganggap nasihat kami yang telah memperbaiki orang lain, sungguh kami takut anggapan ini menyebabkan kami dibangkitkan bersama Fir'aun kelak."

Maka belajarlah mengubah kalimatmu. Tak ada orang yang suka dinasehati. Daripada memerintahkan orang untuk menahan marah, lebih baik engkau ceritakan ketika kau telah meluapkan marah yang meledak-ledak dan ternyata hal tersebut berbuah penyesalan.

Alih-alih kau melarang orang untuk berkata kasar di medsos, lebih baik engkau ceritakan bahwa dirimu juga masih belajar untuk memperbaiki ucapan dan tutur kata, karena engkau terpesona dengan orang-orang terpuji yang kau temui. 

Dengan begini orang tidak merasa dinasehati, padahal tanpa disadari engkau telah menyampaikan sebuah nasehat. Jadi sekali lagi, jangan menggurui.

Satu-satunya sekolah di mana jumlah guru lebih banyak dari jumlah muridnya adalah di Facebook. Oleh karena itu jangan ditambah lagi dengan dirimu.

Ketika nasihat itu tertuju kepada diri kita sendiri, maka engkau tak akan gelisah dengan jumlah follower, berapa like yang kau dapat, atau komentar dari orang lain. 

Hati-hatilah kecondongan kepada jumlah follower dengan mudah menghanguskan pahalamu semudah api yang menghanguskan kayu bakar. 

Dikisahkan sekelompok murid sedang memuji majelis pengajian tertentu dan meremehkan majelis pengajian yang lain. Lalu guru mereka datang dan menegur perbuatan itu, 

"Janganlah kalian memuji berlebihan majelis yang ramai jamaahnya, dan jangan pula meremehkan majelis yang sepi jamaahnya! Karena kita tak tahu mana yang lebih diridhai oleh Allah di antara keduanya." 

Nah, hendaknya kisah ini engkau renungkan, agar dirimu tak merasa risau. Sebab kita tidak tahu keridhaan Allah ada pada jumlah follower yang banyak atau yang sedikit. 

Nabi Nuh tak pernah mengeluhkan jumlah umatnya yang ikut ke atas perahu. Nabi Musa juga tak pernah menghitung-hitung berapa banyak orang yang berjuang bersama dirinya ketika dikejar bala tentara Fir'aun. Lalu apa yang kau gundahkan? 

Terakhir, hendaknya engkau senantiasa lapar akan ilmu. Jangan berhenti belajar. Sebab jika pengetahuan kita diam di tempat artinya kita sedang berjalan mundur.

Coba perhatikan saat engkau sedang di atas kereta api, kelihatannya pohon-pohon di pinggir jalan sedang berjalan mundur bukan? Padahal pohon tersebut hanya diam di tempat, efek seperti itu disebabkan kereta apinya saja yang sedang melaju cepat.

Begitulah jika kita diam, maka jadilah kita seperti pohon itu yang berjalan mundur, karena orang-orang selain kita justru sedang melaju cepat. Jadilah selalu muslim pembelajar, jangan diam.

Jangan lupa perkaya dirimu dengan teknik menulis yang berkualitas. Karena tulisanmu menunjukkan siapa dirimu.

Demikianlah jawabanku, tetaplah semangat untuk menghidupkan media sosial di negeri kita sebagai media positif. Sebab jika orang-orang baik seperti dirimu tidak aktif di medsos, maka akan banyak orang kurang baik yang nanti meramaikannya.
0

Looping adalah istilah yang populer di kalangan programer. Bukan programer kalau tidak akrab dengan istilah looping. Karena hampir setiap program aplikasi komputer selalu menggunakan script looping. 

Looping artinya perulangan. Programer menggunakan perintah "Do while... Loop" kepada mesin komputer untuk melakukan suatu proses tertentu secara berulang-ulang, di mana dijelaskan kapan harus dimulai dan bilamana harus berakhir. Looping ini sebenarnya proses berpikir yang biasa dilakukan oleh manusia dalam hidup sehari-hari, namun programer menerjemahkannya ke dalam bahasa yang bisa dimengerti oleh mesin komputer. Karena komputer itu bodoh, maka perintah-perintah itu harus jelas, terperinci, terstruktur dan sistematis. Jika tidak demikian, maka komputer tidak akan dapat mengerti perintah manusia. 

Bandingkan dengan seorang anak, ketika orang tuanya berkata, "Kerjakan PR mu !" si anak mengerti, bahwa PR yang harus dikerjakannya adalah "Semua PR yang telah diberikan gurunya di sekolah" dan tidak hanya satu nomor saja, melainkan semua nomor soal harus dia jawab sampai tuntas. anak dapat mengerti suatu perintah dengan benar, walaupun perintah itu kurang jelas, kurang terperinci, tidak terstruktur dan kurang sistemamis. Beda dengan komputer, ketika kita memerintah mereka, "kerjakan tugasmu !", maka komputer tidak dapat mengerjakan apapun, kecuali setelah jelas tugasnya apa, kapan mulainya, bagaimana hal itu diakhiri, berapa kali harus dikerjakan, dan bagaimaan cara mengerjakannya. Sebenarnya tak ada yang dimengerti oleh komputer, kecuali perintah 1 dan 0, true or false, benar atau salah. itu saja. Namun kelihatannya, terkadang komputer lebih pintar dari manusia. Ada hal-hal yang tidak mampu dilakuakn manusia, tetapi dapat dikerjakan oleh komputer. Bahkan sekarang ada yang namanya smartphone, yaitu HP pintar, hp yang sistemnya telah dikomputerisasi secara lebih canggih. Tapi sebenarnya yang pintar itu adalah pembuatnya, yang mampu menyusun serpihan-serpihan logam sedemikian rupa, sehingga dapat menerima sinyal listrik positif dan negatif, yang kemudian ditafsirkan menjadi 1 dan 0, dan akhirnya bisa menerima instruksi manusia melalui kode-kode tertentu. 

Komputer diciptakan untuk meniru kemampuan berpikir manusia, dan kemudian membantu manusia dalam mengembangkan kemampuannya berpikir, sehingga muncul istilah yang disebut "kecerdasan buatan", sampai-sampai akhirnya "mesin cerdas" buatan manusia tadi terlihat lebih cerdas dari penciptanya. Ketika sekarang kita mencoba untuk belajar bagaimana komputer berpikir, itu sebenarnya kita sedang mempelajari bagaimana penciptanya, manusia cerdas itu berpikir, di mana kita sebagai manusia juga tentu memiliki potensi kecerdasan yang sama dengan si pencipta komputer. 

Salah satu metoda berpikir komputer adalah looping. Dan itu adalah hasil dari  meniru pola berpikir manusia. Dan kemudian kita dapat belajar filsafat dari proses looping tersebut. 

Dalam hidup ini, semua orang melakukan proses pemikiran yang berulang-ulang. Itu namanya looping. Namun proses pemikiran yang berulang tadi ada yang bersifat membebaskan batin, dan ada juga yang sebaliknya bersifat memenjarakan batin. Proses perulangan pikiran yang memenjaran itu didasari oleh kemelekatan, kebodohan, dan cinta dunia. Sedangkan proses yang membebaskan itu didasari oleh kebijaksanaan dan pengetahuan. Karena itu, perulangan-perulangan pikiran harus ditujukan untuk melihat pengetahuan baru, sebagai jalan untuk mencapai kebebasan.

Agar melihat pengetahuan batiniyah, pikiran harus tenang. Pikiran yang gelisah atau melekat pada sesuatu, ia tidak dapat melihat pengetahuan dengan benar. Seperti kolam yang airnya berguncang, sehingga airnya keruh dan mata yang memandang tidak dapat melihat objek-objek yang ada di dasar kolam. Karena itu dikatakan "pikiran yang terhalang dari pengetahuan". Sedangkan pikiran yang tenang, adalah pikiran yang selalu melihat pengetahuan. Kemanapun memandang, dia akan melihat pengetahuan di situ. Seperti kolam yang airnya tenang, segala kotoran mengendap. Airpun jernih. Sehingga mata yang memandang, dapat melihat objek-objek yang ada di dasar kolam tersebut dengan jelas. 

Pikiran yang melekat pada sesuatu, membuat pikiran itu selalu ingin mengamati sesuatu itu dengan rasa suka atau benci. Rasa suka atau benci tersebut terus menerus oleh diciptakan pikiran yang melekat pada objek. Seperti seorang pemuda yang terus menerus memandangi foto seorang gadis. yang dia lihat adalah kecantikan, keindahan, dan hal menyenangkan, bukan pengetahuan. Tiada bosan-bosannya wajah cantik dia pandang. Pikirannya berhenti pada objek wajah cantik. Pemuda mengamati mulai dari raut wajah soerang Gadis, bentuk hidungnya, bibirnya, rambutnya, matanya. Setelah mengamati semua itu, dia ingin kembali mengamati hidungnya, bibirnya, rambutnya, dan begitu terus berulang. Menurut istilah programmer itu namanya looping. 

Kalau dalam bahasa pemrograman, begini menulisnya :

Do while rasa suka > 70 %
   mengamati ..
            wajahnya
            hidungnya
             bibirnya
            dagunya
            matanya
             rambutnya
Loop

Terjemah :
Do while = lakukan selama....
(rasa suka > 70 % ) = suka banget
Loop = ulangi lagi prosesnya dari awal !

Terus berulang dan tidak akan berhenti selama "rasa suka" masih kuat. Karena itu jumlah pengulangannya bisa 10 kali, 100 kali, atau 1000 kali. Dengan demikian, selama pengulangan itu berlangsung, pengamat tidak dapat menemukan pengetahuan baru. Celakanya, jika dia dengan sadar atau tanpa sadar terus menerus mempertahnkan rasa suka tadi, tidak membiarkan rasa sukanya lenyap dan berlalu, maka dia akan berputar-putar lebih lama lagi dalam lingkaran yang sama. 

Bagaimana kalau jumlah pengulangannya 1.000.000 ? tentu loopingnya akan lebih lama. Tapi dengan menggunakan "pengetahuan baru" sebagai target, setidaknya orang akan terbebaskan dari sifat melekat. Dan terakhir, orang harus dapat membebaskan diri dari kemelekatan terhadap pengetahuan itu sendiri dengan menurunkan target pengetahuan. Ada kriteria yang harus menghentikan pikiran manusia dari "mencari pengetahuan". Jika tidak, maka sama seperti nasib pemuda yang melekati kecantikan gadis, looping tak berujung. 

Jarang ada pemuda yang rasa sukanya tak pudar. Secantik-cantiknya gadis, jika fotonya dipandang terus menerus, tentu membosankan juga. Akan tetapi, jarang bukan berarti tak ada. Bahkan ada orang yang sampai meninggal, karena tak dapat berhenti memandangi foto seseorang. Ada juga orang yang menjadi gila karena wanita, atau wanita gila karena pria. Karena cintanya tak bertepi, pikirannya looping tak berujung. Dia tidak memandangi fotonya secara terus menerus, tetapi bayangan kecantikan sang gadis, tak bisa lepas dari ingatannya. Karena itu si pria tertawa sambil menangis. Programer juga seperti itu, bila tak sengaja membuat looping yang tak berujung, terkadang dia tertawa sambil menangis. Coba tanya aja pada para programer, betul apa benar ? Walaupun begitu, programer tidak gila. Karena yang error hanya komputer. istilahnya hank. Komputer jadi gak bisa dioperasikan. Direset juga masalah terselesaikan. Sedangkan kalau error itu ada pada pikiran manusia, maka jadilah gila. Bagaimana cara meresetnya ? 

Bila terjadi loop tak berujung ketika mengeksekusi script program, kadang saya tertawa. Kenapa ? Karena mentertawakan kebodohan sendiri. Mulanya terkejut, karena proses tak kunjung berhenti. Lalu komputer jadi error. Lalu sadar, bahwa saya sendiri telah membuat script yang salah. Itu seperti dagelan yang dibuat oleh diri sendiri. makanya tertawa. Lalu jengkel, karena telah membuat script yang panjang dan lupa belum disave. akibatnya harus mengulangi pekerjaan dari awal.  Makanya menangis. Sekilas mirip orang gila, tertawa dan menangis sendiri karena looping. Tapi kalau programernya berdua, ya tertawa dan menangis berdua. ha...ha....

Adapun  orang gila yang gilanya karena tekanan mental, looping terjadi di dalam pikirannya. Dia tidak dapat menghentikannya. Karenanya badannya menjadi  panas, demam. Dia mengulang proses untuk menciptakan kesenangan di dalam pikirannya. Tujuan pengulangannya untuk menciptakan kesenangan. dan dasar untuk pengulangan juga kesenangan itu. Jadi, sebab dan tujuan berputar tiada henti. Berharap mendapatkan kesenangan, namun justru itu menyakiti dirinya. Semakin dia ciptakan kesenangan itu, dia semakin sakit. Lalu tiba-tiba dia sadar bahwa dia telah melakukan kebodohan dengan menjungkirbalikan pikirannya sendiri. Makanya dia tertawa, karena menertawakan kebodohan sendiri. Namun hal yang menyedihkan adalah dia tidak dapat melepaskan diri dari proses itu. Dia ingin lepas bebas dari keadaan yang menyiksa, namun dia juga ingin tetap di situ. Dia bingung dengan keinginnya sendiri yang kontradiksi, serta tidak dapat memecahkan keadaan yang membingungkan tersebut. Inilah orang gila, yang terjebak dalam kebingungan yang diciptakan oleh dirinya sendiri, karena kemelakatan yang mengakibatkan looping tak berujung dan error pada jiwa raganya.
0

Belajar dari kisah para Nabi dan Rasul, berdoa kepada Allah itu jangan tanggung-tanggung. Mintalah yang terbaik. 

Perhatikanlah Nabi Sulaiman saat berdoa kepada Allah, permintaannya tidak tanggung-tanggung. Sang Nabi meminta kerajaan terbaik di dunia seperti disebut dalam surat Shad ayat 35,

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Ia berkata, "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi."

Tetapi perlu diingat, bahwa saat itu Nabi Sulaiman tahu ilmunya. Langkah-langkah yang harus ditempuhnya sudah jelas tergambar dalam pikirannya. 

Jauh sebelum menjadi raja, Nabi Sulaiman diberi pilihan untuk memilih ilmu, harta, atau jabatan. Maka Sang Nabi memilih ilmu. (Hadist Riwayat Ad-Dailami dan Ibnu Asakir)

Jadi, meskipun Nabi Sulaiman meminta sesuatu yang tidak masuk akal, Beliau sudah membayangkan rencana yang masuk akal untuk menuju kepada impiannya itu. 

Tentu rencana-rencana yang akan ditempuhnya tidak mudah, oleh karena itu Beliau memohon pertolongan Allah untuk mencapai 'mimpi' tersebut. 

Demikianlah kita sebagai muslim dalam meneladani Baginda Nabi Sulaiman. Bermimpilah setinggi mungkin. Berdoalah dengan yang terbaik. Karena Allah Maha Pemberi. 

Setelah itu buatlah peta langkah demi langkah yang akan kita tempuh menuju kepada impian tersebut. Ingatlah bahwa bermimpi juga dengan ilmu. 

Kalau tidak punya gambaran apa yang harus kita lakukan menuju kepada 'mimpi' tersebut, itu namanya bermimpi tanpa ilmu.

Nabi Sulaiman telah menjadi sebaik-baik teladan bagi kita bahwa yang namanya impian itu boleh saja tidak masuk akal, tetapi rencananya harus tetap masuk akal. 
0