Menu

Ramadhan Untuk Siapa ?

Seorang murid mendatangi gurunya untuk bertanya tentang suatu persoalan yang selama ini mengganjal di hatinya,

"Wahai guruku, apakah Rasulullah membutuhkan Ramadhan?"

Sang guru terdiam. Angin yang sejak tadi berhembus mendadak terhenti. Dipandangnya murid tersebut dalam-dalam,

"Sungguh indah sekali pertanyaanmu anakku! Seandainya engkau tidak menanyakan, aku pun tidak terpikir tentang hal ini!"

Sang guru tertunduk, ia menyembunyikan butiran bening di kedua mata tuanya. Pertanyaan tersebut rupanya menghanyutkan hatinya,

"Ketahuilah anakku, Rasulullah sama sekali tidak membutuhkan Ramadhan, sebab Baginda adalah mahluk termulia yang sudah dijamin surga oleh Allah."

"Lalu mengapa engkau menangis wahai guru?"

"Karena aku sendiri lantas terpikir, kalau begitu Ramadhan ini untuk siapa? Kalau bukan untuk kita?"

Begitulah sepenggal kisah penuh makna antara guru dengan muridnya. Pelajaran yang bisa kita petik dari cuplikan tersebut benar-benar berharga. 

Rasulullah memang tidak membutuhkan Ramadhan. Semenjak Nabi Adam tinggal si surga, ia melihat nama Sang Rasul tertulis di tiang-tiang surga. 

Rasulullah memang tidak perlu lagi dilipatgandakan pahalanya. Allah telah menjamin dalam Surat Al-Israa ayat 79,

 عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

"Kelak Rabb-mu akan mengangkatmu (wahai Rasulullah) pada kedudukan yang terpuji (di akhirat)."

Rasulullah telah diperjalankan oleh Allah ketika Isra Miraj, telah diperlihatkan langsung alam raya yang luas ciptaan Allah ini, begitu pula alam malaikat, bahkan menyaksikan surga dan neraka. 

Semua ini membuktikan tingginya kedudukan Rasulullah di sisi Allah, lalu apa perlunya Rasulullah dengan Ramadhan? 

Maka tepat sekali kalimat penutup dari sang guru tersebut, bahwa Ramadhan ini hakikatnya diturunkan oleh Allah untuk kita! Ramadhan adalah bentuk kasih sayang Allah kepada Rasul dan umatnya. Aduhai betapa beruntung kita ini menjadi umat Rasulullah!

Sungguh merugi orang-orang yang memang Ramadhan disiapkan khusus untuknya, tetapi mereka menyia-nyiakannya. 

No comments: