Menu


Sabtu, [26/11/2016] pukul 07.00 wib di halaman [SMA Rujukan] SMA Negeri 1 Bojonegoro gelar peringatan Hari Guru Tahun 2016. Kegiatan peringatan hari guru tahun 2016 yang diawali dengan upacara bendera ini diikuti oleh seluruh tenaga pendidik dan kependidikan dengan menggunakan seragam KORPRI dan seluruh peserta didik kelas 10,11,12 berseragam pramuka lengkap. Selaku pembina upacara pada kegiatan hari guru ini beliau adalah ibu Dra. Hj. Sri Setyowati,M.Pd kepala [SMA Rujukan] SMA Negeri 1 Bojonegoro. 

Amanat Pembina Upacara
    Berikut beberapa dokumentasi upacara bendera peringatan Hari Guru Tahun 2016 :

Persiapan Upacara Bendera
Pengibaran Bendera Merah Putih

Pembacaan UUD 1945
Tim Paduan Suara

Ucapan Hari Guru


Sabtu, [19/11/2016] Tim Bahasa Jawa binaan ibu Arinis Shofifah,S.Pd SMA Negeri 1 Bojonegoro mengukir prestasi juara 1 di ajang lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah untuk tingkat Propinsi Jawa Timur - Jawa Tengah - DI. Yogyakarta. 

Lomba karya tulis ilmiah (LKTI) pendidikan bahasa dan sastra daerah untuk jenjang SMA/SMK/MA ini digelar oleh  HMJ Pendidikan Basa Lan Sastra Daerah (Jawa), Fakultas Basa Lan Seni Universitas Negeri Surabaya.

Berikut Tim Bahasa Jawa SMAN 1 Bojonegoro :
  1. Sonia Jasmine Badjree   (Kelas XI-5)
  2. Annisa Zulfa Nur Azza  (Kelas XI-5)
  3. Devina Novaliany          (Kelas XI-1)
Tema Lomba  : "Budaya Literasi Minangka Sarana Nikelake Kaluhuran Lokal Jawa"

Judul Karya : "Daya Pangaribawaning Budaya Literasi Para Siswa Tumrap Pangrembakane PSJB,Lumantar Karya Sastra Jawa Modern "


Senin, [21/11/2016] Pukul 08.00 wib bertempat di Ruang TRRC Lantai 2 SMA Negeri 1 Bojonegoro, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Pendidikan Kabupatan Bojonegoro menyelenggarakan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sehari dengan tajuk "Kang Yoto Leadership Challenge 2016". 

Kegiatan pemilihan bupati dan wakil bupati sehari untuk wilayah tengah yang dibuka langsung oleh Kabid. Dikmen SMP/SMA/SMK Kabupaten Bojonegoro ini beliau adalah bapak Drs. H. Puji Widodo, MM, hadir dalam kegiatan ibu Dra. Hj. Sri Setyowati,M.Pd (Kepala SMAN 1 Bojonegoro), Bpk. Drs. Pamudji, M.Pd dan Drs. Anwar Amin (Pengawas Pembina Dinas Pendidikan Kab. Bojonegoro), bapak/ibu guru selaku pendamping peserta didik masing-masing sekolah, dan peserta didik dari 24 sekolah kabupaten Bojonegoro.

Sambutan Kabid Dikmen SMP/SMA/SMK Kab. Bojonegoro

Kegiatan pemilihan bupati dan wakil bupati sehari yang merupakan ide / gagasan dari "Kang Yoto" (Bupati Bojonegoro) ini yang membuka tantangan kepada seluruh pelajar SMA/SMK/MA di Bojonegoro untuk mengikuti "Kang Yoto Leadership Challenge 2016" dengan menjadi bupati dan wakil bupati sehari beserta hak protokoler yang melekat ini disambut baik dan diikuti oleh banyak pelajar SMA/SMK/MA dari kabupaten Bojonegoro.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membangun karakter kepemimpinan bagi pemuda Bojonegoro dalam tataran praktik secara langsung, bukan hanya sekedar teori. Kegiatan ini adalah cara mendekatkan generasi muda dengan politik produktif dan sebagai bentuk transformasi semangat dari Open Goverment Partnership (Open Goverment Indonesia), bagaiman siswa melihat, merasakan dan mengawasi jalannya pemerintahan secara langsung dan yang tak kalah penting adalah sebagai cara untuk mendapatkan ide pembangunan dari generasi muda, sebab pemuda memiliki banyak ide kreatif dan sentuhan kepemimpinan yang berbeda. 

Kegiatan pemilihan bupati dan wakil bupati sehari untuk wilayah tengah yang berakhir tepat pukul 13.00 wib ini berjalan sangat baik, demokratis, langsung, bebas, dan rahasia dengan menjunjung tinggi asas kejujuran dan adil. Adapun bupati dan wakil bupati yang terpilih untuk satu hari ini sebagai berikut :
  1. Siska Dwi Indrawati asal sekolah MAN 1 Bojonegoro
    Terpilih sebagai Bupati Bojonegoro
  2. Nadya Syahda Faradillah asal sekolah SMA Plus Alfatimah
    Terpilih sebagai Wakil Bupati Bojonegoro
Berikut Dokumentasi "Kang Yoto Leadership Challenge 2016" :

ORASI : Siska Dwi Indrawati asal sekolah MAN 1 Bojonegoro
(Terpilih sebagai Bupati Bojonegoro)
ORASI : Nadya Syahda Faradillah asal sekolah SMA Plus Alfatimah
(Terpilih sebagai Wakil Bupati Bojonegoro)
Sambutan bupati dan wakil bupati sehari yang terpilih

Foto bersama dengan bupati dan wakil bupati bojonegoro sehari yang terpilih

0


Jum'at, [18/11/2016] pukul 09.00 wib bertempat di ruang TRRC lantai 2 SMA Negeri 1 Bojonegoro mengadakan Workshop Implementasi E-raport. Kegiatan workshop Implementasi E-raport ini merupakan kelanjutan dari salah satu program yang lain dari Sosialisasi SMA Rujukan yang sebelumnya pernah dilaksanakan.

Kegiatan workshop yang hanya dilaksanakan 1 hari ini dibuka oleh kepala SMA Negeri 1 Bojonegoro, beliau adalah Dra. Hj. Sri Setyowati, M.Pd. yang dihadiri oleh seluruh tenaga pendidik SMA Negeri 1 Bojonegoro dan operator dapodikmen dari beberapa sekolah imbas yang ada di kabupaten Bojonegoro. Yang bertindak selaku narasumber dalam kegiatan workshop implementasi e-raport ini beliau adalah bapak Gatot Sulistyo Budi Hutomo,S.Pd

  
E-raport merupakan aplikasi berbasis web yang databasenya langsung terintegrasi dengan aplikasi dapodikmen, bukan aplikasi berbasis desktop. Sedangkan aplikasi berbasis web adalah sebuah aplikasi yang dapat diakses melalui internet atau intranet dan aplikasi e-raport ini disusun oleh Subdit Pembelajaran SMA. 

Berikut beberapa dokumentasi workshop implementasi e-raport di SMA Negeri 1 Bojonegoro :



Propellerads

[SMA Rujukan SMA Negeri 1 Bojonegoro - Sekolah Aman, Ramah Lingkungan (Adiwiyata) dan Welas Asih]


(Sumber : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia)

Bullying adalah tindakan dimana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan. Ada banyak jenis bullying. Bisa menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan sebagainnya. Dalam bentuk verbal adalah menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar.

Faktor penyebab terjadinya kekerasan di sekolah :
  • Faktor psikologis
    Hyperaktif, konsentrasi terhadap masalah, agresivitas, inisiasi awal perilaku kekerasan, bentuk perilaku antisosial lain
  • Faktor keluarga
    Kriminalitas parental, penganiayaan terhadap anak, praktek manajemen keluarga yang kurang baik, keterlibatan parental yang kurang, perpisahaan anak dan orangtua.
  • Faktor sekolah
    Kegagalan akademik, komitmen yang rendah terhadap sekolah, bolos, dropout
  • Faktor teman sebaya
    Kelompok sebaya yang terlibat kenakalan remaja, gangster, faktor masyarakat dan lingkungan tetangga, kemiskinan, lingkungan yang sarat kriminalitas
  • Kekerasan di media
    Tayangan televisi yang menampilkan adegan kekerasan, film action dengan perkelahian, acara berita criminal.
Bullying yang banyak dilakukan disekolah umumnya mempunyai tiga karakteristik sebagai berikut :
  • Ada perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti korbannya
  • Tindakan itu dilakukan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan perasaan tertekan korban
  • Perilaku itu dilakukan secara berulang-ulang
Situasi sekolah yang mudah terdapat kasus bullying pada umunya yaitu sekolah dengan situasi sebagai berikut :
  • Sekolah yang umumnya terdapat perilaku diskriminatif baik di kalangan guru maupun siswa
  • Kurangnya pengawasan dan bimbingan etika dari para guru dan petugas sekolah
  • Terdapat kesenjangan besar antara siswa yang kaya dan miskin
  • Adanya pola kedisiplinan yang sangat kaku ataupun yang terlalu lemah
  • Bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten
Bentuk-bentuk bullying :
  1. Kontak fisik langsung
    Meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya, memukul, menampar, mendorong, menggigit, menarik rambut, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain, pelecehan seksual atau segala bentuk kekerasan yang menggunakan fisik.
  2. Kontak verbal langsung
    Mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, merendahkan, mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gossip, fitnah atau penggunaan kata-kata yang tidak baik untuk menyakiti orang lain, menghina, menyindir, meneriaki dengan kasar, memanggil dengan julukan, kecacatan dan ketidakmampuan, dll
  3. Perilaku non-verbal langsung
    Melihat dengan sinis, menjukurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam ; biasannya disertai oleh bullying fisik atau verbal.
  4. Perilaku non-verbal tidak langsung
    Mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
  5. Cyber bullying
    Segala bentuk tindakan yang dapat menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik
Bullying berakibat negaitf pada korbannya. Dalam bentuk sebagai berikut :
  1. Mengalami kesakitan fisik dan psikologis
  2. Kepercayaan diri yang merosot
  3. Malu
  4. Trauma
  5. Merasa sendiri
  6. Serba salah
  7. Takut sekolah
  8. Korban mengasingkan diri dari sekolah
  9. Menderita ketakutan sosial
  10. Mempunyai kecenderungan ingin bunuh diri
Pencegahan tindakan bullying :
  • Membuat kebijakan anti bullying
  • Penataan lingkungan keluarga dan sekolah
  • Penataan kurikulum sekolah
  • Pembentukan kelompok kreativitas anak
  • Tidak melestarikan tradisi yang mendukung bullying
  • Jangan anggap remeh kasus bullying
  • Ajari anak untuk melindungi dirinya
  • Membina hubungan baik antara guru dan orangtua murid
  • Memperbanyak melakukan kegiatan bersama-sama untuk seluruh anak
Penanganan :
  • Membuat mekanisme penanganan bullying
  • Pemberian motivasi terhadap guru agar berani menangani pelaku
  • Menciptakan atmosfer kelas yang baik
  • Melakukan sosialisasi yang melibatkan pelaku
  • Melakukan pengawasan dan monitoring perilaku siswa diluar kelas
  • Evaluasi
Apa yang harus dilakukan sekolah :
  • Mengadakan program penyuluhan anti bullying di sekolah
    Pihak sekolah bisa mengadakan program penyuluhan bullying di sekolah sebagai bentuk pencegahan permasalahan di sekolah. Dengan mengadakan penyuluhan ini akan membuat para siswa tahu, jika dampak dari bullying ini sangat besar. Salah satu dampaknya adalah membuat siswa merasa trauma pada saat sekolah dan akan membuat pelaku bullying bersifat kasar saat meranjak dewasa.
  • Membuat peraturan dan tata tertib yang melibatkan anak dan dilaksanakan secara konsisten (misalnya penyambutan oleh kepala sekolah, beberapa guru dan beberapa wali murid setiap pagi di gerbang sekolah untuk menimbulkan kearkraban)
Apa yang harus dilakukan korban bullying :
  • Tetap percaya diri dan hadapi tindakan bullying dengan berani
  • Simpan semua bukti bullying untuk menjadi bahan laporan kepada orang terdekat, guru, dan orangtua
  • Berbicara dan laporkan jika dirasakan bully yang dilakukan sudah keterlaluan dan tidak dapat ditolerir lagi
  • Berbaurlah dengan teman teman yang membuat percaya diri dan bersikap positif
  • Tetap berfikir positif, bahwa tidak ada yang salah dengan diri kita, selama kita tidak merugikan orang lain
  • Tetap jadi diri sendiri dan lawan rasa takut dengan percaya diri.   
Apa yang harus dilakukan guru :
  • Membuat kedekatan dengan murid secara personal dan persuasif
  • Menjaga dan memperhatikan siswa dengan baik, selama ataupun di luar jam mengajar. Selain bertugas mengajar pada saat jam belajar, guru harus bisa melihat anak didiknya dengan baik dan tahu apa yang mereka lakukan.
  • Menegur secara langsung anak yang melakukan kekerasan/penindasan. Jika guru melihat anak didiknya melakukan kekerasan, secepatnya panggil anak tersebut untuk dinasehati atau diberikan hukuman yang tepat
  • Melakukan pendekatan dengan orang tua murid.
  • Jangan mengorek atau membahas masa lalu anak sebab akan mengingatkan kembali anak pada ingatan yang menyedihkan atau menakutkan.


Internet merupakan salah satu instrumen dalam era global telah menjadikan dunia ini menjadi lebih transparan, terhubung dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan dan kebangsaan. Dalam kurun waktu yang amat cepat, beberapa dasawarsa terakhir ini telah terjadi revolusi internet di berbagai negara termasuk Indonesia, serta penggunaanya di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan.

Menyadari peran internet sangat strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan termasuk didalamnya adalah mutu pembelajaran, maka pemerintah Indonesia dalam hal ini Depdikas telah mengupayakan aplikasi / sarana / media pembelajaran berbasis internet seperti contoh : 1. E-book, 2. E-learning, 3 E-laboratory, 4. E-magazine, 5. TV Edukasi, 6. Jardiknas, 7.ICT Center, dll yang sewaktu-waktu dapat diakses dan dimanfaatkan oleh guru dan siswa untuk mendukung proses pembelajaran yang bermutu.

Untuk menunjang pembelajaran bermutu berbasis internet agar dapat terwujud dengan baik maka siswa dan guru perlu pembuatan dan pemanfaatan aplikasi Blogsite, E-mail dan kegiatan bowsing internet. TIK telah mengubah model pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional, yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa, baik di kelas maupun diluar kelas.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran ada 3 (tiga) persyaratan yang harus dipenuhi yaitu :
  • Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas dan sekolah, sehingga siswa dan guru dapat memanfaatkan akses internet untuk memanfaatkan akses internet untuk mendukung proses pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar kelas.
  • Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, sehingga siswa dan guru dapat berkolaborasi secara baik dalam proses pembelajaran, dan kompetensi siswa dapat memenuhi tuntutan akademik.
  • Sedangkan dukungan dukungan kultural bagi siswa dan guru sangat dibutuhkan, untuk menghilangkan pola pandang sebagian masyarakat (yang bersifat tradisional), memandang internet dari sisi negatifnya, misal :mengakses internet hanya membuang-buang waktu dan boros (mahal) ; mengakses internet akan merusak moral anak-anak karena penuh dengan situs porno. Pandangan semacam inilah yang harus dirubah agar masyarakat "melek internet" sehingga dapat merubah pandangan tentang peran internet dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Guru harus mempunyai kompetensi (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital / internet untuk membantu siswa mencapai standar akademik, sehingga peran guru sebagai fasilitator, navigator pengetahuan, mitra belajar siswa dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

Agar proses pembelajaran berbasis internet dapat berhasil secara maksimal maka perlu dukungan sarana penunjang diantaranya browsing internet, blogsite, dan e-mail. Dengan kegiatan browsing internet siswa dapat menjelajah dunia maya, dapat mengakses kebutuhan yang diinginkan siswa semua tersedia, sehingga siswa dapat mengetahui infromasi apapun, dimanapun dan kapanpun.

Dengan membuat dan memanfaatkan blogsite, siswa dapat menuangkan ide, kreasi dan inovasinya dalam blogsite. Blogsite sebagai media tulisan sehingga siswa dapat melakukan bertukar data (share) berbagai informasi yang dibutuhkan, termasuk informasi tentang sekolah. Blogsite selain berfungsi sebagai sarana sharing, juga dapat digunakan sebagai media penampung tugas-tugas siswa, dimana siswa dapat meng-upload tugas-tugasnya kedalam blogsite, maupun mendownload e-book, e-laboratory, e-magazine, dll sesuai kebutuhan.

Apabila persyaratan diatas yang harus dipenuhi dan ditunjang unsur penunjang pembelajaran berbasis internet dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan terjadi perubahan dalam pembelajaran dan adanya peningkatan proses pembelajaran serta hasil belajar yang ditandai :
  • Peran guru dalam proses pembelajaran berubah sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, sumber segala jawaban menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, mitra belajar bagi siswa. Dari mengandalkan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada siswa dalam proses pembelajaran
  • Peran siswa dalam pembelajaran juga berubah, dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipasi yang aktif. Dari mengungkap kembali pengetahuan menjadi penghasil berbagai pengetahuan. Dari pembelajaran aktifitas individual menjadi pembelajaran berkolaborasi dengan siswa lain.
(Majalah Info Vol. 15 Ed. 10 2016)


Senin, [7/11/2016] bertempat di Hotel Sahid Jl. Sumatera No. 1 Gubeng, Kota Surabaya, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) menyelenggarakan "Workshop Pembinaan Dalam Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Bagi Sekolah Di Propinsi Jawa Timur. Kegiatan workshop yang dilaksanakan selama 3 hari (7 - 11 November 2016) ini dibuka langsung oleh beliau bapak Drs. Bambang Agus Susetyo, MM, M.Pd selaku kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Timur. 


Adapun peserta workshop SPMI bagi sekolah di Propinsi Jawa Timur yang diselenggarakan di hotel sahid ini sebanyak 210 orang, beberapa sekolah dari 2 kabupaten yakni, kab. Tuban dan Bojonegoro yang terdiri dari pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, dan operator. 


Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan dasar dan menengah. Tujuan penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah untuk memastikan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah oleh satuan pendidikan di Indonesia berjalan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan.

LPMP Provinsi Jawa Timur sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Kemendikbud mempunyai kewajiban mengawal program penjaminan mutu pendidikan di propinsi Jawa Timur. Agar penjaminan mutu dapat berjalan dengan baik untuk segala lapisan pengelolaan pendidikan dasar dan menengah, telah dikembangkan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah. Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri dari Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan pendidikan dan SPME adalah sistem penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga akreditasi, dan lembaga standarisasi pendidikan.

SPMI mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sistem penjaminan mutu ini dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh satuan pendidikan dan juga ditetapkan oleh satuan pendidikan untuk dituangkan dalam pedoman pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan satuan pendidikan..

Berikut Beberapa Dokumentasi Workshop Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Bagi Sekolah Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 :





Kamis, [3/11/2016] Siang hari pukul 13.30 wib, selepas kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, SMA Negeri 1 Bojonegoro melakukan kunjungan di desa Sukorejo, kecamatan Bojonegoro dalam rangka ngangsu kaweruh, yakni kegiatan belajar diluar untuk mempelajari tentang pembangunan sistem air limbah terpusat skala lingkungan  (IPAL) yang dibangun di desa Sukorejo kecamatan Bojonegoro.

Kunjungan rombongan SMA Negeri 1 Bojonegoro yang dipimpin oleh Dra. Hj. Sri Setyowati, M.Pd selaku kepala sekolah disambut baik oleh bapak M. Tarmudzi (warga desa Sukorejo) penggagas pembuatan sekaligus pengelola IPAL yang terletak di desa Sukorejo kec. Bojonegoro ini.

Terlihat bapak M. Tarmudzi peraih kalpataru yang hijaukan Bojonegoro di tahun 2015 ini, tengah berbagi ilmu dan memberikan penjelasan yang baik di depan peserta didik (kader lingkungan) dan beberapa bapak/ibu guru.



Apa itu instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) ?

IPAL adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain. Adapun fungsi dari IPAL ini mencakup :
  • Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
  • Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah kotoran manusia dan limbah rumah tangga dan lainnya.
  • Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas pertambangan.

Pembangunan sistem air limbah terpusat skala lingkungan (IPAL) yang dibangun di desa Sukorejo ini difungsikan sebagai air limbah perkotaan, yakni membuang limbah kotoran manusia, limbah rumah tangga, dan lainnya. Pembanguan IPAL sendiri saat ini sudah berjalan satu induk reaktor yang berfungsi dengan 210 kepala keluarga (KK) atau sambungan rumah (SR)




Propellerads