Menu

Contoh Soal dan Pembahasan Tes Skolastik UTBK 2023 - [Paket 3 Literasi Dalam Bahasa Indonesia]

Contoh Soal dan Pembahasan Tes Skolastik UTBK 2023 - [Paket 3 Literasi Dalam Bahasa Indonesia]

Hai Shobat Yudi...., 
di seluruh nusantara...!!!

Kembali lagi di channels Yudi's Blog (coretan-yudi). Mari shobat Yudi, kita melanjutkan kembali belajar sama-sama contoh soal dan pembahasan Tes Skolastik UTBK-SNBT di Paket 3 Literasi Dalam Bahasa Indonesia.

[SOAL NOMOR 11] - Submateri: Literasi dalam Bahasa Indonesia

Awal tahun 2020 pemimpin sebuah kota di ujung timur pulau Jawa menyatakan siap mengoperasionalkan sebuah Terminal Pariwisata Terpadu. Terminal pariwisata terpadu tersebut akan menjadi pusat aktivitas pariwisata kota tersebut. Di sini akan dilengkapi Tourist Information Centre (TIC), kios oleh-oleh, hotel, dan terminal pusat transportasi untuk menuju ke tempat-tempat pariwisata seantero kota. Terminal ini merupakan hasil revitalisasi bangunan pasar tradisional yang sudah ada sebelumnya. Rancangan tersebut sempat direalisasikan. Sayangnya hanya berumur kurang lebih dua bulan. Setelahnya, aktivitas terminal kembali sepi, kios-kios yang telah disediakan, ditinggalkan penggunanya. Alasan mereka relatif sama. Sepi. Tak ada pembeli. 

Kini, bangunan yang relatif lengkap sarana prasarananya belum ada tanda-tanda difungsikan kembali. Terlihat hanya satu warung nasi yang berposisi di lantai dasar, menghadap ke barat, yang terlihat tetap buka. Bu Heni, pemilik warung bercerita, sejak terminal ini dibuka ia masih setia membuka warungnya. Meski tidak banyak, ia memiliki pelanggan yang membuatnya tetap bersemangat dan telaten membuka warung. Semangat Bu Heni, harus tertular pada yang lainnya. Tetapi bagaimana membangkitkannya. 

Menurut saya pengalaman orang lain yang berguna perlu kita pertimbangkan dan pikirkan dengan serius, barangkali dapat diterima dan diterapkan. Kesungguhan dan ketelatenan Bu Heni sebagai pemilik warung, mengais rezeki dari pelanggan yang biasa datang perlu dicontoh. Nah, bagaimana kalau pembeli saja tidak ada. Sebagaimana para pemilik kios yang pernah menempati petak-petak dalam gedung terminal pariwisata ini. Mereka mengeluhkan tidak adanya pembeli. Apakah hal yang dapat menggiring pembeli datang ke tempat ini. Sepanjang tahun ini secara berkala, setiap Minggu, di hari sabtu malam secara bergilir disajikan pentas seni. Menurut Bu Heni, adanya acara malam minggu ini cukup membuat pembeli warungnya bertambah. 

Perkara mendatangkan pembeli secara kontinu dan akhirnya ketagihan untuk menghabiskan malam di tempat nongkrong, semacam terminal pariwisata ini membuat saya teringat nama ‘pendopo lawas’ di salah satu kota budaya, di Indonesia. menurut saya konsepnya menarik, murah, elegan, dan dapat diadaptasi disini. Dua tahun lalu saya pergi ke tempat itu dan menikmati sajian musik yang dikemas dengan nama ngamen. Saya memesan makanan ringan dan minuman untuk menemani saya menikmati sajian musik tersebut. Kesan saya, pengalaman ini sangat menyenangkan. Duduk-duduk melepas penat, menikmati musik, lesehan, memesan makanan ala angkringan, dan ngobrol bersama teman. 

Dari satu kios yang menyediakan sajian musik ala pengamen, sekarang kalau saya hitung ada enam kios yang menyajikan acara serupa. Musik yang disajikan sangat menjanjikan dan easy listening. Masing-masing kios menyediakan perangkat bermusik yang tidak terlalu rumit dengan mixer yang tidak terlalu besar. Intinya suara musik yang mereka perdengarkan tidak saling mengganggu satu-sama lain. Meskipun sudah ada enam kios yang menyajikan musik, pengunjungnya juga tidak terlihat mendominasi salah satu kios, melainkan menyebar dan seolah hanya mencari tempat duduk kosong saja. Pagelaran musik merakyat ini berlangsung setiap malam. 

Saya melihat konsep pagelaran musik di Pendopo Lawas ini mendongkrak pengunjung yang memang ingin menikmati hiburan dan menghilangkan penat setelah kuliah, sekolah atau kerja seharian. Konsep ini yang perlu di-ATM di terminal pariwisata terpadu. Sekali lagi kalau ada sesuatu yang memiliki progress bagus di tempat lain dan dapat diupayakan penerapannya, mengapa tidak? Pemerintah kota perlu survei dan mengamati secara langsung agar mendapatkan gambaran detail gagasan menarik tersebut agar konsep dari kota budaya tersebut diusung dengan beberapa penyesuaian yang diperlukan.

Terminal Pariwisata Terpadu merupakan gagasan menarik.
Manakah pernyataan berikut yang mendukung gagasan tersebut sesuai isi teks?

A. Konsep yang perlu diamati, ditiru, dan dimodifikasi oleh daerah lain karena akan meningkatkan pendapatan daerah.
B. Gagasan yang diprakarsai oleh pemerintah daerah dan didukung dengan pembangunan terminal secara modern.
C. Ide yang memadukan beberapa unsur pendukung pariwisata seperti pusat oleh-oleh, pusat informasi, dan hotel.
D. Rencana jangka panjang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kemajuan pariwisata daerah.
E. Model terbaru untuk mewadahi usaha mikro kelas menengah yang sedang digalakkan oleh masyarakat. 

Pembahasan

Jawaban A salah karena gagasan ini baru mau dimulai dan ketika diujicobakan juga baru dua bulan. Jawaban B salah karena baru informasi dan belum ada pernyataan mendukung. Jawaban C benar karena dalam teks disebutkan unsur-unsur pendukung ini. Jawaban D salah karena dalam teks belum disebutkan rencana ini. Jawaban E salah karena tidak ada informasi berkaitan dengan UMKM.


[SOAL NOMOR 12] - Submateri: Literasi dalam Bahasa Indonesia

Awal tahun 2020 pemimpin sebuah kota di ujung timur pulau Jawa menyatakan siap mengoperasionalkan sebuah Terminal Pariwisata Terpadu. Terminal pariwisata terpadu tersebut akan menjadi pusat aktivitas pariwisata kota tersebut. Di sini akan dilengkapi Tourist Information Centre (TIC), kios oleh-oleh, hotel, dan terminal pusat transportasi untuk menuju ke tempat-tempat pariwisata seantero kota. Terminal ini merupakan hasil revitalisasi bangunan pasar tradisional yang sudah ada sebelumnya. Rancangan tersebut sempat direalisasikan. Sayangnya hanya berumur kurang lebih dua bulan. Setelahnya, aktivitas terminal kembali sepi, kios-kios yang telah disediakan, ditinggalkan penggunanya. Alasan mereka relatif sama. Sepi. Tak ada pembeli. 

Kini, bangunan yang relatif lengkap sarana prasarananya belum ada tanda-tanda difungsikan kembali. Terlihat hanya satu warung nasi yang berposisi di lantai dasar, menghadap ke barat, yang terlihat tetap buka. Bu Heni, pemilik warung bercerita, sejak terminal ini dibuka ia masih setia membuka warungnya. Meski tidak banyak, ia memiliki pelanggan yang membuatnya tetap bersemangat dan telaten membuka warung. Semangat Bu Heni, harus tertular pada yang lainnya. Tetapi bagaimana membangkitkannya.

Menurut saya pengalaman orang lain yang berguna perlu kita pertimbangkan dan pikirkan dengan serius, barangkali dapat diterima dan diterapkan. Kesungguhan dan ketelatenan Bu Heni sebagai pemilik warung, mengais rezeki dari pelanggan yang biasa datang perlu dicontoh. Nah, bagaimana kalau pembeli saja tidak ada. Sebagaimana para pemilik kios yang pernah menempati petak-petak dalam gedung terminal pariwisata ini. Mereka mengeluhkan tidak adanya pembeli. Apakah hal yang dapat menggiring pembeli datang ke tempat ini. Sepanjang tahun ini secara berkala, setiap Minggu, di hari sabtu malam secara bergilir disajikan pentas seni. Menurut Bu Heni, adanya acara malam minggu ini cukup membuat pembeli warungnya bertambah.

Perkara mendatangkan pembeli secara kontinu dan akhirnya ketagihan untuk menghabiskan malam di tempat nongkrong, semacam terminal pariwisata ini membuat saya teringat nama ‘pendopo lawas’ di salah satu kota budaya, di Indonesia. menurut saya konsepnya menarik, murah, elegan, dan dapat diadaptasi disini. Dua tahun lalu saya pergi ke tempat itu dan menikmati sajian musik yang dikemas dengan nama ngamen. Saya memesan makanan ringan dan minuman untuk menemani saya menikmati sajian musik tersebut. Kesan saya, pengalaman ini sangat menyenangkan. Duduk-duduk melepas penat, menikmati musik, lesehan, memesan makanan ala angkringan, dan ngobrol bersama teman.

Dari satu kios yang menyediakan sajian musik ala pengamen, sekarang kalau saya hitung ada enam kios yang menyajikan acara serupa. Musik yang disajikan sangat menjanjikan dan easy listening. Masing-masing kios menyediakan perangkat bermusik yang tidak terlalu rumit dengan mixer yang tidak terlalu besar. Intinya suara musik yang mereka perdengarkan tidak saling mengganggu satu-sama lain. Meskipun sudah ada enam kios yang menyajikan musik, pengunjungnya juga tidak terlihat mendominasi salah satu kios, melainkan menyebar dan seolah hanya mencari tempat duduk kosong saja. Pagelaran musik merakyat ini berlangsung setiap malam.

Saya melihat konsep pagelaran musik di Pendopo Lawas ini mendongkrak pengunjung yang memang ingin menikmati hiburan dan menghilangkan penat setelah kuliah, sekolah atau kerja seharian. Konsep ini yang perlu di-ATM di terminal pariwisata terpadu. Sekali lagi kalau ada sesuatu yang memiliki progress bagus di tempat lain dan dapat diupayakan penerapannya, mengapa tidak? Pemerintah kota perlu survei dan mengamati secara langsung agar mendapatkan gambaran detail gagasan menarik tersebut agar konsep dari kota budaya tersebut diusung dengan beberapa penyesuaian yang diperlukan.

Seorang pelaku UMKM ingin mengisi salah satu kios yang terdapat pada gedung terminal pariwisata terpadu.

Bagian manakah dari teks tersebut yang dapat menguatkan keinginannya?

A. Hiburan musik ala pengamen yang diadaptasi dari kota budaya telah dapat digunakan untuk menarik minat pengunjung terminal.
B. Pertunjukan seni yang diadakan setiap malam Minggu di area terminal dapat menjadi berkah tersendiri bagi tukang parkir. 
C. Sebagian pengisi kios dalam gedung tersebut mengeluhkan tidak adanya pembeli yang mampir ke kios mereka. 
D. Dua bulan pertama sejak terminal itu diujicobakan para pemilik kios optimis akan mampu meraih keuntungan besar. 
E. Salah seorang pemilik warung bertahan dengan membuka dagangannya karena ia ingin telaten melayani pelanggannya.

Pembahasan

Jawaban A salah karena kegiatan itu baru ide, jadi belum bisa dijadikan penguat. Jawaban B salah karena ini penguat bagi tukang parkir. Jawaban C salah karena pernyataan ini justru melemahkan keinginan. Jawaban D salah karena pengalaman dua bulan belum berhasil. Jawaban E benar karena salah satu cara menguatkan keinginan yang ada dalam teks adalah pengalaman orang yang bertahan di situ.


Contoh soal dan pembahasan tes skolastik UTBK 2023 berikutnya silahkan klin tautan berikut ini :

[Soal Nomor 13 s.d. Soal Nomor 15]

No comments: