|
Masa Putih Abu-Abu Oleh : Wila Hanindha S |
Masa
putih abu-abu adalah masa yang katanya masa-masa paling indah. Masa dimana kita
menemukan jati diri, merasakan bahagia dan sakitnya dicintai seseorang, masa
nakal-nakalnya, dan kompak-kompaknya. Ya itulah dulu yang aku dengar sewaktu
duduk di sekolah menengah pertama.
Namaku
Kiya, sekarang aku duduk dikelas tiga smp. Dimana semua orang sedang
bingung-bingungnya menentukan sekolah menengah atas mana yang harus dituju.
Dimana kita semua nggak sabar untuk memulai masa remaja yang katanya indah itu.
Dan juga waktu dimana kita harus siap-siap berpisah dengan teman terdekat kita
karena memiliki tujuan sekolah yang berbeda. Ya, aku juga merasakan itu semua. Namun
aku hanya berpikiran satu hal, bahwa aku ingin sekolah menengah atas yang tidak
berat seperti sekolah menengah pertamaku. Pulang sore, pelajaran yang super
duper beratnya, tuntutan nilai yang super tingginya, aku tak ingin
mendapatkannya lagi. Aku ingin sekolah menengah atas dimana aku benar-benar
bisa merasakan apa itu masa remaja. Namun ketika aku melewati sekolah favorite
yang ada dikotaku, dan melihat kedua orang tua ku, entah kenapa aku berfikir
ulang. “Bagus ya SMAnya, kalo aku sekolah disini pasti kedua orangtuaku senang,
dan blablabla” itulah fikirku. Entah kenapa aku juga berfikir kalau aku hanya
bersenang-senang di SMA, gimana masa depanku, gimana nanti aku kuliah. Akhirnya
aku mengikuti test masuk di SMA favorite yang ada dikotaku. Mulai dari test
tulis, test computer, dan test wawancara. Mengikuti test cukup membuat aku
pesimis. SMA favorite otomatis banyak sekali anak yang ingin masuk disini.
Bukan hanya anak-anak SMP dari dalam kota yang mengikuti testnya, bahkan hampir
semua anak-anak SMP dari luar kota juga ikut. Namun tak disangka aku salah satu
anak yang lulus test.
Dan
akhirnya disinilah sekarang aku, di SMA favorite itu. Aku mulai menyiapkan
untuk Masa Orientasi Siswa atau lebih gampangnya disingkat MOS atau mungkin
kasarannya lagi bisa dibilang masa senior balas dendam kejuniornya. Ya gitulah,
senior nyuruh ini itu, mbentak-mbentak, nyari kesalahn juniornya. Aku juga
mulai berfikir yang enggak-enggak. “Duh MOS, duh seniornya pasti galak-galak,
duh pasti disuruh aneh-aneh, duh takut, duh gimana ya” ya pasti bukan aku aja
kan yang berfikiran kayak gitu? . Dan ternyata setelah hari H MOS pikiran itu
pun jadi kenyataan. Kakak seniornya wajahnya serem-serem. Bukan itu aja sih,
rambut juga harus dikuncir tengah pakek pita pink, disuruh nulis surat pakek
bolpoin warna-warni satu huruf satu warna. Gila kan? Bayangin aja satu huruf
satu warna? Yakalikk tangan dua-duanya bisa nulis barengan. Bukan itu aja penderitaan
junior, masih banyak kegalak-galak an senior yang lebih ekstrim. Tapi aku dan
junior lainnya pasti tau kalau itu semua hanya sandiwara. Tapi sesandiwara
apapun kalo senior marah-marah pasti juniornya takutlah. Hari terakhir MOS pun
akhirnya datang, dihari terakhir ini kita para junior juga dibikin jantungan
sama kakak-kakak senior, karena mungkin mereka mikirnya ini hari terakhir dan
ini harus lebih wow lagi. Dan bener banget hampir semua juniornya dibikin
nangis sampek ketakutan. Tapi diakhir acara, kakak senior akhirnya nyelesaiin
sandiwaranya. Mereka minta maaf ke juniornya, dan bilang kalau dari kemarin ini
hanya sandiwara.
Hari-hari
berat MOS pun berakhir. Awal sekolah menengah atas ku pun dimulai. Kebetulan
aku masuk dikelas X-1. Hari pertama aku sekolah, aku mulai mencari kelasku, dan
melihat siapa saja yang ada dikelas yang sama. Aku cukup senang, karena hampir
sebagian anak dikelasku adalah teman-temanku dari SMP. Ya maupun bukan sekelas
sih. Dan sebagian lagi wajah-wajah asing. Oh iya, ada juga temen waktu SD.
Dihari pertama juga guru-guru hanya masuk dan menyuruh kami semua
memperkenalkan diri masing-masing. Begitu seterusnya sampai kira-kira seminggu
lebih. Aku juga sudah berkenalan dengan anak-anak lainnya. Aku juga sudah
mempunyai teman yang super duper usilnya. Namanya Nata, anaknya usil tapi asik
sih. Kita berdua bagaikan tikus dan kucing. Nata anak super duper rese dan
ngeselin. Salah satu keusilan nata yaitu narik-narik rambut orang. Akupun kena
keusilan itu.
“Hihhh
apaan sih nat” kataku ketika nata mulai narik-narik rambutku.
“Hehe
gapapa kok” jawabnya
“Usil
banget sih” kataku
“Biarin
week” jawab nata dengan wajah usilnya
Hari demi hari pun usai. Semakin
hari aku juga semakin dekat dengan beberapa temanku. Ada Putri, Imah,Yovi,
Candra,Dea,Fikri,Avin,Sofi,dan lain lain. Aku juga sudah mengenal beberapa guru
yang akan mengajar dikelasku. Disetiap pertemuan pasti hanya perkenalan dan
perkenalan. Yaa maklumlah baru minggu-minggu pertama. Aku dan Nata pun masih
sering bertengkar, mengolok satu sama lain. Aku juga punya sebutan sendiri
untuk Nata. Dia sering aku panggil “songong”. Karena apa? Kalian tau kenapa?
Yak karena selain sifatnya yang usil dia punya wajah yang songong serem-serem
gitu. Disaat aku memanggil Nata.
“Heh
ngong songong” panggilku
“Ndeh?
Opo sek pesek” jawab Nata dengan cara mengolokku balik.
“Pesek?”
jawabku kesal
“Iyo
to, we lak pesek to?” jawabnya lagi dengan tertawa
“Iyo
sih ya” jawabku dengan tertawa sinis
Begitulah keseharianku dengan Nata.
Kita berdua sering bertengkar, namun tidak pernah sedikitpun ada rasa benci
atau marah diantara kita. Kita sama-sama tahu bahwa itu hanya sebuah
bercandaan. Dari pertengkaran kami pun kita jadi semakin dekat. Kita juga sudah
saling sms-an.Dan Nata juga sering curhat ke aku tentang cewek yang dia sayang.
Tentang anak-anak dikelas yang disungkaninya. Seorang Nata bisa sungkan?
Yaiyalan bisa. Secara waktu SMP di itu sekolah di sekolah khusus cowok.
Kesehariannya juga hanya ketemu cowok,cowok dan cowok. Otomatis disaat dia SMA
pasti pertama-tama ada rasa canggung jika bertemu dengan cewek.
“
Heh aku lho sungkan mbek ita” katanya
“Ndeh
we iso sungkan bereng? Kenopo no?” tanyaku
“Lha
cah e meneng cah koyok e” jawabnya
“Oh
iyo sih koyok e” jawabku lagi
“Tapi
aku wes gak sungkan mbek we. Yeee” balasnya lagi
“Ndeh
emange maune sungkan ye?” kataku
“Iyooo
hehe. Aku wes gak sungkan mbek we,tiwi,nada,putri” jawabnya
“Ndeh
piye-piye” balasku
Begitulah
percakapanku dengan Nata lewat sms.
Ita adalah teman sekelasku yang
memang cukup pendiam. Mungkin dia belum menyesuaikan diri dengan teman-teman
barunya termasuk juga aku. Tapi aku juga tidak begitu peduli karena memang aku
juga tidak mengenalnya. “Ah paling nanti juga bakalan deket sendiri seiring
berjalannya waktu” pikirku. Selain
curhat tentang kesungkanannya dengan Ita, Nata sering sekali curhat tentang
cewek yang disayanginya. Sebut saja si cewek ini bernama Icha. Sebenarnya bukan
Nata sih yang curhat dengan sendirinya. Akupun sering memancingnya untuk
bercerita tentang Icha.
“Pacarmu
sopo sih ta?” Tanyaku
“Sopo
yaa?” balasnya usil
“Sopo?
Icha icha wi piye? Sopo wi? Pacarmu to? Haha” tawaku meledak
“Ndeh
kok ngerti Icha we?” balasnya penasaran
“Yo
ngerti to. Opo to seng gak tak tau ni” balasku lagi
“Iyo
icha iku pacarku,susah pooll ndapetno arek iku. Aku ae nembak berkali-kali
lagek ditrimo. Dan sak iki aku gualau”
“Galau
kenopo no?” tanyaku
“Masalahe
ki Icha sekolah ndek luar kota. Kan rumahe yo kono. Cuman SMP ne dee merantau”
cerita Nata
“Oalah,
lha trus masalahe opo? We gak iso LDRan ye?” tanyaku
“Masalahe
dee sing gak iso LDRan. Aku bingung enak e piye” ceritanya lagi
“Yo
mboh sih terserahmu. Keputusan enek ndek we mbek Icha” kataku
Ya itulah aku dengan Nata. Ngomong
blak-blak an. Ngomong memakai bahasa jawa yang nggak karuan bahasanya. Tapi
dari percakapan ke percakapan itulah kita berdua semakin dekat. Semakin sering
curhat-curhatan satu sama lain, smsan nggak jelas, bicara berdua. Dan ternyata
aku dan Nata juga sekelompok biologi. Dari situlah aku dan Nata lebih lebih dan
lebih semakin dekat. Namun bukan hanya dengan Nata aku semakin dekat. Ternyata
aku juga semakin dekat dengan Ita. Ita nggak seperti apa yang aku dan Nata
pikirkan. Ita nggak berbeda jauh denganku. Dia cerewet dan asik juga. Tapi
mungkin Nata belum merasakan apa yang aku rasakan. Dia masih belum dekat dengan
Ita. Sangat berkebalikan pokoknya denganku. Aku kemana-mana aja udah sama Ita.
Kekantin sama dia. Apa-apa pokoknya Ita Ita dan Ita.
***
Aku?
Nata? Aku dan Nata? Karena aku dan Nata sering bully satu sama lain dikelas.
Mungkin hampir jika Nata ngomong apa pasti aku njawab, begitu juga sebaliknya.
Dan hampir setiap hari kami berdua begitu.Kelakuan kita pun mendapat tanggapan
dari teman-teman sekelas. Pernah suatu ketika disaat aku dan Nata sedang
berdebat ada yang bilang “Ati-ati lho atak e we mbek kiya ngko pacaran”, dan
tanpa disangka-sangka aku dan Nata sama-sama bilang “Gaklah, ngapain” dan kami
berduapun akhirnya berhenti berdebat. Bukan hanya itu saja tanggapan dari
teman-teman. Ada juga yang bilang lewat media social “Udah nunggu apa lagi,
pacaran aja sana” dan lucunya lagi si Nata mbales “Nunggu we iso melek da”.
Namanya pida, memang anaknya susah banget mbuka matanya. Makanya si Nata bilang
gitu. Aku sendiri pun belum ada pikiran bahwa Nata suka sama aku, apalagi mikir
kalo kita berdua bakalan pacaran. Sama sekali nggak ada kepikiran kesitu.
Karena memang sifat Nata yang deket sama siapa aja nggak membuat aku berpikiran
kearah situ. Pertemananku dan Nata pun berjalan seperti biasa sampai pada suatu
hari dimana Nata tiba-tiba menjauh dariku. Dia jaga jarak, dia jauh, menjauh
tepatnya. Aku masih belum paham kenapa Nata bersikap seperti itu. Awalnya aku
juga nggak terlalu peduli dengan sikap Nata yang seperti itu. Tapi lama
kelamaan aku merasa bahwa aku kehilangan sosok Nata. Nata yang selalu sms,
selalu jadi tempat curhatku, selalu nemenin kalo aku susah tidur. Dia berubah.
Entah karena apa. “Daripada gini terus, mending nanya Nata deh” pikirku.
“Heh
kenapa to Nat? Aku lho salah apa? Kok we berubah? Tanyaku
“Gapopo
i, biasa ae” jawabnya enteng
“Gak,
we lho gak biasa. Aku salah opo to? We kenopo?” tanyaku lagi
“Aku
ilfil mbek we” katanya
“Ndeh
lha kok iso lho? Aku kenpo no?” tanyaku heran
“Mboh
mboh” jawabnya kesal
Aku semakin nggak paham ada apa
dengan Nata. “Ilfil? Aku kenapa?” Batinku. Hari demi hari aku masih nggak paham
kenapa dia ilfil sama aku. Semuanya baru terjawab saat aku Tanya lagi sama
Nata.
“Kenopo
kok ilfil mbek aku? Aku kenopo emange?” tanyaku
“Mosok
gak ngerti?” jawab Nata
“Gaklah.
Kenopo no?” balasku kesal
“We
lho gak peka pooll. Jajal tebak kenopo” jawab Nata kesal
“Kenopo?
We seneng mbek aku ye? Trus aku gak sadar ngono? Iyo?” jawabku
“Yo”
jawabnya cuek
“Lha
trus piye? Aku kudu piye?” balasku lagi
Tidak
ada balasan setelah itu. Tapi aku tetap menunggu balasan Nata. Aku juga
mengiriminya beberapa pesan yang sama. Dan pada akhirnya dia membalas smsku
malam itu.
“Sorry
bar futsal. Sak iki ngene, we gelem gak dadi pacarku?”
“Haa?
Dadi pacarmu?
“Yo,
piye?”
“Tak
jawab sesok piye?”
“Moh
kok, kudu sak iki. Nek gak mbok jawab sak iki berarti aku mbok tolak”
Dari situlah hubunganku dengan Nata
naik satu tingkat. Kita berdua pacaran. Namun Nata ingin merahasiakannya dari
teman-teman sekelas. Karena dia sungkan katanya. Akupun mengikuti saran Nata.
Aku sama sekali tak ambil pusing soal ini. Hubunganku dengan Nata sudah
berjalan beberapa hari. Namun teman-teman kami pun sudah mulai curiga. Banyak
yang bertanya satu sama lain tentang hubunganku dengan Nata. Banyak juga yang
langsung bertanya kepadaku ataupun Nata. Aku dan Nata hanya tersenyum dan pasti
bilang “nggak I”. Teman-teman cewek lebih agresif tentang masalah ini, mereka
sangat kepo tentang apa hubunganku dengan Nata. Mungkin para cowok pun kepo tapi
mereka bisa menyembunyikan kekepoan mereka. Hampir setiap harinya aku di
introgasi sama Ita, putri dan yang lainnya. Tapi mereka tidak akan melanjutkan
pengintrogasian mereka ketika Nata datang. Meraka semua takut-takut sebel sih
soalnya sama Nata. Dan jika Nata tau aku diintrogasi pasti Nata langsung
mendekat.
Hari demi hari berlalu. Nata
akhirnya pun memutuskan untuk memberitahukan hubungan kami kepada teman
sekelas. Entah apa yang memuat Nata berubah pikiran. Dia juga selalu menggodaku
kalau dia akan menembakku ulang didepan anak-anak.
“Tak
tembak ulang ndek depan kelas no piye?” Tanyanya menggoda
“Hah?
Jangan to, nggak usah” jawabku
“Halaah
wes to gapapa ya?” tanyanya
“Mboh
ah serah wes” balasku malas
Hari ini kelasku ada pelajaran
bahasa inggris dan kebetulan dipelajaran itu kami bermain-main. Nata kalah
dipermainan itu dan dia mendapat hukuman bernyanyi. Dia menyanyi lagu Warmness
On The Soul di depan kita semua. Dan pada saat lirik “I give my heart to you”
ternyata tak disangka-sangka dia menghadap ke aku. Sontak semua anak menjerit
histeris akibat ulahnya itu. Akupun juga kaget dengan ulah Nata yang seperti
itu, dan malunya lagi katanya mukaku sampai pucat. Setelah ulah Nata itu
teman-teman sekelas semakin yakin bahwa aku dan Nata memang ada hubungan. Kami
pun mengakui semua itu setelah kejadian ini.
Hubunganku dengan Nata semakin hari
semakin dekat dan sosweet. Kita sering curhat satu sama lain mulai tentang anak
sekelas, kegiatan kita diluar sekolah, dan lain lain. Kita berdua memang nggak
pernah keluar malam, karena selain setiap hari sudah bertemu dikelas, dan pada
waktu malam minggu pun aku ada jadwal les. Tetapi sebelum kita mulai pacaran
aku juga sudah bilang padanya bahwa aku nggak bisa kalo keluar malam minggu dan
dia pun nggak mempermasalahkan soal itu. Jadi aku pun tenang dengan ini.
Dikelas kami selalu berdua ya maupun
nggak sering-sering banget sih. Kami berdua sering mengobrol dan duduk bersama.
Kami juga sering ada dikelompok yang sama. Aku dan Nata juga lumayan sering
pulang sekolah berdua. Oh iya pada waktu itu kebetulan disekolah kami ada acara
lomba kelas. Menghias kelas sedemikian unik. Jadi untuk kami ini adalah suatu
yang mengasyikkan dan pertama kali juga bagi kami semua. Jadi kami sekelas
ingin mendapatkan juara. Otomatis kita semua harus menghias kelas sesering
mungkin karena kita hanya punya waktu pada hari-hari tertentu karena kita juga
pulang sore terus. Gara-gara kegiatan ini aku dan Nata juga sering ketemu
bahkan malam pun ketemu karena biasanya kita menghias kelas sampai malam hari.
Sekolah kami buka 24 jam lhoo.
Didalam sebuah hubungan yang namanya
konflik pastilah sering terjadi. Begitu juga dengan hubunganku dengan Nata.
Sangat susah mengerti Nata. Nata adalah sesosok cowok cuek namun perhatian.
Sifatnya kadang dingin, kadang juga hangat. Cara bicara Nata juga kasar. Tetapi
kadang juga lembut. Pada saat itu, disaat kelasku menghias kelas dimalam hari.
Aku sedang dalam keadaan mood yang buruk. Mungkin begitu juga dengan Nata.
Tetapi kami tidak mengerti satu sama lain. Maklumlah kami berdua sama-sama
egois dan memiliki gengsi yang cukup tinggi. Pada saat itu Nata mengajakku
mengobrol, namun aku menanggapinya dengan acuh tapi Nata masih menolerir hal
itu. Nah pada saat dimana Nata menawarkan untuk mengantarkanku pulang dan aku
menolaknya disitulah amarah Nata muncul. Dia berbicara kasar dan meninggalkanku
sendirian. Dia pergi tanpa menoleh sedikitpun. Aku hanya bisa melihat
punggungnya yang semakin lama semakin menghilang. Setelah aku sampai dirumah
dan berfikiran mungkin Nata juga sudah sampai dirumah aku mengirimi Nata sms
Maksudmu tadi apa kok bicara kasar? Nggak ada yang
lebih kasar dari itu?
Namun tak ada balasan apapun dari
Nata malam itu. Aku semakin gusar dengannya. Paginya aku berangkat kesekolah
dengan perasaan campur aduk. Moodku sudah buruk di pagi hari. “Aku datang
kepagian” batinku. Aku sendirian dikelas, sambal menuggu yang lainnya datang
aku akhirnya membersihkan meja dulu. Terbesit dipikiranku “Semoga setelah ini
bukan Nata yang datang”. Tapi ternyata harapanku malah berbanding terbalik. Aku
melihat motor Nata diparkir didepan kelas. Jantugnku berdegup kencang
takut-takut kalau Nata berbicara kasar lagi. Tapi ada persaan marah karena dia
tidak membalas smsku kemarin malam. Nata masuk kelas dengan wajah yang kurang
enak diliat. Awalnya aku berpikiran mungkin hari ini Nata akan cuek seharian
penuh kepadaku. Tapi aku salah, setelah di menaruh helmnya ditempat helm dia
menghampiriku dan menarikku keluar kelas. Dia berjalan menuju musholla sembari
aku berjalan dibelakangnya. Setibanya dimusholla ternyata Nata membahas masalah
kemarin malam.
“Kasar
ya aku kemarin?” tanyanya.
“Pooll
lah” jawabku singkat.
“Maaf
yaa.” Katanya
Aku tidak menjawab pertanyaan Nata.
Bibirku manyun kedepan memperlihatkan bahwa aku masih kesal padanya. Kemudian
dia mengelus-elus kepalaku dan bertanya “Di maafin nggak ini?”. Aku
mengangguk-anggukan kepala dengan manja. Kemudian Natapun tersenyum menyambut
anggukanku itu. Dia juga minta maaf kalau kemarin tidak membalas smsku karena
pulsanya habis sambil menunjukkan hapenya kepadaku.
***
Tepat hari ini adalah hari ulang
tahunku. Ulang tahun pertama dimana aku memiliki pacar Nata. Sebagian besar
cewek yang mempunyai pacar, pasti mengharapkan sesuatu yang istimewa dari
pacarnya. Itu juga yang aku harapkan dari Nata. Namun mungkin harapanku akan
menjadi harapan yang sia-sia disaat aku tahu bahwa pengucap pertama bukan
pacarku sendiri melainkan orang lain. Aku berharap Natalah yang menjadi
pengucap pertama. Nata juga bukan orang kedua, ketiga, atau keempat yang
memberiku selamat saat tengah malam via sms. Menunggu sms Nata yang tak kunjung
datang akupun tertidur. Paginya saat aku membuka HP juga tidak ada nama Nata
tertera dilayar HPku. Sedih,marah,kecewa bercampur jadi satu. Rasanya malas
sekali hari ini berangkat sekolah, batinku. Saat bertemu Nata disekolah pun
Nata tidak memberiku selamat. Dia hanya memberi sapaan dan senyuman seperti
biasanya. Aku membalas sapaan dan senyuman Nata dengan enggan. Aku langsung
menuju kursiku. Nata tidak mengikutiku. Dia menuju kebelakang entah mau
ngapain, aku tidak peduli dengannya. Tetapi setelah beberapa menit Nata duduk
disebelahku dengan membawa gitar, kemudian dia menyanyikan lagu happy birthday
untukku. Sontak aku kaget dengan sikap Nata. Perasaan kesalku berubah menjadi
haru ketika Nata memainkan gitarnya sambil menyanyikan lagu itu. Setelah
selesai menyanyikannya dia mengucapkan selamat ulang tahun dengan lembut
dihadapanku.”Maaf ya nggak jadi yang pertama ngucapinnya” katanya kemudian. Aku
menggeleng sambil menatapnya bahagia.
Tidak hanya Nata yang membuatku
bahagia di hari ulang tahunku. Teman-teman sekelasku juga membuat hari ulang
tahunku lebih spesial. Mereka mengerjaiku habis-habis an. Bajuku, wajahku,
hitam semua akibat ulah mereka. Tak berhenti disitu saja kejutan yang aku
dapatkan. Ternyata Nata juga menyiapkan hadiah spesial untukku. Bahagianya
punya pacar kayak Nata, batinku senang.
***
Di SMAku setiap tahunnya selalu
mengadakan acara sepak bola besar-besaran antar kelas. Julukan gaulnya Liga
Sepak Bola. Berhubung ini pertama kalinya bagi kami anak kelas X kami sangat
antusias menyiapkan semuanya. Mulai dari anak cowoknya latihan setiap
minggunya, yang cewek mbuat atribut untuk mendukung, dan membuat kaos kelas.
Seperti biasanya Nata selalu jadi
tukang koordinasi. Soalnya Nata paling ditakuti oleh anak-anak sekelas. Mungkin
karena sikapnya yang kasar itu. Tapi Nata orang yang bertanggungjawab jika
sudah memegang tugasnya. Nata dan anak cowok lainnya mencari model dan membuat
model untuk jersey kelas. Kita para anak cewek hanya menunggu dan memberikan
voting. Nata juga yang mencatat dan mendata untuk ukuran, nama yang akan dibuat
dibelakang jersey per anak nantinya. Dia mendata satu persatu anak, dan diwaktu
dia mendataku dia sedikit berbuat keusilan yang mebuat anak-anak sekelas
berteriak ciee dan tertawa. Disaat aku bilang “Namaku Y nya satu aja lho”, dia
menjawab “Iyo sayang, ngerti” dengan keras didepan kelas. Aku tersenyum malu
saat dia mengatakan hal-hal seperti itu didepan anak-anak. Mungkin karena
memang aku tidak terbiasa menggilnya dengan sebutan sayang jika didepan anak-anak.
Karena itu suatu hal yang agak aneh menurutku. Dan Nata juga tidak sering
berbicara begitu. Mungkin hanya kadang-kadang jika keusilannya lagi kumat.
Liga Sepak Bola sekolah ku ini
diadakan setiap hari kamis jum’at sabtu sesudah pulang sekolah karena memang
hari-hari itu sekolahku tidak pulang sore. Dan juga kebetulan Liga sekolahku
dekat dengan liburan setelas UAS. Jadi hari-hari berikutnya diadakan pada saat
liburan.
Oh iya di Liga Sepak Bola bukan
hanya ada perebutan juara pertim kelas, tapi ada juga kipper terbaik, penyerang
terbaik da nada juga lomba yel-yelnya. Alhamdullilah kelasku masuk semi final.
Tapi kelasku bertemu dengan lawan yang tangguh saat di final. Kelasku hanya
dapat memperjuangkan juara ke-3. Tapi itu sudah sangat cukup bagi anak-anak
kelasku. Kita semua sudah sangat bangga dengan anak-anak yang bermain dengan
kerennya dilapangan.
Setelah Liga masih ada beberapa hari
liburan yang tersisa. Saat liburan adalah saat yang menyenangkan juga
menyedihkan. Menyedihkannya kita tidak bisa bertemu dengan teman-teman,
termasuk kapasitas bertemuku dengan Nata jadi berkurang. Tapi tidak berkurang
spenuhnya karena saat liburan Nata masih sering main kerumahku. Kita dan
anak-anak sekelas juga sering keluar.
***
Semua orang pasti mempunya masa
lalu. Entah itu masalalu yang kelam ataupun yang bahagia. Yang namanya masalalu
pasti ada. Begitu juga aku dan Nata. Kami sama-sama mempunyai masalalu. Didalam
masalalu itu pasti ada seseorang yang pernah menempati hati kita sebagai orang
spesial. Masalalu ku dengan cowok sebelum Nata sudah tidak pernah menjadi hal
yang harus aku pikirkan. Tapi berbeda dengan Nata, didalam masalalunya ada
sesosok gadis yang cukup sempurna dimatanya. Bahkan akupun nggak pantes
dibandingin dengan gadis itu. Ya, sesosok gadis itu adalah mantan Nata yang
pernah diceritakan kepadaku sebelum kami berpacaran. Mantannya dimata cukup
sempurna. Pinter,cantik, dan multitalent. Aku tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan mantan Nata. Disitulah kadang aku merasa minder. Dan akhir-akhir ini aku
juga sedikit sensi tentang masalah mantan Nata karena Nata sering
membanding-bandingkan aku dengan mantannya tanpa dia sadari. Nata tidak pernah
sadar jika dia sering membandingkan aku dengan mantannya. Ya mungkin cowok itu
memang nggak peka, beda banget sama cewek kalik ya. Saking kesal dan mindernya
aku dengan mantan Nata, disaat aku dan dia bertengkar pasti aku selalu meledeki
Nata soal mantannya. Nata pun malah membalas ledekan itu dengan cara
memanas-manasi aku. Begitu terus jika membahas mantan Nata. Sampai-sampai aku
sudah terbiasa dengan semua ini.
Mungkin sikapku yang sensitif dengan
mantan Nata dikarenakan persaan takut Nata masih menyimpan rasa terhadap
mantannya. Karena dulu pada saat Nata menceritakan tentang mantannya dia
terlihat seperti benar-benar menyayangi sang mantan. Seperti tidak ada yang
bisa sebanding dengan mantannya itu. Menurutku memang Nata masih mempunyai
persaan kepada mantannya. Tapi aku nggak tahu seberapa besar perasaannya. Lebih
besar perasaanya kedapaku atau kemantannya pun aku nggak tahu dan juga nggak
akan mau tahu. Memikirkan masalah ini saja sudah cukup membuat hatiku sakit.
“Nata punyaku sekarang. Masalalu ya masalalu. Toh kamu kan juga punya masalalu
kiy” kataku pada diri sendiri untuk membuang prasangka-prasangka buruk kepada
Nata. Maupun pada kenyataannya aku masih mempunyai pikiran negative tentang
Nata dan mantannya.
Nggak dipungkir lagi bahwa pikiran
negative pasti selalu ada didalam pikiran kita. Entah seberapa keras kita ingin
menangkisnya pasti akan selalu ada. Pintar-pintarlah mengontrol pikiran itu.
Belum masalah mantan Nata selesai
timbul lagi satu kecemburuanku. Kedekatan Nata dengan Ita cukup menguras
perhatianku. Kedekatan mereka berdua tidak sama seperti kedekatan Nata dengan
cewek lain. Dari penglihatanku mereka mempunyai ketertarikan satu sama lain
yang belum mereka sadari. Atau mereka sadar tapi berusaha menampiknya? Karena
Nata sudah punya aku dan Ita adalah sahabatku? Apa mungkin gitu? Entahlah.
Awalnya kecemburuan ini aku simpan sendiri. Aku hanya sering mengolok-olok
mereka berdua “Kamu lho sama Ita lho cocok” “Kamu lho sama ita blablabla”
begitulah ledekku pada Nata. Terkadang dia merespon juga dengan ledekan, kadang
juga dengan nada marah. Ini semua hanya perasaanku saja atau memang faktanya
begini akupun masih belum paham dan belum terlalu mau ambil pusing.
Masalah tentang Mantan Nata ataupun
tentang Ita aku tanggapi dengan biasa lama kelamaan. Aku nggak mau hubunganku
dengan Nata rusak karena kecemburuanku ini. Nata juga sudah menunjukkan sikap
kemuakkannya dengan kecemburanku ini. Bagi Nata kecemburuanku ini hal
kekanak-kanakkan.
***
Saat akan masuk dibulan ke-4 ku
dengan Nata banyak sekali masalah-massalah yang datang dihubunganku dengan
Nata. Aku dengannya pun sering bertengkar. Dan dikelaspun kami jarang berbicara
satu sama lain. Sehari sebelum anniversary kita berdua, aku dan Nata
bertengkar. Seharian dia tidak mengirim sms. Dan malam itu HPku berdering. SMS
dari Nata. Tap isi sms itu bukan sms permintaan maaf atau kata-kata menenangkan
melainkan kata-kata yang menusuk hati.
Gimana kalo
kita putus aja?
Sms Nata membuatku tersontak
seketika. Aku tidak langsung membalasnya. Aku bingung harus membalas apa. Dan
aku juga tidak mau hubunganku dengannya berakhir untuk sekarang ini. Setelah
beberapa menit akhirnya aku membalasnya.
Kenapa?
Yakin? Tapi aku nggak mau putus balasku
Kayaknya
kamu udah nggak percaya sama aku. Menurutmu yang terbaik gimana wes? Mintamu
gimana? Balas Nata lagi
Enggak
enggak. Maaf. Mintaku jangan putus. Lha mintamu gimana? Pengen putus beneran? balasku
Aku
juga nggak mau putus sebenere balasnya
Yaudah
kenapa tadi ngomong gitu. Jangan putus ya. Balasku
Lha
kamu gitu kok. Iyaa sayang. Maaf ya. Balasnya lagi
Hampir saja pada saat itu hubunganku
dengan Nata berakhir. Mungkin memang gara-gara sifatku yang menjengkelkan dan
masalah yang terus saja datang. Tapi untungnya pada saat itu kita berdua
sama-sama belum ingin mengakhiri hubungan kita. Hubunganku dengannya pun
berjalan 4 bulan. Bulan ke 4 hubungan kita pun hari demi hari kita lalui. Dan
memang benar PDKT lebih indah daripada kalau sudah pacaran. Di bulan ke 4 ini
hubunganku dengan Nata agak berjalan tidak mulus. Kami sama-sama bertindak
egois dan tak mau mengalah. Nata pun semakin hari semakin dekat dengan Ita.
