Menu

Mencari dan Menemukan Kesalahan dengan Mata Logika

"Untuk mencari kesalahan orang lain, tidak perlu belajar logika." apakah pernyataan tersebut benar ? Ya benar,  tapi jangan salah penafsiran

Kenapa benar ? 

Benar, karena orang yang tidak pernah belajar ilmu logika sekalipun bisa mencari kesalahan orang lain. Orang bodoh juga bisa mencari kesalahan orang lain. Jadi memang benar, untuk mencari kesalahan orang lain tidaklah perlu dengan ilmu logika.

Tapi jangan salah penafsiran. Walaupun benar "mencari-cari kesalahan orang lain memang tidak butuh ilmu logika", lalu tidak boleh ditafsirkan bahwa "ilmu logika tidak dibutuhkan untuk menemukan suatu kesalahan." justru, ilmu logika kita butuhkan karena dapat mendeteksi kesalahan di dalam suatu proses berpikir. 

Pertama ada bentuk kesalahan yang tidak dapat terlihat kecuali dengan mata logika. Kedua, ingatlah bahwa istilah istilah berikut memiliki makna berbeda :

1) mencari-cari kesalahan orang lain
2) mencari kesalahan
3) menemukan kesalahan
4) membantu orang lain menemukan suatu kesalahan yang dicarinya. 

Kedua, mencari dan menemukan kesalahan tidaklah selalu bernilai buruk dan menyakiti orang lain. 

Ilmu Logika adalah ilmu yang mempelajari hukum berpikir, yang fungsinya untuk memelihara diri dari kesalahan berpikir, bukan ilmu untuk mencari kesalahan orang lain. Perlu diingat bahwa soal mencari itu selalu mudah, tapi menemukan itulah yang tidak selalu mudah. 

Sebagian hal yang dicari, sulit ditemukan. Bahkan, sebagian lagi mustahil ditemukan, kecuali dengan ilmu. 

Kita bisa ilustrasikan seperti ini. Bila kita seorang programer, suatu waktu ada seseorang yang ingin meminta bantuan kita, ketika program yang dia (seseorang) buat terus menerus mengalami error, tapi dia tidak mengetahui bugs nya. Lalu dia memperlihatkan scriptnya kepada kita. Maka sebagai programer, kita akan dapat membaca script yang berisi kode-kode program tersebut semudah membaca cerpen dan lalu menemukan bugs, kesalahan kode yang dia buat. Lalu kita menunjukannya pada dia, apa yang salah dalam script tersebut. Alangkah gembiranya dia, karena kita telah membantu dia menemukan kesalahan yang dia lakukan dengan kode kode program tersebut. Karena dengan demikian dia dapat segera memperbaikinya dan menyelesaikan pekerjaannya. 

Bagaimana bila script kode-kode yang rumit ditunjukan pada kita yang tidak pernah belajar bahasa pemrograman ? Misalnya dia (seseorang) itu berkata,"Tolong cari dan temukanlah kesalahan di dalam script program yang saya buat ini !"

Lalu kita memberi jawaban,"oh maaf, saya tidak suka mencari-cari kesalahan orang lain. Itu dosa." bukankah ini konyol ? Orang yang tidak mengerti suatu ilmu dapat dikatakan bodoh dalam bidang ilmu tersebut, tapi kita tidak konyol kalau menjawab,"saya tidak tahu apa yang salah dalam kode program tersebut, karena saya tidak mengerti bahasa pemrograman."

Dari ilustrasi di atas, sudah jelas bahwa mencari dan menemukan kesalahan orang lain itu tidak selalu bernilai buruk dan kemampuan mencari dan menemukan kesalahan itu berguna. Selain itu, ilustrasi tadi juga menunjukan bahwa suatu bentuk kesalahan yang penting untuk dicari dan ditemukan, namun tidak dapat ditemukan kecuali dengan ilmunya. 

Dengan demikian bahwasanya walaupun fungsi ilmu logika bukanlah untuk mencari-cari kesalahan orang lain, tapi dapat digunakan untuk membantu orang lain menemukan suatu kesalahan yang perlu ditemukan di dalam struktur pemikirannya sendiri yang tidak dapat ditemukan kecuali dengan menggunakan "mata logika".

No comments: