Menu

Perkembangan Internet Mempengaruhi Mutu Pembelajaran


Internet merupakan salah satu instrumen dalam era global telah menjadikan dunia ini menjadi lebih transparan, terhubung dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan dan kebangsaan. Dalam kurun waktu yang amat cepat, beberapa dasawarsa terakhir ini telah terjadi revolusi internet di berbagai negara termasuk Indonesia, serta penggunaanya di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.

Menyadari peran internet sangat strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan termasuk didalamnya adalah mutu pembelajaran, maka pemerintah Indonesia dalam hal ini Depdikas telah mengupayakan aplikasi / sarana / media pembelajaran berbasis internet seperti contoh : 1. E-book, 2. E-learning, 3 E-laboratory, 4. E-magazine, 5. TV Edukasi, 6. Jardiknas, 7.ICT Center, dll yang sewaktu-waktu dapat diakses dan dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk mendukung proses pembelajaran yang bermutu.

Untuk menunjang pembelajaran bermutu berbasis internet agar dapat terwujud dengan baik maka siswa dan guru perlu pembuatan dan pemanfaatan aplikasi Blogsite, E-mail dan kegiatan bowsing internet. TIK telah mengubah model pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional, yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa, baik di kelas maupun diluar kelas.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran ada 3 (tiga) persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :
  • Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas dan sekolah, sehingga siswa dan guru dapat memanfaatkan akses internet untuk memanfaatkan akses internet untuk mendukung proses pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar kelas.
  • Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, sehingga siswa dan guru dapat berkolaborasi secara baik dalam proses pembelajaran, dan kompetensi siswa dapat memenuhi tuntutan akademik.
  • Sedangkan dukungan dukungan kultural bagi siswa dan guru sangat dibutuhkan, untuk menghilangkan pola pandang sebagian masyarakat (yang bersifat tradisional), memandang internet dari sisi negatifnya, misal :mengakses internet hanya membuang-buang waktu dan boros (mahal) ; mengakses internet akan merusak moral anak-anak karena penuh dengan situs porno. Pandangan semacam inilah yang harus dirubah agar masyarakat "melek internet" sehingga dapat merubah pandangan tentang peran internet dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Guru harus mempunyai kompetensi (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital / internet untuk membantu siswa mencapai standar akademik, sehingga peran guru sebagai fasilitator, navigator pengetahuan, mitra belajar siswa dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

Agar proses pembelajaran berbasis internet dapat berhasil secara maksimal maka perlu dukungan sarana penunjang diantaranya browsing internet, blogsite, dan e-mail. Dengan kegiatan browsing internet siswa dapat menjelajah dunia maya, dapat mengakses kebutuhan yang diinginkan siswa semua tersedia, sehingga siswa dapat mengetahui infromasi apapun, dimanapun dan kapanpun.

Dengan membuat dan memanfaatkan blogsite, siswa dapat menuangkan ide, kreasi dan inovasinya dalam blogsite. Blogsite sebagai media tulisan sehingga siswa dapat melakukan bertukar data (share) berbagai informasi yang dibutuhkan, termasuk informasi tentang sekolah. Blogsite selain berfungsi sebagai sarana sharing, juga dapat digunakan sebagai media penampung tugas-tugas siswa, dimana siswa dapat meng-upload tugas-tugasnya kedalam blogsite, maupun mendownload e-book, e-laboratory, e-magazine, dll sesuai kebutuhan.

Apabila persyaratan diatas yang harus dipenuhi dan ditunjang unsur penunjang pembelajaran berbasis internet dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan terjadi perubahan dalam pembelajaran dan adanya peningkatan proses pembelajaran serta hasil belajar yang ditandai :
  • Peran guru dalam proses pembelajaran berubah sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, sumber segala jawaban menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, mitra belajar bagi siswa. Dari mengandalkan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada siswa dalam proses pembelajaran
  • Peran siswa dalam pembelajaran juga berubah, dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipasi yang aktif. Dari mengungkap kembali pengetahuan menjadi penghasil berbagai pengetahuan. Dari pembelajaran aktifitas individual menjadi pembelajaran berkolaborasi dengan siswa lain.
(Majalah Info Vol. 15 Ed. 10 2016)