Menu

Stop Bullying - Safe School Zone

[SMA Rujukan SMA Negeri 1 Bojonegoro - Sekolah Aman, Ramah Lingkungan (Adiwiyata) dan Welas Asih]


(Sumber : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia)

Bullying adalah tindakan dimana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Ada banyak jenis bullying. Bisa menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan sebagainnya. Dalam bentuk verbal adalah menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar.

Faktor penyebab terjadinya kekerasan di sekolah :
  • Faktor psikologis
    Hyperaktif, konsentrasi terhadap masalah, agresivitas, inisiasi awal perilaku kekerasan, bentuk perilaku antisosial lain
  • Faktor keluarga
    Kriminalitas parental, penganiayaan terhadap anak, praktek manajemen keluarga yang kurang baik, keterlibatan parental yang kurang, perpisahaan anak dan orangtua.
  • Faktor sekolah
    Kegagalan akademik, komitmen yang rendah terhadap sekolah, bolos, dropout
  • Faktor teman sebaya
    Kelompok sebaya yang terlibat kenakalan remaja, gangster, faktor masyarakat dan lingkungan tetangga, kemiskinan, lingkungan yang sarat kriminalitas
  • Kekerasan di media
    Tayangan televisi yang menampilkan adegan kekerasan, film action dengan perkelahian, acara berita criminal.
Bullying yang banyak dilakukan disekolah umumnya mempunyai tiga karakteristik sebagai berikut :
  • Ada perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti korbannya
  • Tindakan itu dilakukan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan perasaan tertekan korban
  • Perilaku itu dilakukan secara berulang-ulang
Situasi sekolah yang mudah terdapat kasus bullying pada umunya yaitu sekolah dengan situasi sebagai berikut :
  • Sekolah yang umumnya terdapat perilaku diskriminatif baik di kalangan guru maupun siswa
  • Kurangnya pengawasan dan bimbingan etika dari para guru dan petugas sekolah
  • Terdapat kesenjangan besar antara siswa yang kaya dan miskin
  • Adanya pola kedisiplinan yang sangat kaku ataupun yang terlalu lemah
  • Bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten
Bentuk-bentuk bullying :
  1. Kontak fisik langsung
    Meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya, memukul, menampar, mendorong, menggigit, menarik rambut, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain, pelecehan seksual atau segala bentuk kekerasan yang menggunakan fisik.
  2. Kontak verbal langsung
    Mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, merendahkan, mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gossip, fitnah atau penggunaan kata-kata yang tidak baik untuk menyakiti orang lain, menghina, menyindir, meneriaki dengan kasar, memanggil dengan julukan, kecacatan dan ketidakmampuan, dll
  3. Perilaku non-verbal langsung
    Melihat dengan sinis, menjukurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam ; biasannya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
  4. Perilaku non-verbal tidak langsung
    Mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
  5. Cyber bullying
    Segala bentuk tindakan yang dapat menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik
Bullying berakibat negaitf pada korbannya. Dalam bentuk sebagai berikut :
  1. Mengalami kesakitan fisik dan psikologis
  2. Kepercayaan diri yang merosot
  3. Malu
  4. Trauma
  5. Merasa sendiri
  6. Serba salah
  7. Takut sekolah
  8. Korban mengasingkan diri dari sekolah
  9. Menderita ketakutan sosial
  10. Mempunyai kecenderungan ingin bunuh diri
Pencegahan tindakan bullying :
  • Membuat kebijakan anti bullying
  • Penataan lingkungan keluarga dan sekolah
  • Penataan kurikulum sekolah
  • Pembentukan kelompok kreativitas anak
  • Tidak melestarikan tradisi yang mendukung bullying
  • Jangan anggap remeh kasus bullying
  • Ajari anak untuk melindungi dirinya
  • Membina hubungan baik antara guru dan orangtua murid
  • Memperbanyak melakukan kegiatan bersama-sama untuk seluruh anak
Penanganan :
  • Membuat mekanisme penanganan bullying
  • Pemberian motivasi terhadap guru agar berani menangani pelaku
  • Menciptakan atmosfer kelas yang baik
  • Melakukan sosialisasi yang melibatkan pelaku
  • Melakukan pengawasan dan monitoring perilaku siswa diluar kelas
  • Evaluasi
Apa yang harus dilakukan sekolah :
  • Mengadakan program penyuluhan anti bullying di sekolah
    Pihak sekolah bisa mengadakan program penyuluhan bullying di sekolah sebagai bentuk pencegahan permasalahan di sekolah. Dengan mengadakan penyuluhan ini akan membuat para siswa tahu, jika dampak dari bullying ini sangat besar. Salah satu dampaknya adalah membuat siswa merasa trauma pada saat sekolah dan akan membuat pelaku bullying bersifat kasar saat meranjak dewasa.
  • Membuat peraturan dan tata tertib yang melibatkan anak dan dilaksanakan secara konsisten (misalnya penyambutan oleh kepala sekolah, beberapa guru dan beberapa wali murid setiap pagi di gerbang sekolah untuk menimbulkan kearkraban)
Apa yang harus dilakukan korban bullying :
  • Tetap percaya diri dan hadapi tindakan bullying dengan berani
  • Simpan semua bukti bullying untuk menjadi bahan laporan kepada orang terdekat, guru, dan orangtua
  • Berbicara dan laporkan jika dirasakan bully yang dilakukan sudah keterlaluan dan tidak dapat ditolerir lagi
  • Berbaurlah dengan teman teman yang membuat percaya diri dan bersikap positif
  • Tetap berfikir positif, bahwa tidak ada yang salah dengan diri kita, selama kita tidak merugikan orang lain
  • Tetap jadi diri sendiri dan lawan rasa takut dengan percaya diri.   
Apa yang harus dilakukan guru :
  • Membuat kedekatan dengan murid secara personal dan persuasif
  • Menjaga dan memperhatikan siswa dengan baik, selama ataupun di luar jam mengajar. Selain bertugas mengajar pada saat jam belajar, guru harus bisa melihat anak didiknya dengan baik dan tahu apa yang mereka lakukan.
  • Menegur secara langsung anak yang melakukan kekerasan/penindasan. Jika guru melihat anak didiknya melakukan kekerasan, secepatnya panggil anak tersebut untuk dinasehati atau diberikan hukuman yang tepat
  • Melakukan pendekatan dengan orang tua murid.
  • Jangan mengorek atau membahas masa lalu anak sebab akan mengingatkan kembali anak pada ingatan yang menyedihkan atau menakutkan.