Entah persaanku saja atau memang kenyataannya iya? Aku terus saja
mempermasalahkan kedekatannya dengan Ita, sampai terkadang membuat Nata
jengkel. Dan Ita pun tau kalau aku cemburu dengan kedekatannya dengan Nata.
Menurut pendapatku Ita ada rasa dengan Nata. Buktinya ketika salah satu temanku
menyuruh Ita untuk menjauhi Nata, Ita tidak melakukan hal itu. Justru dia malah
menanggapi semua perlakuan Nata kepadanya. Lama kelamaan aku sudah sangat muak
dengan sikap Nata. Nata berubah. Nata yang sekarang bukanlah Nata yang aku
kenal dulu. Bukan lagi Nata yang sayang aku. Bukan lagi Nata yang penuh
perhatian. Dia berubah, sangat berubah. Perubahannya membuat aku sedih juga
bingung. Hubungan kami pun ada dipinggir jurang yang sewaktu-waktu bisa
berakhir kapanpun. Dan benar, hubungan kami pun berkahir dikala hubungan kami
berdua akan menginjak bulan ke-5. Sedih, marah, dan kecewa yang luar biasa aku
peroleh. Menangis? Ya aku menangisi Nata semalaman. Aku pun juga tahu bahwa
tangisanku percuma karena Nata tidak merasakan apa yang aku rasakan sekarang.
Nata jahat, pikirku. Dia jahat telah meninggalkan banyak kenangan manis yang
mungkin akan susah dilupakan. Bukankankah cewek lebih pintar menyimpan memori
daripada cowok? Itulah mengapa para cewek lebih susah move on daripada anak
cowok.
***
Tidak ada lagi Nata yang selalu
tersenyum kepadaku saat pagi hari disekolah, dia yang mengantarku pulang,
mendengarkan keluh kesahku, membuat aku tersenyum, membantuku memahami soal,
dan tidak ada lagi sesosok Nata yang selalu membuat rambutku berantakan karena
keusilannya. Hari-hari tanpanya begitu berbeda. Setiap dikelas pun rasanya
seperti ada yang berubah. Sekarang seperti ada tembok besar yang membatasi
kami. Tembok yang susah dihancurkan meski aku ingin sekali meruntuhkannya. Dan
aku membuat kesalahan fatal yang membuat Nata semakin menjauhiku. Dari dulu Nata
memang tidak pernah suka jika aku galau berlebihan. Dia ilfil jika aku begitu.
Galau berlebihanku muncul ketika Nata menjauhiku dan lebih dekat dengan Ita.
Seharusnya dia sadar kalau aku begini karenanya. Tapi tak bisa dipungkiri lagi
kalau Nata adalah seorang cowok. Kebanyakan cowok tidak akan pernah bisa
merasakan apa yang dirasakan oleh cewek. Mereka para kaum cowok lebih
menggunakan logika, sedangkan kami para kaum cewek menggunakan perasaannya yang
otomatis kami lebih sering galau ketimbang mereka para kaum cowok.Aku tahu itu
sudah takdir dan ketentuan Tuhan. Tapi seharusnya mereka para kaum cowok
terutama Nata bisa memaklumi sifat para kaum cewek termasuk aku. Nata tak bisa
memaklumi sifatku ini. Dia tetap menyalahkan aku atas kegalauanku sendiri. Mulai
dari saat itu aku dan Nata sudah tidak pernah berbicara lagi satu sama lain.
***
Sahabat? Sahabat adalah seseorang
yang selalu ada untuk kita dikala kita senang maupun susah. Seseroang yang
selalu ada untuk kita disaat yang lainnya menjauh. Seseorang yang berbagi keluh
kesahnya kepada kita. Seseorang yang tidak akan tega menyakiti kita. Seseorang
yang selalu mendukung kita. Seseorang yang menasehati kita dikala kita keluar
dari jalur yang semestinya. Seseorang yang selalu bisa kita percaya sepenuhnya.
Begitulah pikirku tentang sahabat sebelum kejadian ini. Ya! Sebelum aku ditusuk
dari belakang oleh sahabatku sendiri. Sebelum aku sangat sangat dikecewakan
olehnya. Dia adalah Ita. Sahabatku yang selalu sehati sama aku, selalu duduk
sebangku, dan kemana-mana kamipun sering berdua. Tapi apa? Sahabatku berpacaran
dengan mantan pacarku yang masih aku sayang. Itapun tau jika aku masih
menyayangi Nata. Dia tau semua apa-apa tentang Nata karena aku sering curhat
tentang Nata kepadanya. Aku tidak pernah menutupi apa-apa darinya. Memang dulu
aku sempat cemburu kepada Ita. Tapi aku tak menyangka dan mengira kejadiannya
akan sesuai dengan yang aku pikirkan waktu itu. Entah mengapa aku sangat sangat
kecewa kepada Ita. Aku membencinya melebihi aku membenci Nata. Entah kenapa
begitu. Seharusnya aku lebih memebenci Nata ketimbang Ita. Tapi aku merasa
bahwa Ita benar-benar telah menusukku dari belakang. Sebelumnya pun Ita pernah bilang bahwa dia tidak akan
berpacaran dengan Nata. Dia tidak mungkin setega itu denganku. Tapi
kenyataannya semua omongannya malah berbalik. Memang benar kalau Ita dan Nata
tidak pacaran. Ita juga bilang sendiri bahwa dia tidak pacaran dengan Nata.
Tapi menurut penglihatanku dan dari gerak gerik mereka itu sudah cukup
membuatku sakit. Hubunganku dan Ita berantakan. Secara tidak sengaja aku
menjauhi Ita maupun aku masih duduk sebangku dengannya. Aku juga masih
berbicara dengannya seperti biasa. Tapi itu sangat bertentangan dengan hatiku
yang sudah kecewa dengan perlakuannya itu. Hari demi hari hubungan Nata dan Ita
semakin dekat, berbeda dengan hubunganku dengan Nata begitu juga dengan Ita.
Semuanya berubah sejak kejadian-kejadian itu. Semakin hari semakin aku benar-benar
jauh dengan Ita. Dan Nata lebih membenciku karena aku selalu mengupdate
status-status galau ataupun tentang sahabat yang berkhianat.
***
Masa-masa kelas X akan berakhir
sebentar lagi. Kami anak kelas X pun
sedang disibukkan dengan ulangan-ulangan. Kami juga belajar dengan giat agar
memperleh nilai yang memuaskan. Ujian kali ini juga menentukan kami akan di
jurusan apa, IPA atau IPS?. Sebagian anak ingin masuk di jurusan IPA. Yang
katanya sih jurusan IPA lebih unggul, anak-anaknya lebih pinter, pokoknya IPAS
lebih unggul deh. Dan jurusan IPS hanya dipandang sebelah mata. Tapi sebenarnya
bukan jurusan IPA saja yang unggul, jurusan IPS pun juga tak kalah unggulnya.
Mungkin hanya saja keunggulannya berbeda dari segi materinya. Pemikiran anak
IPA lebih unggul dari anak IPS tidak terjadi di angkatanku. Buktinya banyak
juga yang memilih jurusan IPS. Banyak juga prestasi-prestasi yang dicapai oleh
anak IPS. Hanya saja memang aku ingin dikelas IPA karena cita-citaku memang ada
dibidang IPA bukan IPS. Setelah melewati ulangan-ulangan dan UAS,penerimaan
raport juga akan terlaksana. Kami semua termasuk aku menunggu kabar tentang
jurusan harap-harap cemas. Setelah lama menunggu, akhirnya hasilnya pun keluar.
Aku ada dikelas IPA. Nata, Ita, dan teman temanku yang lain juga ada dikelas
IPA. Tapi entahlah aku masuk dikelas IPA berapa. Apakah sekelas dengan Nata?
Atu sekelas dengan Ita? Atau bahkan sekelas dengan dua-duanya? Aku berharap
tidak semua! Entah jadi apa kalau aku sekelas dengan mereka berdua lagi. Tapi
enatah mengapa feelingku mengatakan bahwa Ita dan Nata akan sekelas lagi. Aku
juga menyampaikkan feelingku ini dengan Ita. “Tak tebak lho kamu sekelas neh
sama Nata” kataku kepada Ita dengan senyum dipaksakan. Penentuan sekelas akan
diumumkan satu hari sebelum masuk. Ada perasaan sedih juga senang. Sedih jika
membayangkan Nata dan Ita sekelas lagi, atau aku juga ikut bersama mereka
sekelas lagi dan senang karena liburan pun telah didepan mata.
***
Liburan telah tiba. Aku sudah
merencanakan kalau aku akan berlibur kerumah saudaraku yang ada di Tegal,Jawa
Tengah. Aku tidak mau pusing-pusing memikirkan Nata di liburanku ini. Aku lebih
tertarik memikirakan hal-hal apa saja yang akan aku lakukan dirumah saudaraku
itu. Aku berlibur sendirian tanpa ayah, ibu, atau adik-adikku. Aku naik kereta
dari sini ke Semarang. Setelah di sesampainya aku di Semarang aku dijemput
kakak sepupu ku yang akan aku kunjungi itu. Kakak sepupuku kebetulan kuliah di
Semarang. Jadi sewaktu dia akan pulang kekampung halamannya aku juga ikut
sekalian. Aku dan kakak sepupuku itu menuju ke Tegal naik bus patas. Sungguh
aku paling tidak suka dengan bus. Rasanya ingin terbang saja jika harus naik
bus. Atau kalo bisa mending naik becak saja. Tapi itu sangatlah hal yang
mustahil.
Perjalanan Semarang ke Tegal
memerlukan waktu 8 jam. Setelah sampainya kami disana, kami berdua dijemput
kakak sepupuku yang lain. Dari jalan
raya kerumah budhe ku ini tidaklah jauh. Hanya membutuhkan waktu 10
menit saja. Sampainya dirumah aku disambut dengan hangat. Aku sudah biasa kalau
liburan pasti berlibur kesini. Aku dibuatkan teh, disuruh makan dulu baru boleh
tidur dsb. Aku sudah membayangkan rencana-rencana yang akan aku lakukan disini.
Aku tidak mau liburanku menjadi sia-sia.
Keesokan harinya, dan seperti hari-hari
libur biasanya aku bangun agak sedikit
siang. Maklumlah hari libur adalah hari paling efektif untuk bangun siang. Siangnya
aku dan kakak-kakak sepupuku jalan-jalan ke alun-alun Tegal. Berfoto bersama,
dan kuliner makanan disekitar alun-alun kota Tegal. Setelah puas kuliner di
alun-alun, kami pun pergi ke mall untuk karaokean. Hari pertama liburanku
berakhir disini.
Dihari-hari berikutnya aku hanya
dirumah dan berlajan-jalan disekitar rumah. Oh iya rumah budheku terletak cukup
dekat dengan laut dan kolam renang. Jadi aku lebih sering menghabiskan waktu ku
untuk bermain di laut dan berenang.
Disaat aku tidak melakukan sesuatu,
terbesit sekilas pikiran tentang Nata. Sedang apa dia? Liburan dimana dia?
Dengan siapa sekarang dia? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul sekilas dibenakku.
Aku kangen dia ya Tuhan, batinku. Tapi aku langsung mengalihkan perhatianku ke
yang lainnya, aku tidak mau terlalu terbawa suasana galau ini. Aku tidak ingin
merusak liburanku.
Disaat aku diTegal aku juga diajak
untuk wisata ke GUCI. Kalian tahu guci? Guci adalah tempat wisata pemandian air
panas di kota Tegal. Tempatny ada diatas bukit. Lumayan jauh kalau dari rumah
budhe. Aku dan kakak-kakak sepupuku naik mobil kesana. Sepanjang perjalanan
kami selalu membuat lelucon satu sama
lain, yang membuat kita tertawa sampai perjalanan tidak terasa melelahkan.
Pemandangannya juga sangat indah, dan hawanya sejuk. Banyak sawah dikanan dan
kiri, sungai-sungai yang dipenuhi batu-batuan besar dan perkebunan berbagai
macam sayuran. Memang tempat wisata ini ada didaerah yang subur, maka taka sing
lagi jika disetiap perjalanan menemukan tumbuh-tumbuhan hijau yang sangat
menyegarkan mata.
Setelah sekitar 2 jam perjalanan
akhirnya kami pun sampai di Guci. Tempatnya sangat indah, dikelilingi dengat
bukit-bukit. Aku dan kakak-kakak sepupuku langsung turun kebawah untuk
menikmati pemandian air panasnya. Dan wow rame sekali ternyata. Aku baru ingat
kalau ini hari libur makanya tempat ini sangat rame. Hal itu tidak jadi masalah
bagi kami, kami tetap berantusias untuk bermain-main air. Setelah puas dengan
bermain air, kami semua berfoto bersama, kemudian kami makan karena kami cukup
lelah bermain air tadi. Setelah selesai makan, kami memutuskan untuk naik
kebukitnya. Jalan naik kebukitnya tidak bagus. Kami harus melewati semak-semak
dan mendaki bebatuan. Tapi semua itu tidaklah berbahaya. Perjalanan naik ke
bukit juga sangat mengasyikkan, dari sini kami bisa melihat pemandangan dibawah
dengan sangat indah. Semakin naik dan semakin indah. Rumah-rumah dibawah
kecil-kecil, banyak pepohonan, dan jalanpun terlihat kecil. Alangkah
memuaskannya, sebanding dengan perjuangan naik keatasnya. Tetapi eh tetapi
bagaimana turunnya? Naik aja susah dan serem apalagi turunnya? Dan ternyata
benar, turunnya lebih ekstrim. Kalau tidak hati-hati kita bisa jatuh ataupun
terpeleset karena tidak ada tempat kita untuk berpegangan. Namun itu juga hal
yang mengasyikkan karena ada kesenangan tersendiri disaat kami mau terpelest
atau sebagainya.Liburanku sangatlah menyenangkan dan mengsayikkan.Liburanku
juga dapat membantuku sedikit melupakan sosok Nata.
***
Liburanku akhirnya pun
berakhir.Sedih rasanya kalau tahu liburan sudah usai. Sebentar lagi aku akan
kembali kerutinitas biasanya, namun dengan kelas yang berbeda dan orang-orang
yang berbeda pula. Dihari pertama masuk sekolah, aku hanya mengecek masuk
dikelas IPA berapa aku.Dan ternyata aku masuk dikelas IPA 1. Aku lihat siapa
saja yang berada di kelas yang sama denganku. “Wah ada banyak anak yang dulu
kelas X nya denganku” batinku sangat senang. Karena setidaknya aku mengenal
beberapa orang. Aku penasaran ada dikelas berapa Nata dan Ita. Dan ternyata
benar feelingku, mereka berdua sekelas.Aku kaget, juga sedih. Tapi mungkin hal
yang sama akan dirasakan oleh Ita. Ita merasa gelisah saat dia juga tahu kalau
dia sekelas dengan Nata. Sudahlah, toh aku juga tidak bisa berbuat apa-apa
dengan semua ini. Aku sudah pasrah dengan Nata dan Ita.
***
“ Kebesaran seseorang itu
terletak dalam kejujurannya . Bukan pada keberaniannya . Sebab keberanian belum
tentu sama dengan kejujuran . Sedangkan kejujuran itulah sebetulnya keberanian
. “
Aku dan Ita
selalu terbuka satu sama lain sampai-sampai nggak ada satu masalah pun
yang tertutupi .Aku selalu terbuka dengan Ita masalah Nata. Aku selalu cerita
semuanya.Aku juga cerita tentang mantan-mantanku dengannya. Tapi Ita? Dia tidak
begitu sering curhat denganku.Tapi suatu ketika dia tiba-tiba bercerita tentang
cowok masalalunya yang di SMP yang dia sayangi.Tapi ternyata sang cowok juga
ditaksir sahabatnya waktu SMP. Lucunya maupun kami nggak terlalu terbuka satu
sama lain kami anak yang kompak banget , sampai-sampai kami berdua pernah telat
bareng . Didalam persahabatan kami ini ada prinsip yang diterapkan yaitu kami
semua harus saling jujur satu sama lain dalam hal apapun . Tapi kenyataannya
salah satu dari kami menyimpan satu rahasia yang sangat besar .. Menurutnya
rahasianya itu adalah rahasia yang sangat memalukan dan aib bagi dirinya
sekeluarga . Italah yang menyimpan satu rahasia itu . Dia sebenarnya sangat
sangat dan sangat ingin menceritakan rahasia itu kepada sahabat-sahabatnya tapi
mungkin Ita harus mencari waktu yang tepat untuk menceritakan semua rahasianya
itu .
Rahasia yang disimpan Ita ternyata berkaitan
dengan Nata. Tentang perasaannya yang dipendam selama ini.Ita menyukai Nata.
Dia mempunyai perasaan yang sama denganku. Aku kaget dengan pernyataan Ita itu.
Sedih mendengarnya dan juga ada sedikit perasaan marah karena Ita mungkin akan
mendekati Nata setelah jujur denganku. Dia mempunyai perasaan terhadap Nata
semenjak Nata jadian denganku.Saat itu dia sangat sedih, dan marah. Tapi dia
tidak bisa berbuat apa-apa karena Nata sayangnya sama aku. Dan aku juga lebih
dulu mempunyai rasa sayang dengan Nata daripada dia. Tapi sekarang semuanya
terbalik, aku dan Nata sekarang menyayangi Ita. Dan Ita pun begitu. Mungkin
dikelas yang baru mereka akan benar-benar menjalin sebuah hubungan. Karena
akupun sudah tidak sekelas dengan mereka.Jadi mereka bisa lebih leluasa tanpa
memikirkan aku.
~~~~-~~~~
Anak
Rese’
Lagi-lagi
suasana sekolah SMA Lingkar Buana menjadi lebih tegang ketika mobil honda jazz
berwarna merah melaju cepat melalui halaman dan bergerak menuju tempat parkir
di sebelah kanan gerbang sekolah .Yak , tempat parkir itu sebenarnya adalah
tempat parkir khusus guru dan karyawan , tapi peraturan tersebut tak berlaku
untuk mobil berplat nomor B 005 S , kepunyaan Ratu , anak konglomerat di SMA
tersebut . Ngga heran jika Ratu mendapatkan perlakuan yang spesial di sekolah
ini , karena sejatinya , Pak Handoko (ayah Ratu) adalah Donatur terbesar di SMA
Lingkar Buana . Selain karena dia adalah gadis cantik dan anak konglomerat ,
kepopuler’an Ratu pun karena sebuah gengnya yang bernama ‘Sweat Girl’ , yang
terkenal sebagai geng paling berani di SMA nya . kecuali dengan si Lisa , salah
satu anggota sweat girl . Lisa sangat berbeda dengan Ratu dan Mona . Dia adalah
siswi paling rajin dan disiplin diantara teman-temannya dikelas .
“
eh , minggir lu , nyempit-nyempitin jalan aja .” teriak Mona
“
ngapain masih bengong ? nih bawa’in tas gue dan tas temen-temen gue . taruh di
kelas 12 IPA 3 bangku yang nomor 2 dan 3 dari depan . ayo cepet ! lemot banget
sih “ perintah Ratu kepada adik kelas yang baru masuk
“
kalian apa-apaan sih ? dia kan adik kelas . masak baru masuk udah dapet
perlakuan yang ngga enak gitu dari kakak kelasnya . kan kasihan tau ? “ bela
Lisa
“
eh Lis , dimana-mana tu yang namanya adik kelas , mau baru kek mau lama kek ,
tetep aja harus nurut perintah dari seniornya “ Balas Mona
“
iya , tapi kan ngga gitu caranya "
“
udah deh , kok jadi rebut gini . apa kata anak-anak kalau sweat girl berantem
di halaman sekolah karena masalah yang ngga jelas banget”
“
iya iya ,, gue minta maaf . eh , Rat , Lis jam pertama kan pelajaran matematika
, kalian tau sendiri kan gimana rumitnya pelajaran itu ditambah dengan gurunya
yang udah tua , nyebelin dan kampungan banget “
“
iyaa terus ?”
“
gue punya ide , gimana kalau kita ngeblong aja pas pelajaran itu , kita baru
masuk waktu pelajaran setelah matematika , kan lumayan bisa dipakai buat buka
Facebook di kantin . ngga bakal ada yang tau deh”
“
gue setuju banget , mana ada guru yang berani ngelawan gue ? ya ngga ? hahaha ”
“
itu namanya pelanggaran tata tertib sekolah . Mon , walaupun bokap lu donator
di sekolah ini , tapi harusnya lu juga harus disiplin dong , bagaimana pun juga
kan lu juga murid disini “
“
ihh , sok alim lu . jadi lu mau ikut apa ngga ?”
“ngga
.gue ikut pelajaran aja”
“
beneran ? ntar nyesel lu . tapi ya udah deh kalau emang lu ngga mau ikut .
kalau dah mahir matematika , ntar pas ulangan , kasih contekannya yaaa .
hahahaa “
***
Sementara
itu , anak-anak dikelas 12 IPA 3,
sedang asyik membicarakan tentang sweat girl. Tapi anak-anak yang
tadinya bergerombol membentuk suatu lingkaran , tiba-tiba langsung diam ketika
Lisa masuk kedalam kelas . wajah teman-teman yang tadinya biasa-biasa saja ,
kini berubah menjadi lebih tegang , dan tak sedikit dari mereka yang
menunjukkan wajah ketakutannya .
“
kok pada bubaran sih ? “ (Tak ada jawaban)
“
helloooo , kok diem aja ? kalian takut ya ? tenang aja lagi , Ratu sama Mona
lagi ngga ada kok . mereka ngga bakal ada dikelas selama mata pelajaran
pak.Imron (guru matematika)
“
yang bener lu Lis ? “ Tanya salah satu anak
“beneran
,, mereka ngga bakal ada saat pelajaran itu”
“asyikk
, harusnya tiap hari mereka ngga usah masuk aja . biar suasana kelas jadi makin
tenang “
“ betul itu “ sahut Naya “Lis
, lu itu beda ya sama mereka . lu ngga suka bikin onar , lu baik , pinter ,
rajin dan disiplin . beda jauh sama mereka . tapi ngomong-ngomong lu kok betah
sih gabung dalam satu geng sama mereka ?”
“sebenernya , udah berkali-kali gue
nyadarin mereka . tapi merekanya aja yang keras kepala. Ngga bisa dibilangi”
***
Pelajaran
pun telah usai .sweat girl segera pulang , dengan menggunakan kendaraan Ratu .
namun , Selain tidak disiplin
disekolah , Ratu pun tidak disiplin di jalan raya . setiap kali mengendari
mobilnya , Ratu selalu ngebut dan kerap kali meresahkan pengguna jalan lainnya
. selain itu , Ratu juga tidak pernah memakai sabuk pengaman .
***
Hari
ini adalah hari pengumpulan tugas matematika dari pak Imron
“anak-anak
, kumpulkan tugas kalian”
Satu
per satu , siswa mengumpulkan tugas kedepan . tapi tidak dengan Mona dan Ratu ,
mereka berdua tidak mengerjakan tugas tersebut . padahal sebelumnya Lisa telah
mengingatkannya .
“mana
tugas kalian ?”
“ngga
ada pak” jawab Ratu dengan nada yang sangat santai dan terkesan menyepelekan
“kok
bisa tidak ada ? kalian tidak mengerjakan pasti !”
“emang
.bapak mau apa kalau saya emang ngga ngerjakan ?” Ratu membalas dengan nada
tinggi
“sekarang
juga kamu dan Mona harus berdiri di lapangan sekolah , sampai pelajaran saya
selesai . kalian tidak boleh duduk , ataupun minum .”
“bapak
berani menghukum saya ? awas ya , nanti saya bilangin ke papa”
“udah
Rat , udah ,, ini juga salah kita , kita udah ngga ngerjakan tugas” bisik Mona
“silahkan
kalau kamu mau lapor ayah kamu , saya tidak takut . sudah berulangkali saya
memberika toleransi pada kamu , tapi kamu tetap saja tidak pernah patuh , dan
tidak pernah disiplin . sekarang keluar ke lapangan . dan berdiri disana”
“awas
ya lu” gumam Ratu
***
Bel
tanda berakhirnya jam belajar di sekolah telah berbunyi , wkatu menunjukkakn
pukul 1 siang . Ratu terlihat menuju tempat parkir dengan wajah yang kesal
karena dia masih dendam dengan insiden pelajaran matematika esok tadi .
“Udahlah Rat , ngga usah cemberut terus , ini
kan juga salah lu ngga ngerjakan tugas . lagian dulu lu ngga mau dengerin
nasehat gue sih . kalau lu juga harus disiplin di sekolah ”
“iya
,, tapi gue masih kesel sama tu orang . kalau bukan guru udah gue tonjok tu
mukanya”
“ehh
, jangan gitu . Pak Imron kan niatnya juga baik .beliau ngasih kita berdua
hukuman biar kita ngga jadi anak yang malas-malasan lagi . lagian , gue udah
kapok jadi anak yang bandel dan ngga disiplin . gue pingin berubah”
“kok
lu jadi ikut-ikutan si Lisa sih . gue jadi ga punya temen nih buat
bandel-bandelan.huft!!
eh iya , gue mau bilang ke lu semua . kemarin gue di telepon sama manager
tabloid ‘cantik’ . katanya , dia tertarik untuk menjadikan gue sebagai model
barunya . gue seneeenngg banget . kalau gue jadi model , gue akan semakin
terkenal . gimana ?lu setuju ngga kalau gue terima tawarannya aja .”
“emm
,, gimana ya ? gue sih setuju-setuju aja
. tapi , lu juga harus bisa ngatur waktu . lu kan anaknya males , ga pernah
disiplin , seenaknya aja .” kata Lisa dengan jujur
“iya
Rat , lu harus bisa ngatur waktu , jangan sampe , manager tabloid tersebut
kecewa sama kebiasaan lu itu”
“tenang
aja deh . dikesan pertama , gue bakal ngasih yang terbaik . gue bakal datang on
time , dan nurutin semua yang diperintah manager . biar kesannya tu gue emang
pantes diandalin”
“iya
, tapi selanjutnya lu juga harus tetep disiplin saat kerja . harus selalu on
time dan ngga mbantah apa yang disuruh sama manager”
“emmm
,, kalau itu sih gue ngga janji. Hahaha”
Mona
dan Lisa bertatapan dengan mengangkat alis dan pundaknya bersamaan , tanda tak
mau ikut campur
***
“Lu
udah siap belum ? , ntar kalau foto , jangan tegang , terus senyum biar tambah
cakep”
“tenang
aja , gue dah latihan kok dirumah . everything is Fine” Ratu berbicara sambil
mengangkat jempolnya .
Siap ? 1, 2,3 ckrik , ckrik , ckrik ,ckrik .
Dengan
penuh percaya diri , Ratu pun mulai mencoba pose yang berbeda-beda , ntah
berapa pose yang ia gayakan . tapi yang jelas disetiap hasil fotonya , ia terlihat
cantik dan mengagumkan bak model papan atas . meskipun ia baru saja mencoba
dunia model .
“
ini hasil foto kamu , kira-kira tabloitnya akan keluar sekitar seminggu lagi .
nanti kalau udah keluar , saya pasti akan kabari kamu . dan ini gaji pertama untuk
kamu”
“wah
, langsung sekarang pak gajiannya . yaudah makasih deh pak”
“oke
.oh ya , besok siang kira-kira jam 2 , kamu kesini ya , untuk jalani pemotretan
sesi berikutnya . jangan sampai telat”
“siap
bos”
“cieee
yang baru dapet gaji pertamanya ,, cie ciee , eh Lis , kayaknya kita perlu
dapet traktiran nih dari ‘Ratu’ model kita” ledek Mona
“iya
nih ,, ngga nyangka ya , temen kita udah jadi ‘Ratu’ model yang bentar lagi
juga bakal popular menyusul Lady Gaga . hahaha”
“apaan
sih , jangan berlebihan gitu deh . iya gampang , habis ini kita mampir di resto
biasanya”
“waaahh
, asyik” Mona dan Lisa sama-sama bersorak ria
***
Sementara
itu , di sekolah , semua murid SMA Lingkar Buana , menjadi gempar ketika
mengetahui Ratu menjadi model di tabloid ‘cantik’ . salah satu tabloit wanita
elit . namun rupanya , hal tersebut membuat Ratu semakin menyombongkan diri .
ia merasa ia adalah pemimpin yang patut dituruti setiap perkataannya .
***
Dua
bulan sudah Ratu bergelut didunia model . Ratu pun semakin terkenal dan
sekarang menjadi idaman semua cowok-cowok .dari yang bertampang pas-pas’an
sampai yang bertampang kelas kakap . tapi nampaknya , Ratu tidak tertarik
dengan cowok-cowok yang mengidam-idamkannya . Ratu mengaku ingin fokus pada
dunia modelnya .
Hari
berganti hari , rupanya Ratu mulai menampakkan sifat aslinya . mulai dari
sifatnya yang sombong , sok , pemalas , dan tidak pernah disiplin . terbukti ,
dengan sering terlambatnya Ratu saat hendak hadir pada saat pemotretan . Pihak
tabloid ‘cantik’ pun merasa dirugikan dengan sikap Ratu tersebut .mereka merasa
, waktu mereka telah terbuang sia-sia karena Ratu main seenaknya sendiri .
***
sekarang
kehidupan Ratu menjadi semakin tak karuan , dia menjadi sering keluar malam
untuk dugem , mabuk-mabukan bersama rekan-rekan modelnya , sehingga ia
melupakan dua sahabatnya .
hingga
suatu malam , Ratu hendak pulang dari dugemnya . ia mengendarai mobil sendiri
dalam keadaan mabuk .
hey
soul sister . ain’t that mister mister . on the radio stereo .HP
Ratu berbunyi tanda ada seseorang yang menelponnya .
“Haloo”
“halo
Rat , lu lagi dimana ? kok tadi gue sms ngga lu bales sih ??”
“gue
lagi dijalan , ni juga mau pulang .” Ratu menjawab dengan nada yang tak karuan
.menandakan dia sedang mabuk
“Rat
, lu mabuk yaa ?”
“itu
bukan urusan lu”
Tittt titt tittttt ,, Ratu
memutuskan telepon dari Mona
“halo
halo . kok dimatiin sih ?!”
Beberapa
menit kemudian .
Bbbbbrrrrraaaaaaaaaaaaaaakkkkkkk
!!kecelakaan pun terjadi . mobil Ratu menabrak pembatas jalan saat akan
mendahului mobil didepannya . ia
langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani perawatan . rupanya ,
luka yang dialaminya sangat parah . kakinya hancur karena sempat terjepit , dan
mengakibatkan kaki kirinya yang hancur tersebut harus diamputasi .
“
pa , ma , Ratu dimana ini”
“kamu
sedang di rumah sakit . tadi kamu mengalami kecelkaan dijalan”
“apa
yang terjadi ma , pa ?”
“tadi
kamu mengalami kecelakaan tunggal” jelas p.Handoko ayah Ratu
“
kakikuu .. mana kakiku ? mana ma ?”
“kakimu
diamputasi sayang . kaki kirimu hancur , jadi langsung diamputasi.” Jelas mama
Ratu dengan berderai air mata
“appaaa ?ngga mungkin ma , ngga
mungkin . terus gimana nasib Ratu nanti ? gimana kata teman-teman Ratu di
sekolah ? Ratu malu ma , Ratu menyesal . gimana juga dengan nasib dunia modelku
ma ? masa dengan keadaan cacat seperti ini , aku masih bisa menjadi seorang
model ?”
“tadi pihak yang bersangkutan ,
sudah memutuskan kontraknya dengan kamu . katanya , mereka tidak bisa memiliki
seorang model yang yang tak pernah disiplin soal waktu . ditambah lagi dengan
keadaanmu sekarang ini .” mama Ratu mencoba menjelaskan dengan kondisi terus
menangis
“semuanya udah hancur ma . kenapa
dulu Ratu selalu menyepelekan segala urusan . Ratu ngga pernah nurut apa kata
guru .terus Ratu ngga pernah datang tepat waktu saat pemotretan . ditambah lagi
, Ratu sering ugal-ugalan dijalan . ini semua salah Ratu Ratu menyesal pa ,
Ratu menyesal tidak pernah patuh di sekolah , di rumah , bahkan dijalan pun
Ratu seenaknya sendiri ” ungkap Ratu dengan penuh penyesalan
“ini semua sudah terjadi sayang ,
ngga usah disesali . yang harus kamu lakukan saat ini adalah kamu harus merubah
perilaku kamu” jelas papa Ratu
“ Ratuu . gimana keadaanmu ?”
“ Mona , Lisa . kaki gue sudah
hilang . gue menjadi anak cacat Mon , Lis . gue cacat . gue malu mau masuk
sekolah . gue takut kalo nanti gue diejek sama mereka ”
“lu ngga perlu malu Rat ,
teman-teman sekelas udah maafin lu . mereka udah tau apa yang terjadi sama lu .
dan mereka ngga ngejek lu sama sekali . justru mereka terlihat turut sedih dan
prihatin melihat keadaan lu . lu yang sabar yaa . “ Lisa menenangkan
“sekarang lu harus berubah , lu
harus jadi anak yang ngga bandel lagi . dulu gue juga kaya lu. gue ngga patuh
dan disiplin di sekolah , tapi gue
segera berubah . dan gue harap lu juga mau ikut berubah” kata Mona
“pasti Mon , gue pasti mau berubah .
gue nyesel banget . udah nyakitin hati ortu gue . udah nyakiti anak-anak . udah
ngga disiplin sama guru-guru . gue pingin berubah”
“gue seneng banget , lu udah
nyadarin kesalahan lu dan mau berubah. inget , lu masih punya kita . sahabat lu
yang selalu ada apapun keadaan lu”
“makasih ya Lis , Mon . lu semua
adalah sahabat terbaik gue”
***
Akhirnya
Ratu menyadari apa yang telah diperbuatnya .dia sadar bahwa karena tidak
disiplin dapat menghancurkan semuanya . masa depannya suram saat ia mengetahui
nilainya hancur , kariernya pun musnah dan tenggelam ditambah lagi ia harus
kehilangan satu kakinya , yang mengakibatkan ia cacat selamanya . tapi untungnya
, Ratu segera menyesali perbuatannya dan ia berjanji akan berubah menjadi
pribadi yang lebih baik lagi .
Kini
, Ratu menjadi murid yang rajin dan disiplin . ia jadi giat belajar , datang
tepat waktu, selalu mengerjakan tugas dan tidak pernah alfa saat mengikuti
pelajaran disekolah . nilai-nilai Ratu menjadi lebih baik dari sebelumnya . ia
seperti menjalani hidup barunya yang lebih indah dari sebelumnya .
~ ~ ~ - ~ ~ ~
LORONG MENAKJUBKAN DALAM HUTAN
PENGUBAH
SEGALANYA
Seperti biasa Rosa telat untuk bangun pagi ,
ya memang mamanya sudah membangungkannya sejak pukul 05.30 pagi setiap hari,
tapi memang Rosa tak pernah menurut apa yang dikatakan ibunya. Maklum sejak kecil ia hidup serba kecukupan
dan sangat dimanja. Tiba-tiba saja ia teringat bahwa hari ini ada upacara hari
pramuka disekolahnya dan dia ditunjuk sebagai petugas upacara. Jam kini
menunjukkan pukul 06.35 tapi Rosa masih belum mandi , seketika ia cepat-cepat
bersiap-siap. Selesai bersiap-siap ia tidak bisa berangkat secepatnya karena
mobil sedang diperbaiki, akhirnya dengan terpaksa ia harus bersepeda, dari
rumah kesekolah diperlukan waktu 10 menit dan sekarang sudah menunjukkan pukul
06.55 dia takut hari ini kena marah gurunya, dan apa yang ditakutkan ternyata benar-benar
terjadi ia datang terlambat ketika upacara telah dimulai dan sebagai hukumanya
dia tidak boleh mengikuti jam pelajaran pertama.
Setelah itu dia masuk ke kelasnya, dia duduk
disamping Melati anak yang kurang mampu tapi selalu disiplin dengan waktu dan
selalu membuat iri Rosa karena Melati selalu dipuji oleh guru, padahal
menurutnya disiplin yang dilakukan Melati bisa dilakukan semua orang termasuk
dirinya tapi apa buktinya , sampai sekarang dia masih saja bisa dikalahkan oleh waktu. Tiba-tiba Melati menepuk pundaknya “
hai Ros, terlambat lagi ya?” , Rosa pun menjawab “Ya, seperti yang lo liat
barusan, gue kenak marah sama tuh guru , sial” , “wah-wah jangan emosian
begithulah, lo seharusnya intropeksi diri dong” , yah Melati memang sahabat
Rosa yang paling baik, dia selalu memberi nasehat tapi nasehatnay kadang
membuat Rosa menjadi merasa diremehkan.
Bel tanda pulang berbunyi, Rosa menuju tempat
parkiran sepeda bersama Melati, tapi langkahnya terhenti ketika melihat ke
mading sekolah, ia bertanya “ heh Mel, loe tau ini acara apa’an ?” , “oh
itu, ya itu acara camping di hutan yang diadakan oleh sekolah, kenapa memangnya
loe mau ikut ?” , “ngapain ikut, disana paling-paling githu-githu aja, paling
disuruh penjelajahan dan pelatihan, gua ogah ikut acara kayak githu, emangnya
loe ikut Mel ?” , “ya iyalah gua ikut, disana kan bisa sekalian refresing” ,
“ah, apalah terserah loe, ayok cabut kita pulang”, “oke deh”. Tiba-tiba ketika
Rosa berjalan kearah sepedanya ia tertuju pada sosok cowok keren yang lewat
didepannya, seketika ia langsung menarik tangan Melati dan bertanya “eh eh Mel
, siapa tuh? Keren amat?” , “ oh itu kakak kelas kita namanya Ray, loe tau gak
dia tuh yang akan jadi panitia camping sekolah ntar”, “Hahhhh ??? loe beneran ?
ntar bohong ?” , “ ya enggaklah ngapain gua bohongin loe?”, “kali aja, biar gua ikut acara camping itu,
eh eh gua cabut omongan gua, gua ikut acara camping itu ah, hihihihii” , “ah pasti gara-gara ada kak Ray kan?” ,
“hahaa pinter, bener banget loe, 1000 deh buat loe haha”.
Esoknya Rosa binggung apa yang akan
dipersiapkan buat camping sekolah, akhirnya dia bertanya pada mamanya, “ma, aku
binggung apa yang harus aku siapkan buat camping”, “oh anak mama yang satu ini tumben banget
ikut camping, gak nyesel ? kan nanti harus bangun pagi terus acaranya juga
harus tepat waktu loh” , “ah mama, itu
gampang diatur, yang penting sekarang barang bawaanku apa aja” , “ iya-iya nanti mama bantu nyiapin” , “ yes, mama baik deh, makasih buanyak ma”.
Hari-hari telah berganti saatnya yang
ditunggu pun akhirnya tiba, rombongan akan berangkat pukul 07.30 tepat, setelah
murid-murid terkumpul pak Ahmad selaku guru mengabsen satu per satu muridnya,
akan tetapi Rosa belum datang, padahal sekarang sudah pukul 07.30 lebih,
akhirnya mereka menunggu sampai Rosa datang, tapi mereka sudah terlalu lama
menunggu Rosa, akhirnya pak Ahmad memutusakan untuk berangkat dan meninggalkan
Rosa, baru saja rombongan berangkat terdengar suara dari belakang, ya Rosa itu
memang Rosa dia baru saja sampai, pak Ahmad menghampirinya “Rosa kamu ini
selalu terlambat saja” , “ maaf pak,
saya baru bangun” , “ya sudah, masuk bus
sana, kamu memperlambat waktu saja” , “
ya terima kasih pak” .
Sampai di dalam bus , melati kembali
menghampiri sahabatnya itu “kamu ini kenapa sih telat melulu” , “ah, aku telat bangun lagi tadi”, “ hm, kebiasaan, eh ngomong-ngomong kamu bawa
apa saja? Berat banget tas mu ?” , “oh
ini, ya pelengkap buat di sana nanti, loh loe kok cuma satu rangsel doang?” , “
ya iyalah, gua simple aja dong ga kayak loe ribet ” .
Setibanya di Hutan Rosa dan teman-teman
langsung menata tenda, lalu kakak pembimbing pun memberikan pengarahan
“adek-adek semua, nanti malam akan
diadakan jelajah pukul 12.00, jangan ada yang masih molor, nanti langsung
bergabung dengan kelompoknya masing-masing, mengerti ?”, semua menjawab “ mengerti kak” , pemandanagan
berbeda melihat Rosa, dia tidak memperhatikan pengarahan, dia hanya memandang
kak Ray yang dari tadi memberikan pengarahan, aduh dasar Rosa.
Malampun tiba pukul 12.00 , semua siswa
bangun dan langsung berbaris menurut kelompoknya, tapi Rosa malas bangun sampai
akhirnya pak Ahmad datang membangunkannya, “ Rosa ayo bangun, teman-temanmu
sudah berangkat duluan itu, kamu tertinggal” ,
“apa pak ? saya ditinggal ?” , “
iya mangkanya cepat sana berangkat” ,
“baik pak” , “kok masih disini,
cepat berangkat” , “ sebentar pak, saya
binggung mencari sepatu saya” ,
“mangkanya jadi orang itu disiplin, sudah berangkat saja sana”, “iya pak”.
Rosa berusaha mengejar teman-temanya tapi ia
kehilangan jejak , ia tersesat dalam hutan pada malam itu, ingin rasanya ia
menangis tapi ia sadar menangis takkan menyelesaikan masalah, akhirnya ia
berjalan dan terus berjalan, sampai akhirnya ia lelah dan beristirahat disebuah
pohon besar, tiba-tiba terdengar suara dari dalam pohon tersebut, Rosa pun
penasaran dan mencoba melihat lebih jelas, ternyata terdapat lubang disana,
lubang yang membuat Rosa penasaran ingin memasukinya, akhirnya masuklah Rosa ke
lubang dalam pohong tersebut.
Rosa seperti masuk kedalam lorong waktu,
seketika ia sampai di daerah yang tidak asing baginya, ya ini adalah daerah
sekitar rumahnya, tapi mengapa suasananya berbeda, rumah-rumah disekitarnya
sudah elit, sangat megah dan mewah, tapi ia terheran-heran dengan satu rumah ,
ya dia beru sadar bahwa rumah yang kumuh dan tak terawat itu adalah rumahnya.
Terlihat seorang ibu tua sedang menyiram tanaman di depan rumahnya yang tak
lain adalah mamanya, setelah itu keluar seorang remaja memakai pakaian yang
usang dan rambut yang tak terawat, ya itu adalah dirinya sendiri yang
bersiap-siap berangkat kerja, mamanya berkata “Rosa, kamu dari dulu tidak
beruubah, masih saja tidak disiplin sudah telat kamu cepat berangkat
sana”, “iya ma, ini juga mau berangkat”.
Rosa penasaran ingin mengikuti langkah sosok
dirinya yang sekarang, ya tiba di sebuah kantor yang berada di pusat kota
bernama “HORAZ”, seseorang telah menyambut Rosa dewasa di depan kantor yang tak
lain adalah Melati , begithu berbeda dengan Melati yang ia kenal di sekolah,
Melati yang sekarang lebih terawat dan cantik sekali, berbeda jauh dengan
dirinya saat dewasa. Melati menyapa Rosa dewasa “haI Ros, loe telat lagi, itu
loe di panggil pak direktur, sudah cepat sana”,
“okey Mel”.
Di ruang pak direktur , tok tok tok .
pak direktur sudah menunggunya “masuk
Ros, silahkan duduk”, “baik pak, ada apa
bapak panggil saya?”, “saya lihat kamu
selalu terlambat datang, kamu juga sering telat mengumpulkan materi atau bahan
untuk persentasi dan metting, kamu pikir ini kantor apa ? kamu tidak pernah
disiplin dengan waktu, mau jadi pegawai apa kamu?” , “maaf pak, saya akan lebih rajin dan disiplin
dengan waktu” , “alah omong kosong, kamu
selalu berjanji terus tanpa ada bukti, kamu tau, gara-gara kamu perusahaan kita
telat melakukan metting dengan perusahaan besar, kamu juga tak pernah beres
dengan kerjaanmu, ruanganmu juga berantakan” ,
“saya mengerti pak, saya akan usahakan berubah.” , “alah tidak ada alasan, kamu saya pecat !”
, “tapi pak” , “tidak ada tapi-tapian keluar dari ruangan
saya sekarang !”.
Di depan ruangan Melati melihat Rosa dewasa
bersedih, melati menghampirinya “Ros, kenapa loe?”, “gua dipecat Mel”, “apa? Pasti gara-gara loe gak pernah disiplin
ya?”, “ia Mel, gue nyesel banget”, “loe sih dari dulu ga pernah berubah, coba
loe dari dulu disiplin pasti gak akan seperti ini” , “ia Mel, sekarang gue harus berubah buat
memperbaiki perekonomian keluarga gue”, “nah begithu dong”.
Rosa yang dari tadi mendengarkan percakapan
antara Rosa dewasa dengan Melati merasa sangat sedih, ia takut semuanya akan
terjadi seperti itu, akhirnya ia berjanji dalam hati akan berubah, secepatnya
ia kembali ke tempat pertama kali ia sampai dan kembali ke dalam hutan.
Di hutan hari sudah pagi, segera Rosa mencari
jalan keluar akhirnya ia sampai di tempat camping, mereka yang berada di tempat
camping sangat cemas dengan keadaan Rosa, tiba-tiba Rosa muncul ,Melati dengan
bahagia berlari menghampiri Rosa dan memeluknya “loe kemana aja ros?”, “gue gak kemana-mana kok Mel, gue cuma nyasar
aja kok” , “loe tau gak, kita udah 3
hari nunggu loe disini, kita semua cemas mikirin loe”, “iya makasih ya teman-teman”. Pak ahmad dan
kakak Pembina pun mendekati “Rosa, kami sudah mencari kamu kemana-mana, kami
senang akhirnya kamu kembali dengan selamat”,
“ia pak, saya minta maaf sudah merepotkan semuanya”.
Akhirnya rombongan pun dapat kembali
kesekolah setelah Rosa kembali, mereka tampak bahagia dalam perjalanan, begithu
pula dengan Rosa yang mulai menyadari kesalahanya yang tidak disiplin selama
ini.
Sesampainya Rosa dirumah ia lagsung meminta
maaf pada mamanya, “ma, maafin Rosa ya selama ini Rosa gak penah nurut dan
disiplin”, “wah iya nak, mama
maafkan”, “makasih ma”.
Sesampainya disekolah banyak mata memandang
Rosa dengan penuh tanda tanya, ya memang kali ini Rosa berangkat agak pagi, dia
sudah tidak terlambat lagi berangkat sekolah, Melati sahabatnya mendekatinya
“loh loh loh, gue ga salah liat nih? Loe Rosa apa hantunya Rosa?”, “Ya gue Rosa lah, kaki gue aja masih napak
gini kok, masak ada hantu cantik kayak gini?”,
“ih beneran gue pengen ketawa, loe kesambet setan apa sih ? ucul banget
e salah maksud gue lucu banget liat loe jadi kayak gini” , “ah emang salah ya gue berangkat pagi?”, “enggak kok, loe udah berubah, good job gue
suka gaya loe sekarang”,
Ketika Rosa dari perpustakaan bersama Melati
tiba-tiba kak Ray menabraknya, “eh sory dek, gue ga sengaja”, jantung Rosa
berdebar “I i iya kak gak papa kok”, “eh
nama loe siapa dek ?” , “ namaku Rosa kak”, “ owh kenalin aku Ray, salam kenal
ya”.
Ya, hidup Rosa berubah setelah ia mulai
disiplin. Dan sekarang ia mendapatkan kebahagiaanya. Kebahagiaan yang tak akan
terjadi jika ia tak masuk ke dalam lorong hutan yang membuatnya berubah.
~ ~ ~ - ~ ~ ~
Penyesalan
Terakhir
Jam
sudah menunjukan pukul 06.00 dan kali ini aku terlambat lagi.Akhir-akhir ini
aku seing sekali terlambat berangkat sekolah.Entah kenapa, mungkin karena sejak
beberapa minggu lalu aku bertengkar dengan sahabatku jadi sekarang aku sangat
malas berangkat ke sekolah.Kindita Chaerin,itulah namaku.Kalian bisa panggil
aku dita atau chaerin.Dulu aku memiliki memilik 2 orang sahabat.Mereka berdua
sahabat yang paling setia yang pernah aku temui.Tapi sejak mereka menghianatiku
sekarang mereka bukan lagi sahabat sejatiku.
Pertengkaran
kami mungkin karena hal sepele.Victoria mengira aku berpacaran dengan
Jay,padahal jay juga sahabat ku sendiri.Beberapa tahun lalu sebelum kami
memutuskan bersahabat dengan jay ,aku dan Victoria telah berjanji tidak akan pernah berpacaran
meskipun kami memiliki sahabat laki-laki.Aku dan Victoria bersahabat dengan jay
karena kami kasihan kepadanya dan kami rasa Jay anak yang cukup baik.Karena
dulu ketika pertama kali Jay pindah ke sekolah kami,dia sama sekali tidak
memliki teman laki-laki.Semua teman laki-laki kami mengira Jay seseorang yang
sombong,karena jay pindahan dari Amerika
Victoria
menganggap aku sebagi penghianat sejak itu,tapi dia salah.Dia lah yang lebih
penghianat,Victoria ternyata benar-benar berpacaran dengan Jay selama
ini.Sementara dia menyalahkan ku sebagai penghianat.,apakah dirinya tidak malu
dengan dirinya sendiri?.Dia mengatakan orang lain penghianat tapi justru dia
yang sebetulnya penghianat.
Sejak
itulah kami pun berpisah,dan sejak saat itu kami sama sekali tidak pernah
bertegur sapa.Sampai sekarang Victoria masih tetap bersama Jay,sedangkan aku
sekarang benar-benar sendirian.Jay memang sudah berusaha meminta maaf dengan ku
berkali-kali.Tapi kenapa Victoria sama sekali tidak pernah minta maaf dengan
ku?apakah saat itu aku yang salah?
Pagi
ini aku berangkat sekolah seperti biasa.Di sekolah aku akan bertemu mantan
sahabat ku dan pastinya aku akan menghadapi soal-soal try out yang bisa membuat
otak ku panas.Akhirnya aku sampai di sekolah,disini sudah tampak ramai sekali.
“Pagi
temen-temen”sapa ku kepada teman-temanku yang sedang sibuk belajar
“Udah
belajar Chae?” Tanya Raina .“Udah dong,lo sendiri gimana?udah belajar kan
pastinya?”jawabku.“Udah lah,eh tuh Jay sama..”.“Gak penting”sahutku cepat.Aku
sudah mengira bahwa yang akan datang pasti Jay dan Victoria.
Akhinya aku berhasil mengerjakan
semua soal-soal try out tersebut.Try out masih di laksanakan hingga hari kamis
dan itu benar-benar membuatku stress karena setiap hari aku harus belajar
hingga jam 12 malam.Tapi aku yakin apabila aku mengerjakan dengan usahaku
sendiri pasti hasilnya akan memuaskan,akhir-akhir ini aku sering melihat
Victoria selalu mencontek pekerjaan Jay.Aku sebenarnya merasa kasihan dengan
Jay karena dia sebenarnya telah dirugikan,tapi aku juga kasihan kepada Victoria
karena dia selalu bergantung kepada Jay sehingga dia tidak bisa mandiri.Aku
tidak ingin sahabat ku menjadi bodoh seperti ini.
‘KKRIIIIIIIIIIINGGGG!!!!’ bel sekolah pun
berbunyi.Kali ini aku akan berbicara denganJay,kebetulan Victoria sudah lebih
dulu pulang karena dia ada janji dengan teman-teman yang lainnya.“Chaerin!! Lo
mau pulang sekolah bareng gue?” Tanya Raina. “Sorry,Rai gue masih ada perlu
sama orang lain,lain kali aja yah”jawabku. “Ayolahlah..padahal gue mau traktir
lo sama”pintanya. “Sorry banget ya,tapi ini pentiiing banget”.jawabku. “Ya udah
deh kalo gak mau,gak pa-pa kok.Gue duluan yah” sapa Raina.
Akhirnya aku berhasil bertemu Jay
yang tiba-tiba menghilang.Kami pun berbicara di tempat yang agak sepi supaya
tidak ada orang lain yang tau.Kami memutuskan berbicara di luar ruang
perpustakaan. “Kenapa Chae?lo ada masalah lagi sama Victoria?”Tanya Jay. “Gak
kok,tapi kalin dua yang dalam masalah”jawabku. “kita berdua?maksud lo apa?kita
gak bikin kesalahan kok”tukas Jay. “Mungkin kalian gak sadar apa yang udah kalian
lakuin,tapi kalo ini di biarin terus kalian Victoria bisa gak lulus” jelasku.
“Emang apa masalahnya?”Tanya Jay lagi.“Kenapa lo nyontekin semua jawaban lo ke
Victoria?”Tanya ku. “Gue kasihan sama dia,gue pengen bantu dia.Chae.” Jawab
Jay. “Tapi gak gitu juga kan,lo tau kalo UNAS gak kita gakbakal bisa kasih
contekan,soalnya setiap soal ada beda-beda”tukas ku. “Trus gue mesti gimana?dia
selalu maksa gue.sejak kami pacaran sebenernya dia selalu nekan gue terus.gue
harus nurutin semua permintaannya,kalo gak dia selalu ngancam gue”jelas Jay.
“Emang dia ngancam apa ke lo?” tanyaku bingung. “Dia mau bunuh diri kalo gue
gak nurutin permintaanya.”jawab Jay sedih. “Kenapa gak lo putusin aja hubungan
lo?”Tanya ku lagi.“Dia selalu ngancam gue Chae.”jawab Jay. “Please jay,lo mesti
Bantu dia”kataku. “Gue usahain Chae,gue juga pengen Vic beruabah”jawab Jay.
Ternyata Victoria tahu bahwa kami sedang membicarkannya.Dia tampak kesal
denganku dan Jay.Victoria langusng meninggalkan kami berdua.
Setelah
pembicaraan ku dan Jay selesai kami berdua pulang bersama-sama.Sudah cukup lamu
kami tidak pulang bersama.Sebetulnya aku sangat merindukan saat seperti
dulu,tapi itu mustihali karena skerang Victoria telah berubah. “Udah lama ya
Chae kita gak pulang bareng”kata Jay. “Iya,lagian mana mungkin gue bisa pulang
sama lo,disamping lo kan udah ada Victoria”balasku. “Victoria kan juga sahabat
lo”. “Tapi mana mungkin gue boleh deket ama kalian berdua?yang ad ague bakal di
tendang!.”jawabku. “Hahaha lo tuh ada-ada aja.lo ternyata masih tetep sama
kayak dulu ya?”. “Emang gue power rangers bisa berubah?eh Jay gue pulang dulu
yah.Jemputan gue udah dateng.”. “Hati-hati!!” sahut Jay.“Lo mau bareng
sekalian?”tawarku dari seberang. “Gak usah Chae makasih!”.Selama perjalan
pulang aku berusaha mengingat apa saja yang pernah aku lakukan dengan
sahabat-sahabat ku dulu.Aku sangat merindukannya saat-saat itu.
Sejak
tadi di sekolah aku selalu memirkirkan apa yang dikatan Jay tentang
Victoria.Aku sama sekali tidak habis pikir,kenapa Victoria bisa sperti itu?.Pasti
dia menyembunyikan sesuatu di balik semua yang dia lakukan selama ini.Apa
sebetulnya Victoria punya masalah dengan keluarganya?tapi apa masalahnya
sekarang?.Aku pikir setelah aku tidak dekat denganya dia menjadi semakin lebih
baik,tapi kenyataannya dia menjadi semakin buruk dan di luar dugaan.
Hari
in hari ke 3 try out berlangsung,pelajaran try out hari ini mungkin benar-benar
sulit bagi banyak orang,karena hari ini try out pelajaran matematika.Kekita aku
sampai di kelasku semua teman ku benar-benar serius dengn buku mereka
maisng-masing.Disana aku juga melihat Jay sedang mengajarkan beberapa soal
kepada Victoria. “Wihhh kalian pagi-pagi kenap mukanya pada serius sih?”
tanyaku jail. “Lo nggak liat apa kita belajar.Lo sih enak,lo kan ratunya matematika
jadi lo gak perlu belajar.”sahut Kevin. “Kata sapa gue gak perlu belajar,nama
aja try out ya h pasti belajr lah”balas ku. “Tapi lo kan udah jago”jawab Kevin.
“Kata sapa?”tanyaku. “Nyatanya lo menang waktu OSN matematika”sahut Jason.
“Udah ah kalian kebanyakan cingcong,sekarang mendingan minta Chaerin buat
ngajarin kita” jawab Raina.Akhirnya aku menuruti permintaan teman-temanku dan
menjelaskan beberapa soal yang tidak mereka pahami
Tiba-tiba
Jay datang ke bangku ku.Semua temanku heran melihatnya,karena sejak
pertengkaran beberapa bulan lalu aku sama sekali tidak pernah dekat-dekat
dengan mereka berdua. “Chae lo bisa ngerjain soal yang ini nggak?”Tanya Jay.
“Yang mana?”Tanya ku. “Yang nomor 5,lo bisa kan?ajarin gue dong”pinta Jay. “Ohh
yang ini,sini gue jelasin.”jawabku.Try out pun berlangsung,semua teman-teman di
kelas ku banyak yang mengeluh dan banyak juga yang tersenyum senang karena
mereka bisa mengerjakan semua soal.Tiba-tiba Lizzy dan teman-temanku yang lain
bertanya tentang kejadian tadi pagi. “Chae kenapa lo mau Bantu Jay?”Tanya
Kevin. “Iya Chae,bukannya dia sama Victoria pernah bohongin lo?”Tanya Jason.
“Emang kenapa?kasian kan kalo gak di Bantu,lagian gue juga Bantu kalian
semua”jawabku. “Tapi yang lo Bantu tadi si Jay” sahut Lizzy. “Biarin,dia kan
juga temen gue,lagian gue ikhlas”jawabku. “Tapi lo kan pernah di bohongin Jay
ama Victoria,atau jangan-jangan lo suka sama Jay mangkanya lo Bantu dia meski
lo udah di bohongin lo”Jawab Lizzy. “Omongan lo ngaco semua!”tukas ku.
Ketika
aku berjalan melewati koridor sekolah,tiba-tiba Raina datang. “Hosh..hosh..Chae
gue punya gossip terbaru”kata Raina. “Males ah gue denger gossip lo”jawabku
ketus. “Ni masalah bocornya soal try out tadi,Chae”jawab Raina. “Hah?!!! Soal
try out tadi ternyata udah bocor?serius lo?gimana ceritanya?”tanyaku.
“Ceritanya sekalian sama anak-anak yang lain yah,jadi gue gak nyeritain
2kali,sekarang buruan balik ke kelas”ajak Raina.Akhirnya kita semua berkumpul
di kelas,Raina pun menceritakan semua gosip yang dia ketahui dari kantor guru
tadi.Dan kabarnya sampai sekarng pihak sekolah belum tau siapa pelaku yang
mengambil soal-soal try out tadi.
Setelah
try out selesai pihak sekolah akan memanggil siswa yang ketahuan mengambil soal
try out ke kantor kepala sekolah dan pihak sekolah akan menskors siswa yang
bersalah tersebut.Akhirnya try out pu selesai,seluruh siswa di kelas ku sudah
tidak sabar ingin tahu siapa sebenarnya pelakunya.Ketika aku di kantin
tiba-tiba Jay menghampiriku. “Chae,kenapa dari tadi padi Victoria gak keliatan
ya?”Tanya Jay. “Lo aja nggak ngerti apalagi gue Jay”jawabku.“Apa dia sakit
mangkanya dia gak masuk?”tanyaku lagi. “Gue juga gak ngerti Chae dari tadi
malem hp nya gue telfon gak ada respon.Gue sms sama sekali gak di bales”jawab
Jay. “Ya udah,sabar aja ntar juga pasti bakal nongol.” Jawabku.Tapi tiba-tiba
perasaanku menjadi tidak enak,apa ada masalah dengan keluarga ku atau VICTORIA?
“Jay kenapa tiba-tiba perasaan gue gak enak ya?”tanyaku. “Emang lo ada
maslaah?” Tanya Jay. “Gak ada sih,tapi biasanya kalo perasaan gue gak enak
pasti ada sesuatu yang buruk yang bakal nimpa keluarga gue ato . .”kataku.
“Jangan-jangan Victoria..”kata Jay. “Jay gimana nih,gue takut Victoria
kenapa-napa?” tanyaku khawtir. “Buruan ikut gue.”tukas Jay.
Aku
dan Jay langsung berlari ke kantor kepala sekolah,dan ternya benar.Victoria lah
yang telah mencuri soal try out tersebut.Pantas saja ada sesuatu yang aneh
waktu aku meliaht Victoria mengerjakan soal tersebut.Aku dan Jay menunggu di
dekat perpustakaan yang kebetulan ruangannya cukup dekat dengan kantor kepala
sekolah. “Jay gimana,gue takut kalo..”kataku. “Kenapa lo yang takut.kalo lo
takut Victoria pasti lebih takut.”jawab Jay. “Kenapa dia bisa gitu sih Jay?lo
gimana sih jadi pacarnya?”Tanya ku. “Kenapa lo Tanya gue hah?gue sendiri juga
gak ngerti Chae!”bentak Jay.Saat itu aku dan Jay benar-benar khawatir dengan
Victoria.
Akhirnya
Victoria pun keluar dia berusaha menghindar dari aku dan Jay,tapi jay berhasil
mencegahnya. “Vic kenapa lo ngelakuin hal yang ketrlaluan hah?”Tanya Jay. “Gue
gak ngerti.”jawab Victoria. “Vic!!!jawab dong!”bentak Jay. “Gue gak ngerti
jay!”jawab Victoria. “Kenapa lo nggak ngerti hah?kenapa lo gak pakek cara yang
juju aja sih Vic?atau kalo udah kepepet kenapa lo gak Tanya gue aja?”Tanya Jay.
“Tanya ke lo??heh! lo lupa kalo lo sebenernya gak mau ngasih contekan ke gue
ha??bukanya lo udah sepakat sama si Chae buat gak ngasih contekan ke gue?”jelas
Victoria. “Kita Cuma pengen Bantu lo Vic,kita gak pengen lo gagal waktu
ujian.Cuma itu”jawabku. “Lagian kenapa lo gak belajar aja kalo lo emang gak
bisa hah?jadi apa hasilnya sekarang vic?sekarang lo malah kena masalah sebesar
ini.LO DI SKORS VIC!apa ini yang lo mau hah?”.tanya Jay. “Yang gue mau lo gak
gampang terpengaruh sama tuh orang?”kata Victoria sambil menunjuk ku. “Emang gue
bikin Jay jadi gimana?”tanyaku bingung. “Lo kan yang nyuruh Jay buat gak ngasih
contekan ke gue?”Tanya Victoria. “Itu kan juga buat kebaikan lo Vic,biar lo gak
kewalahan waktu ujian akhir.”balas Jay. “Udah ah,emang apa peduli lo
semua?”kata Victoria. “Vic gue Cuma pengen lo lebih jujur,gue Cuma pengen lo
lebih pinter Vic.”kataku. “Ok,ok gue ngerti kok kalo lo lebih pinter dari pada
gue,tapi lo gak berhak banget buat ngerubah-ubah gue”kata Victoria. “Vic gue
bias Bantu lo kok kalo lo. . .”. “Ahhh,gak penting omongan lo,dasar
penghianat!”potong Victoria sambil meninggalkan ku dan Jay.
Sejak
Victoria di skors semua anak telah mengetahui bahwa sebenarnya yang mencuri
soal tersebut.Selama Victoria di skors,dia selalu menjadi bahan pembicaraan
setiap hari.Aku merasa bersalah kepada Victoria,mungkin kalo aku tidak
mencampuri urusannya pasti Victoria tidak akan mencuri soal tersebut.Kali ini
kesalahanku sudah keterlaluan dan aku harus meminta maaf kepada Victoria.
“Jay,lo bias nganter gue nggak?”pinta ku. “Nganter kemana?”Tanya ku.“Ke rumah
Victoria.”jawabku. “Iya,ntar pulang sekolah.”balas Jay.Setelah bel pulang
sekolah berbunyi aku dan Jay langsung menuju ke rumah Victoria. “Ke rumah
Victoria naik apa Chae?” Tanya Jay. “Terserah lo”jawab ku. “Naik bis aja
yah,gak pa-pa kan?”Tanya Jay. “Gak pa-pa.”Jawabku.
Selama
perjalanan Jay diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Aku merasa tidak
enak.Apakah dia marah sama aku?Apa gara-gara aku hubunganya dengan Victoria
jadi semakin buruk?. “Jay..”kataku. “Apa?”jawabnya singkat. “Lo marah sama gue
soal kemarin?”tanyaku. “Nggak,lagian itu bukan salah lo lagi”jawabnya. “Tapi
kenapa…”.kataku. “buruan turun,udah nyampek.”potong Jay.Sesampainya di rumah
Victoria aku benar-benar kaget melihat keadaannya.Victoria duduk di kasurnya
dengan wajahnya yang pucat dan lingkarang hitam di sekitar matanya.Rambutnay
pun acak-acakan,pastinya keadaanya benar-benar buruk.Aku tidak tega melihat
sahabat ku seperti itu,dia benar-benar frustasi dan aku lah penyebabnya.Aku dan
Jay mencoba mengajaknya bicara,tapi percuma karena dia tidak mau menjawab semua
pertanyaanku.Meliahat muka ku saja mungkin dia tidak sudi.Victoria tidak mau
makan sama sekali sejak dia di skors,padahal dia di skors sejak 5 hari lalu dan
dia tidak makan atau minum sekali pun.
Hari
semakin sore,aku dan Jay pun pulang ke rumah.Kebetulan rumahku dan rumah Jay
tidak begitu Jauh Jadi aku bisa pulang dengan jay. Selama perjalanan pulang
kami berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. “Jay,gue bener-bener goblok
ya?sekarang gue hampir bikin mati sahabat gue sendiri.”kataku. “Lo ngomong apa
sih?”Tanya Jay. “Liat aja,Victoria kayak gitu gara-gara gue.kalo gue gaikut
campur urusan lo pasti semua bakal baik-baki aja.”jawabku. “Kalo lo gak ngomong
gitu ke gue selamanya Victoria gak bakal berubah”kata Jay. “Tapi Jay..”. “Lo
jangan bikin masalah yang sulit kayak gini jadi makin sulit!!gue juga bisa ikut
gila kalo lo kayak gini!”kata Jay. “Hati-hati di jalan,gue duluan ya.”sambung
Jay.Sesampainya di rumah aku selalu dihantui dengan perasaan bersalah.Ternyata
selama ini aku sudah terlalu banyak membuat kesalahan pada Victoria.Aku
berusaha meminta maaf,tapi dia tidak pernah memaafkan ku.Lalu apa yang harus
aku lakukan saat ini?
Setelah
masa skors Victoria habis,dia kembali masuk sekolah dengan keadaan yang cukup
baik daripada beberapa hari lalu saat dia di skors.Di sekolah semua murid masih
sibuk menjadikan Victoria menjadi bahan pembicaraan dan banyak juga anak-anak
dari kelas lain mengatakan Victoria sebagai pencuri.Di kelas ku sendiri
Victoria juga jadi bahan pembicaraan.Dan sampai saat ini semua teman-teman ku
tidak ada yang tahu permasalahannya yang sebenarnya.Banyak juga yang membuat
gossip-gosip bahwa dia sebenarnya akan menjabakku atau apalah.
Beberapa
bulan setelah kejadian itu,Victoria berubah 180 derajat.Dia menjadi sangat
pendiam dan tertutup kepada semua orang.Bahkan Jay pun tidak bisa membuat
Victoria berubah menjadi seperti dulu.Semua orang banyak yang menyerah karena
tidak bisa membuat Victoria menjadi seperti dulu lagi,padahal sebentar lagi UNAS
akan di laksanakan.Guru-guru sangat khawatir dengan keadaanya,para guru
khawatir apabila Victoria tidak bisa mengerjakan soal UNAS nantinya.Padahal
seminggu lagi UNAS akan berlangsung,semua teman-teman tidak pernah lupa membawa
buku pelajaran mereka di tangan.Aku pun juga sama,karena kami punya satu tujuan
yaitu memiliki NEM dengan nilai tinggi dan masuk SMA favourit.
Hari
ini hari terakhir UNAS.Aku dan teman –teman ku berhasil mengerjakan semua
soal,entah itu betul atau salah karena yang terpenting saat ini kami telah
selesai menyelesaikan semua soal.Jadi hari ini aku bisa pulang sekolah denga
keadaan tenang dan rencanannya sih aku akan mall dengan Raina ,Victoria,dan
Jay,tapi sih gak mungkin kalau aku pergi juga sama Victoria dan Jay.Jadi aku
putusin buat pergi sama Raina dan Lizzy.Sampai di depan gerbang sekolah kami
menunggu jemputan ku untuk pergi ke mall.Tapi semuanya batal karena tiba-tiba
ada sepada motor yang menabrakku dari arah berlawanan.Kaki ku berlumuran
darah,semua rencanaku yang sudah ku rancang sejak kemarin gagal total.Supir ku
langsung membawa ku kerumah sakit.Setelah pemeriksaan dokter mengatakan bahwa
temprung lutut ku retak karena benturan yang keras dan harus beristirahat
selama beberapa bulan.
Pengumuman
kelulusan pun tiba.Aku sudah tidak sabar melihat nilai ku.Setelah melihat nilai
ku,aku sama sekali tidak kecewa karena kerja keras ku selama ini berbuah
manis.Aku masuk 10 besar nilai tertinggi di sekolah,lagipula aku juga bangga
karena nilaiku tersebut murni dari otak ku dan sama sekali tidak ada campur
tangan dari orang lain.Aku juga melihat teman-teman ku yang gembira,tapi kenapa
mana Jay sama Victoria?kenapa mereka berdua tidak tampak batang hidungnya?.Aku
mencoba mencari Jay dan dia ternyata ada di halaman belakang dan raut mukanya
tampak. “Kenapa Jay?”tanyaku. “Victoria..”jawabnya. “Kenapa lagi
Victoria?”tanyaku heran. “Penyakitnya kambuh. .”jawab Jay singkat.
“Penyakit?emang Victoria punya penyakit apa Jay?kenapa lo gak pernah ngomong ke
gue kalo Victoria punya penyakit?” Tanya ku.“Dia gak mau kalo geu bilang ke
lo.”jawab Jay. “Kenapa?apa karena gue udah bukan sahabatnya lagi?”Tanyaku
lagi.“Cuma Victoria yang tau alasannya”balas Jay.
Setelah
pulang sekolah aku dan Jay langsung pergi ke rumah sakit dimana Victoria di
rawat.Ternyata Victoria sudah tidak sadarkan diri sejak 2 hari yang lalu karena
penyakit kanker otak.Keadaannya tidak mengalami kemajuan hingga sekarang,dia
sangat pucat bahkan hampir menyerupai mayat.Aku benar-benar bodoh,kenapa aku
tidak pernah tau kalau Victoria punya penyakit separah ini?.
Minggu
depan pesta kelulusan akan diadakan,tapi keadaan Victoria masih saja tidak ada
berubahan.Dia juga belum sadar dari tidurnya.Dua hari lagi pesta kelulusan akan
di adakan,tiba-tiba orang tuaku menelpon ku dan meyuruhku pergi ke Amerika
untuk menjalani pengobatan.Sekarang keadaan makin rumit,karena aku tidak bisa
lagi menengok Victoria dan tidak bisa menghadiri pesta kelulusan.Padahal
sebelum UNAS aku sudah merencanakan bahwa aku akan pergi ke pesta kelulusan
dengan 2 sahabatku,tapi sekarang semuanya tinggal mimpi.Hari ini aku berangkat
ke Amerika,di sana aku harus menjalani pemulihan selama 2 minggu.
Setelah
2 minggu aku menjalani pemulihan,aku akan kembali ke Indonesia.Ketika aku ber
belanja di salah satu pusat perbelanjaan di Amerika aku melihat jaket baseball
yang unik,aku sangat gembira karena aku membawakan hadiah special untuk sahabat
ku.Terutama Victoria,yang sudah lama dia ingin membeli jaket baseball.Besok aku
akan terbang ke Indonesia,dan aku harap keadaan Victoria menjadi semakin baik.
Sesampainya
aku di Indonesia,aku langsung mendapatka telepon dari Jay. “Halo Jay,gue udah
sampek nih . .”kataku. “Chae,gue boleh jemput lo nggak?”Tanya Jay. “Boleh
dong,tapi buruan.”kataku. “Gue udah ada di deket pintu utama.”jawab Jay.
“Ok,guekesana”.Aku pun langsung kesana,disana Jay sudah menungguku. “Jay
bantuin gue masukin koper dong”pintaku.Setelah selesai memasukan koper-koper
ku,Jay ingi mengajakku ke suatu tempat. “Kita mau kemana Jay?”tanyaku. “Ntar lo
juga tau”jawabnya.“Gimana keadaanya Victoria?”tanyaku lagi. “Ntar lo juga tau
sendiri.Aku massih bingung dengan jawaban Jay.Apa yang sebenarnay terjadi
selama aku di Amerika?.Akhirnya kami sampai di sebuah pemakaaman. “Jay kenapa
lo ngajak gue ke sini?kenapa sih sebenernya?”tanyaku heran. “Lo diem
aja”jawabnya singkat.Kita sampai di sebuah pemakaman dan di batu nisan situ
terulis nama Victoria.Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.Victoria
telah meninggal.Sekarang aku telah mengetahui yang sebenarnya dan aku tidak
bisa menahan air mataku ketika di makam Victoria.Aku tidak menyangka semuanya
akan menjadi begini.Dan sekarang aku merasa makin menyesal karena aku tidak
bisa menghadiri acara pemakaman sahabatku.
Setelah
selesai dari tempat pemakaman Victoria,Jay mengantar ku.Dalam perjalanan aku
hanya bisa diam tanpa mengatakan apa pun.Tiba-tiba Jay memberiku surat dari
Victoria.Aku membaca surat dari Victoria
‘surat
ini special untuk sahabat terbaikku Chaerin.pertama gue pengen minta maaf sama
lo.Karena gue lo gak bisa deket sama Jay.Sebenernya gue sama Jay gak pacaran
kok Chae,lagian gak mungkin kan kalo gue pacaran sama orang yang gak suka sama
gue.Kalo boleh jujur nih,sebenernya Jay tuh suka sama lo bukan sama gue.tapi
gue suka sama Jay,mangkanya gue berusaha jauhin lo dari Jay karena gue takut
kalo Jay gak peduli lagi sama gue.Kedua,masalah pencurian soal try out itu gue
lakuin biar nilai gue lebih baik daripada lo karena gue iri sama
lo.Ketiga,waktu lo di tabrak sepeda motor.Itu semua yang ngelakuin sebenernya
gue.Gue nyuruh orang buat nabrak lo,gue ngelakuin itu karena gue iri sama lo
Chae.Keempat,gue minta maaf kalo lo baru tau penyakit gue baru-baru ini.Gue gak
mau ngasih tau lo,soalnya gue gak mau lo ngeliat gue lemah.Jadi gue gak pernah
pengen lo ngerti kelemahan gue.Jadi
tolong maafin gue yah.please.*Sekarang kalo lo mau pacaran sama Jay juga gak
pa-pa,karena sekarang gak ada yang ngelarang.
Setelah
membaca surat ini aku benar-benar semakin merasa bersalah dan sama sekali tidak
percaya apa yang sebenarnya terjadi dengan Victoria.Tapi bagaimanapun semuanya
sudah terjadi,karena aku tidak akan bisa memutar waktu.Aku harus berusaha
memperbaiki semuanya,setelah sahabat terbaikku pergi.
Dari
sinilah aku mendapatkan banyak pelajaran,mulai dari kejujuran,kesetiaan,dan
masih banyak lagi.Sekarang aku akan memuali hidup baru lagi,aku pindah ke
Amerika dengan orang tua ku dan bersekolah disana.
Beberapa
tahun setelah aku pindah di Amerika,aku bertemu dengan Jay yang ternyata juga
pindah ke Amerika.Tiba-tiba aku ingat dengan jaket baseball yang akan aku
berikan kepada Jay dan Victoria.Aku memberikannya kepada Jay,tapi sayang aku
belum sempat memberikan jaket tersebut kepada Victoria.Tapi aku akan selalu
menyimpan jaket tersebut selamanya.Karena itu termasuk barang yang sangat
berarti di hidupku.Aku juga tidak akan melupakan sahabat terbaikku.
~ ~ ~ - ~ ~ ~
Lagu Terakhir Untuk Intan
Sudah hampir dua jam Intan
mondar-mandir mengelilingi kamarnya, gadis ini terlihat sangat gelisah.
Berulang kali dia melirik hp kecil yang ada di tempat tidurnya, tapi tak ada
satu pun pesan masuk yang tampak di hp itu.
“Kamu kemana, sih?Kok sms ku nggak di balas-balas” gerutu Intan sambil memencet
nomer telepon dengan cepat.
Sebelum Intan sempat menelpon,
sebuah SMS masuk dan di layar ponsel itu tertulis Sayang.Secepat kilat dia
membuka SMS itu lalu membacanya dengan tidak sabar.Ternyata orang yang selama
ini dia tunggu itu baru saja selesai bertanding dalam turnamen futsal.Setelah
membalas SMS itu, Intan memejamkan matanya untuk tidur, karena malam telah
larut.
Keesokan harinya...
Seperti biasa, Intan selalu
mengirimkan ucapan selamat pagi pada kekasihnya sebelum dia berangkat sekolah.
Namun, hatinya kembali tak tenang ketika sang kekasih belum juga membalas
SMS-nya hingga sore hari. Berkali-kali dia mengirimkan SMS, hingga akhirnya
balasan yang ditunggu datang.
-aku udah solat dan makan kok-
Intan langsung membalas SMS
itu, tapi setelah beberapa kali SMS-an, dia merasa ada yang aneh dengan pesan
dari kekasihnya itu. Hingga akhirnya dia tahu kalau ternyata yang membalas SMS
itu bukanlah Ivan pacarnya, tapi temannya.Hal itu membuat Intan sangat marah
dan tidak membalas SMS itu lagi. Dia berharap pacarnya akan menghubunginya dan
meminta maaf langsung padanya.
Tapi pertengkaran itu malah
berlanjut hingga malam hari.Meskipun Ivan telah meminta maaf, tapi Intan masih
juga kesal dengan sikap Ivan yang tidak mau membalas SMS-nya.Dan malam itu pun
berakhir tanpa ada SMS dari keduanya.
Pertengkaran
kedua pasangan itu berakhir dengan kata putus yang dikirimkan lewat SMS oleh
Ivan. Hal itu membuat Intan yang sejak awal sudah sedih akhirnya menangis di
depan sahabat-sahabatnya. Dia tidak menyangka pacar yang selama ini sangat
dicintainya ternyata tega memutuskan hubungan mereka begitu saja.Namun, setelah
mendengar alasan Ivan yang sudah merasa tidak nyaman lagi dengan dia, Intan
akhirnya menerima keputusan itu dengan hati yang hancur.
Malam harinya, Intan yang
masih stres dengan kenyataan yang menyakitkan itu mendadak jatuh sakit.Tubuhnya
demam dan kadang dia menggigil. Dia berharap Ivan akan menghubunginya dan
bilang kalau mereka tidak jadi putus. Tapi harapan itu, hanya menjadi harapan
semata, karena tak satu pun SMS dari Ivan yang masuk ke hp-nya.
Sudah hampir seminggu Intan
sakit, hingga akhirnya dia harus di rawat di rumah sakit.Tapi kondisinya belum
juga membaik.Maag yang selama ini di deritanya ternyata sudah sangat parah
hingga menimbulkan pendarahan.Dokter pun mengatakan kalau salah satu faktor
yang menyebabkan penyakit Intan semakin parah adalah stres yang dialaminya
hingga membuat kondisi tubuhnya menurun.
Dini, sahabat Intan yang
paling mengerti keadaan Intan hanya bisa menatap iba tubuh sahabatnya yang
sekarang terkulai lemah diatas tempat tidur.Wajahnya pucat dan tubuhnya semakin
kurus.Dini sangat mengerti perasaan Intan yang merasa sangat kehilangan Ivan
kekasihnya. Kadang samar-samar dia mendengar Intan menyebut nama Ivan dalam
tidurnya, dan hal itu membuat Dini menangis, tak sanggup melihat penderitaan
yang di rasakan oleh sahabatnya itu. Dini hanya bisa diam mendengar jawaban
sahabatnya itu.Rasa kagum dan sedih bercampur di hatinya. Kagum akan ketegaran
sahabatnya itu, tapi sedih melihat penderitaan yang harus dialami Intan. Dini
tahu di saat sakit seperti itu, pasti Intan ingin Ivan ada bersamanya, dan
nggak meninggalkannya seperti ini.
Hampir tiga minggu Intan di
rawat di rumah sakit, dan selama itu juga Dini selalu memperhatikan
perkembangan kesehatan sahabatnya itu.Setiap kali Intan merasa sakit di
tubuhnya ataupun tubuhnya demam, Intan selalu mendengarkan sebuah lagu ciptaan
Ivan, mantan kekasihnya.Dan seperti mukjizat, keadaan Intan perlahan membaik
setelah mendengar lagu itu.Dini akhirnya mengerti kerinduan Intan pada Ivan
sangatlah besar hingga menyiksa seluruh tubuhnya bukan hanya hatinya.
Hingga suatu hari, tanpa
sepengetahuan Intan, Dini menelpon Ivan yang ada di luar kota. Dia menceritakan
keadaan Intan pada cowok itu, dan dia juga meminta Ivan untuk datang menemui
Intan.Tapi, Ivan masih belum juga mau menemui Intan.
“Aku mohon sama kamu, Intan butuh kamu.Tolong datanglah ke Jakarta dan temui
Intan walaupun hanya sebentar” ucap Dini.
“Aku belum bisa menemui dia, lagipula kehadiranku malah bisa membuat dia
semakin sakit” jawab Ivan.
“Satu kali saja, tolong temui dia. Mungkin dengan bertemu denganmu dia bisa
sembuh.Atau kamu akan menyesal” paksa Dini.
“Apa maksud kamu?Memang penyakitnya itu parah?”
“Datang dan lihatlah sendiri keadaan Intan sekarang.Sebelum kamu menyesal untuk
selamanya” ucap Dini sebelum mengakhiri teleponnya.
Beberapa
hari setelah telepon itu, Ivan mengabari Dini kalau dia akan ke Jakarta untuk
menemui Intan. Dini yang mendapat kabar menggembirakan itu langsung menemui
Intan.Tapi sayangnya Intan sedang tidur saat itu.Dini hanya bisa menunggu,
sampai Ivan tiba di Jakarta dua hari lagi.
Hari itu akhirnya tiba
juga.Ivan, orang yang selama ini di tunggu kedatangannya oleh Intan dan Dini
akhirnya datang.Dia meminta Dini mengantarkannya ke rumah sakit.Sesampainya di
rumah sakit, Ivan terdiam melihat keadaan Intan yang ada di kamar rawat
itu.Sosok yang selama ini tidak pernah di jumpainya, kini dilihatnya dengan kondisi
yang memprihatinkan.Selang infus terpasang di tangannya, matanya terpejam, tapi
di kedua telinganya terpasang headset agar Intan bisa selalu mendengarkan lagu
musik yang bisa menenangkan.Ivan
terkejut ketika mendengar lagu itu, lagu yang pernah dia ciptakan untuk Intan
dulu.Dia tidak menyangka gadis itu masih menyimpan rekaman lagu itu.Kedua
matanya menatap wajah Intan yang tertidur. , Intan bangun dari tidurnya. Dan
dia terkejut ketika ada seorang cowok duduk di sampinya sambil memegang
tangannya.
Pertemuan
antara Intan dan Ivan terus berlangsung selama seminggu, dan selama itu keadaan
Intan berangsur membaik.Suatu hari, Intan ingin pergi ke pantai bersama Ivan,
dia ingin melihat sunset bersama orang yang di cintainya.Walaupun awalnya
dokter, orang tua Intan, dan Ivan tidak setuju, tapi demi kesembuhan Intan,
akhirnya mereka menyetujui permintaan Intan itu.Dan pergilah mereka berdua ke
pantai untuk melihat sunset.
Di pantai itu, Ivan
menyanyikan lagu yang baru di buatnya untuk Intan.Lagu yang liriknya adalah
ciptaan Intan, dulu dia pernah meminta Ivan untuk menciptakan lagu dari lirik
yang dibuatnya. Dan kini lagu itu telah selesai dan Ivan menyanyikannya secara
langsung untuk Intan..
Keadaan yang sangat romantis itu membuat Intan bahagia.Berkali-kali dia
tersenyum dan tertawa saat bersama Ivan. Kebahagiaan yang entah akan bertahan
sampai kapan. Air mata kabahagiaan membasahi pipi Intan.Setelah itu mereka
kembali ke rumah sakit karena Intan masih harus dirawat.
Sebuah
kabar mengejutkan membuat Ivan dan Dini datang ke rumah sakit lebih pagi dari
biasanya.Keadaan Intan yang belakangan ini mulai membaik, tiba-tiba drop.Semua
dokter dan perawat sibuk mengatasi keadaan itu. Sedangkan Ivan, Dini dan
keluarga Intan hanya bisa menunggu dan berdoa dari luar ruang ICU.
Setelah beberapa lama
menunggu, akhirnya dokter membolehkan mereka untuk masuk ruangan itu dan
melihat kondisi Intan yang sudah sadar.Wajah gadis itu semakin pucat dan
tubuhnya dingin.Tapi dia masih tersenyum saat melihat keluarga dan dua orang yang
berharga baginya itu masuk ke kamarnya.
Akhirnya Ivan menyanyikan
lagu yang ingin di dengar Intan itu.Tangannya menggenggam tangan Intan yang
dingin, Intan juga menggenggamnya dengan erat seperti tak mau lepas
lagi.Perlahan matanya terpejam dan akhirnya dia tertidur.Tapi bukan tidur
biasa, karena monitor yang menunjukkan gerakan jantung Intan perlahan berhenti,
hingga akhirnya sebuah garis muncul di monitor itu. Dan tak ada lagi pergerakan
grafik detak jantung Intan. Ivan yang dari tadi menggenggam tangan Intan merasa
tangan Intan perlahan melepas genggamannya.
Mereka terus memanggil Intan,
tapi dia tidak juga membuka matanya.Dokter juga sudah mengatakan kalau Intan
telah pergi untuk selamanya.Air mata seperti tak bisa berhenti mengalir dari
mata keluarga, Dini dan Ivan. Mereka tidak menyangka, Intan yang mereka kira
akan segera sembuh ternyata meninggalkan mereka secepat itu.
Begitu juga Ivan, dia tidak
mengira kalau lagu yang dia nyanyikan itu adalah lagu terakhir untuk
Intan.Sebelum wajah Intan di tutupi kain putih, Ivan mencium kening gadis yang
pernah di cintainya itu dengan lembut.
“Selamat jalan, sayang.Maafkan aku yang telah membuatmu seperti ini.Semoga kau
tenang disana.”
~ ~ ~ - ~ ~ ~
Kembali Ke Masa Putih Abu-Abuku. Sekarang aku sudah berada dikelas
12.Semakin lama kelasku semakin menjadi kelas yang kompak. Begitu juga kata
kelas lain. Bahwa kelas 12 IPA 1 adalah kelas yang kompak.Kami sering keluar
untuk sekedar mengobrol, mengerjakan tugas, dan berolah raga.Kita semua selalu
menyempatkan sedikit waktu itu.Karena ini kelas terakhir di masa putih abu-abu,
jadi kita tak mau kehilangan moment-moment berharga walaupun kita sedang
sibuk-sibuknya.Namun sayangnya dikelas 12 ini aku masih
belum bisa melupakan sepenuhnya sosok Nata.Mungkin karena setiap harinya aku
masih bertemu dengannya. Dan sedihnya lagi Nata sekarang sudah berpacaran
dengan Ita. Aku sering sekali melihat merekam berudua kekantin bersama.Aku juga
sering berpapasan dengan mereka berudua.Sakit?Iya.Perasaan dikhianati oleh
sahabat sendiri muncul ketika melihat mereka berudua. Tapi Ita masih terus
berusaah untuk menyambungkan persahabatan kita kembali. Tapi sayangnya, hatiku
sudah tertutup untuk Ita. Masih sama seperti dulu-dulu, aku lebih membenci Ita
daripada Nata. Rasa sayangku lebih besar daripada rasa benciku.Aku selalu
disalahkan karena hal ini.Teman-temanku selalu bilang bahwa seharusnya disini
yang haru aku benci adalah Nata, karena Nata yang bersalah disini.Teman-temanku
ada benarnya juga.Tapi gimana? Perasaanku tidak bisa dibohongi . Aku juga sudah
di cap sebagai miss gagal move on. Setiap bully yang diarahkan kepadaku pasti
ada kaitannya dengan Nata dan juga pengkhianatan Ita. Tapi aku sudah terbiasa
dengan semua itu.Jadi aku sudah kebal dengan semuanya.
Sekarang
hubunganku dengan Nata dan Ita mungkin memang jauh membaik. Apa aku sudah move
on? Belum. Tapi akan berusaha sudah. Aku tidak memaksakan diriku sendiri untuk
move on karena itu sangat menyiksa. Aku mengikutinya bagaikan air yang mengalir
saja.Aku juga lebih berani menyapa Nata sekarang.Bahkan jika Nata mengacuhkan
sapaanku aku sudah biasa dan tidak sakit hati.Karena mungkin memang sudah
banyak hal menyakitkan yang Nata timbulkan, jadi aku sudah terbiasa dengan
sikap dinginnya.Aku juga sudah bisa menggoda Nata. Aku tidak peduli Nata
menganggapku aneh atau apa. Yang jelas aku sudah biasa saja dengan semua ini.
Aku juga sudah mulai membalas senyuman Ita, ya maupun melihatnya saja masih
membuatku sakit tapi aku berusaha keras untuk tidak membuat sakit diriku
sendiri. Toh sekarang Nata dan Ita bahagia-bahagia saja meski mereka tau bahwa
aku tidak bahagia. Mereka aja bahagia tanpa aku, aku juga harus bahagia tanpa
mereka, begitulah pikirku untuk menyemangati diriku sendiri.
Aku
mulai mebiasakan diriku menyapa Nata duluan.Kenapa?Karena dulu sempat Nata
membahas bahwa aku tak pernah menyapanya duluan, selalu dia yang
duluan.Bukankah memang sepantasnya begitu?Lalki-laki duluan?Ya, dulu begitu
pikirku.Tapi setelah dipikir-pikir mungkin aku memang keterlaluan.Mungkin benar
adanya kalau aku tidak pernah duluan menyapanya.Mungkin memang aku yang terlalu
gengsi.Aku mengakui itu semua.Tapi dengan perlakuanku yang seperti ini.Nata
masih belum mau menyapa aku duluan, kalau kita bertemu jika aku tak menyapanya,
dia pun juga tidak menyapa.Entah mengapa, sampai sekarang aku juga tak tahu
alasannya.Kurangkah pengorbananku?Kurang aku nurunin gengsiku? Ah nggak masalah
yang penting aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki hubunganku
dengannya. Aku juga pernah manyapanya dan memasang wajah seusil mungkin, dan
apa responnya? Kalian tahu? Awalnya dia tidak ingin tersenyum dan dia akan
memasang wajah sok coolnya yang menakutkan. Tapi ternyata dia tersenyum,
menurutku senyumnya senyum-senyum salah tingkah dan senyum jijik setelah
melihat cara aku menyapa dia. Siapa yang peduli? Aku tidak peduli dengan apa
yang dipikirkannya sekarang. Aku hanya ingin berbuat sesuai hatiku.
Waktu
terus berjalan dengan cepatnya.Aku menikmati masa-masa ini.Masa-masa terakhir
dikelas 12, masa-masa masih bisa melihat Nata, masa dimana aku masih menyimpan
perasaan kepada Nata.Aku menikmatinya.Disaat aku bisa menikmati ini semua,
rasanya lebih indah dan lebih gampang untuk dijalaninya.Aku juga percaya Tuhan
punya rencana yang lebih indah dibalik kesedihanku ini. Namun memang benar,
sekarang ini aku masih belum bisa membuka hati untuk siapa-siapa, berbeda
dengan Nata yang sudah sempat mendapatkan cewek setelah putus dengan Ita. Tapi
akhirnya Nata kembali lagi dengan Ita. Memang benar adanya cowok sangat mudah
melupakan daripada cewek.Tapi aku sudah tak ambil pusing dengan Nata.Yang jelas
aku ingin menikmati masa-masa terakhir di SMA ku ini.
Tak
terasa sekarang sudah mendekati ujian-ujian. Dan sebentar lagi kami semua para
anak kelas 12 akan lulus. Aku juga berharap semoga cepat lulus.Aku ingin bebas
dari bayang-bayang Nata.Teman-teman seangkatanku sekarang juga lebih kompak
lagi.Kita biasa menyebut angkatan kita dengan sebutan pejuang 2k15.Aku senang
dan bangga bisa bersekolah disekolahku ini.Punya teman-teman yang asik, sahabat
yang baik, ya maupun ada sahabat yang kurang baik. Eh bukan sahabat lagi,
sekarang kita hanya teman. Aku tak mau menganggapnya sahabat lagi, karena yang
namanya sahabat bukan seperti itu. Bisa bertemu guru mulai dari yang killer,
baik, lucu, punya gaya masing-masing. Ada perasaan sedih juga bahagia ketika
aku berpikir bahwa aku akan lulus. Sedih karena kehilangan teman-temanku, akan
meninggalkan sekolah yang penuh kenangan ini, dan katanya kita juga akan
merindukan masa-masa putih abu-abu ini. Senang karena aku bisa terbebas dari
teman-teman yang memuakkan dan tentunya terbebas dari Nata.
Kami
pun para kelas 12 mulai sibuk memepersiapkan segala macam ujian praktik dan
sebagainya. Mulai memilih universitas dan jurusan mana yang akan kita pilih.
Mulai membuat rencana-rencana kedepannya.Belajar dengan giat. Dan kami juga
mengalami stress yang cukup dikelas 12 ini hehe.
Hari
yang mendebarkan pun tiba. Pengumuman kelulusanpun akan segera diumumkan.
Sungguh aku dan yang lainnya sama-sama merasakan dag dig dug yang luar biasa.
Dan pengumumanpun keluar, para pejuang 2k15 LULUS 100%.Sontak kami semua
menangis bahagia dengan pengumuman ini.
Masa
putih abu-abuku pun berakhir.Di masa ini meninggalkan banyak sekali
kenangan.Mulai dari yang bahagia hingga sangat bahagia dan sedih sampai sangat
sedih aku rasakan di masa putih abu-abuku ini. Masa yang tak akan pernah aku
lupakan dan masa yang akan selalu aku kenang. Masa putih abu-abuku.