Menu

Pendapat Subjektif

Apa yang dimaksud dengan pendapat subjektif itu adalah pendapat yang nilai benar-salahnya ditetapkan oleh subjek, yaitu pihak yang memberikan penilaian. Dengan kata lain, nilai benar-salahnya tidak ditentukan oleh parameter tertentu, kecuali keputusan dari subjek itu sendiri. Bila pun ada parameter yang digunakan, maka kondisi dari subjek itu sendirilah yang jadi parameter. 

Misalnya : 

Silahkan saudara secara bebas menetapkan sendiri, apakah proposisi tersebut bernilai benar atau salah, tanpa perlu ada suatu alasan apapun. Terserah kemauan saudara saja, apakah itu bernilai benar atau salah. Penetapan nilai seperti inilah yang dimaksud dengan "pendapat subjektif".

Dalam kehidupan sehari-hari, pengertian tentang "pendapat subjektif" dapat difahami dalam berbagai hal seperti :
  1. menilai rasa makanan, enak atau tak enak. 
  2. menilai perempuan, cantik atau tak cantik
  3. menilai pakaian, bagus atau tak bagus
  4. menilai suatu objek, menyenangkan atau tak menyenangkan
  5. dll. 

Contoh kasus 1 :
Saya gemar sekali makan durian. jadi di musid durian, saya selalu membeli durian. Tapi sayangnya, di keluarga saya tidak ada yang menyukai durian, kecuali saya sendiri. Saya tidak dapat menikmati durian beramai-ramai bersama anak dan istri. Bahkan saya harus menjauhkan durian dari anak dan istri saya. Menurut saya, durian itu harum enak. Sedangkan menurut anak dan istri saya, durian itu bau busuk, tak enak. Perbedaan nilai enak tak enak, harum atau bau, seperti itu adalah subjektif. 

Contoh Kasus 2 :
Pada waktu seorang artis bernama Raisa menikah dengan Hamis Daud, di twitter ramai orang bicara tentang Patah Hati Nasional. Menunjukan banyak penggemar pria yang begitu mengagumi kecantikan Raisa. Itu membuat saya merasa heran, dan mencoba menyelami cara pandang mereka, bagaimana mereka melihat Raisa "secantik itu" sehingga "mematahkan hati". Tapi saya gagal. Dalam pandangan saya, Raisa tampak biasa-biasa saja. Seandainya saya berkesempatan berkawan dengan Raisa, saya tak akan pernah merasa jatuh cinta padanya. Tapi lain lagi, saat saya melihat Nabilah Ratna Ayu, gadis belia yang sedang naik daun itu. Setiap kali memandangnya, maka terjadi kuch kuch hota hai dalam hati. Seandainya saya berkesempatan berjumpa, pasti akan jatuh cinta. Itulah gambaran dari "pendapat subjektif". Siapa yang paling cantik, siapa wanita yang mempesona, itu subjek itu sendiri yang menentukan, tidak ada parameternya. 

Contoh Kasus 3 : 
Kang Irman mengambil pemantik api dan bertanya pada saya, "Pemantik ini harganya Rp. 3.500. Apakah pemantik ini murah atau mahal ?"

Saya jawab, "Murah."

"Murah itu kan katamu. Menurut Mereka yang miskin, bisa ini harganya mahal. benar ?" tanya beliau. 

"Ya benar." 

Dalam kasus ini, nilai mahal atau murah, relatif terhadap kondisi pembeli, sehingga disebut "kebenaran relatif". Dan karena bergantung kepada kondisi  atau keputusan pihak yang menilai, maka disebut pendapat subjektif. 

No comments: