Menu

Salamatush Shadr

Salamatush Shadr adalah menghilangkan sifat iri, dengki, hasad, dan benci. Salamatush Shadr merupakan sebuah sifat dari sifat-sifat penghuni jannah. 

Allah Ta'ala berfirman yang artinya : "Dan orang-orang yg datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, 'Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yg beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr : 10) 

Rasulullah bersabda, 'Manusia yang paling utama adalah mereka bersih hatinya lagi jujur lisannya.' Para sahabat bertanya, 'Adapun lisan yg jujur kami sudah mengenalnya, maka apakah yg dimaksud hati yg bersih?' Rasulullah menjawab, 'Yaitu yang bertakwa dan yang bersih; tidak berbuat dosa, aniaya, tidak mendendam, tidak pula mendengki." (HR. Ibnu Majah).

[Kitab Haakadzaa Kaana Ashshoolihuun : 47-48]

Itulah hati orang yang bersih. Namun tidak banyak orang yang menyandangnya karena sulitnya jiwa melepaskan dan merelakan hak untuk orang lain, tidak membalas perbuatan buruk dan kezholiman orang lain terhadap dirinya serta tidak mendengki kepada mereka. Sifat ini sangatlah langka dan jarang ditemui ditengah lautan manusia. Hanya orang yang bersabarlah yang dianugrahi sifat ini. Maka sebaiknya seorang muslim mentarbiyah jiwanya agar memiliki jiwa yang bersih dan batin yang jernih dimana sifat itu termasuk kedalam sifat-sifat penghuni jannah. 

Faktor-faktor yang Mendatangkan Salamatush Shodr 
  1. Ikhlas
    Berharap terhadap apa yg ada di sisi Allah dan berbuat zuhud terhadap dunia dan pernak-perniknya;

  2. Ridha terhadap yang diberikan Allah
    Ibnu Qoyyim berkata, "Sesungguhnya keridhoan itu akan membukakan pintu keselamatan dan menjadikan hatinya sehat, bersih dari kedengkian dan kerusakan. Seseorang tidak akan selamat dari adzab Allah melainkan mereka yg datang dengan hati yg bersih. Sebab tidak mungkin salamatush shadr itu bercampur dengan kebencian tanpa adanya keridhoan. Ketika seorang hamba memilki keridhoan yg kuat maka hatinya akan bersih. Maka barangsiapa yg mentadaburi kitab Allah, dia akan mengetahui apa-apa yg dijanjikan Allah bagi orang yg bersih hatinya Sungguh Allah telah mensifati para tabi'in dengan sifat yg baik sebagaimana disebutkan dalam doa mereka agar Allah tidak membiarkan kedengkian di dalam hati mereka terhadap orang-orang beriman."

  3. Membaca Al Qur'an dan Mentadaburinya
    Itu merupakan obat bagi setiap penyakit dan haram hukumnya bagi orang yang tidak mau berobat dengan kitab Allah, Allah berfirman, 

    قل هو للّذين ءامنواْ هدىوشقآ ءٌ
    "Katakanlah, 'Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin" (QS. Fushilat : 44)

  4. Mengingat Hari Perhitungan Amal dan Hari Pembalasan
    Barangsiapa yang meyakini bahwasanya ia akan dihisab dan dimintai pertanggung jawaban atas segala sesuatu yang ia lakukan, maka dunia akan menjadi hina atasnya, dan dia akan berlaku zuhud terhadap dunia dan segala kecantikannya, serta ia akan senantiasa melakukan hal-hal yang bermanfaat baginya di sisi Allah ta'ala.

  5. Banyak Berdoa kepada Allah
    Sudah selayaknya bagi kaum muslimin untuk senantiasa memperbanyak doa, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Allah berfirman, 

    والذين جآ ءومن بعدهم يقولون ربنااغفرلنا ولإخوننا الذين سبقو نا بالإيمن ولاتجعل فى قلو بنا غلا للذين ءامنواْربنآ إنك رءوفرحيم

    "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dn Anshar), mereka berdoa, 'Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkah Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr : 10)

[Kitab Hakadzaa Kaana Ash Ashoolihuun : 49-50]

No comments: